expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Caught #2 - Kesalahan Terbesar Shikamaru



Shikamaru menikmati harinya yang begitu santai, berbaring di atas sebuah bangunan tua dan menatap awan. Timnya tidak mendapatkan misi apapun hari ini.
Akhir-akhir ini, semua yang Shikamaru lakukan hanyalah bekerja, makan, nyaris tidak tidur dan lebih banyak mengerjakan misi, tapi hari ini adalah hari liburnya dan ia akan mengisinya dengan bersantai.
"Ini hari yang begitu sempurna. Tidak ada misi. Tidak ada hujan. Dan yang lebih penting. Tidak ada Ino." Shikamaru menghela nafas dengan puas sebelum menutup matanya sejenak untuk menikmati saat-saat damai itu.
"Shikamaru!"
Terdengar suara seorang gadis berteriak. Shikamaru membuka matanya ketika ia mendengar namanya di panggil, kemudian mendengar pintu yang mengarah ke atap gedung itu terbuka. Shikamaru menoleh dan melihat rekan satu timnya yang berambut pirang berlari ke arahnya.
'Pengacau kedamaian dan ketenangan.' pikir Shikamaru, kemudian mengubah posisinya menjadi duduk dan memelototi gadis itu.
"Shikamaru!" Ino berteriak lagi, meletakkan tangannya di pinggang.
"Aku sudah mendengarmu saat pertama kali kau meneriakkan namaku, Ino. Apa yang kau inginkan? Sungguh merepotkan, kau merusak mood-ku." ucap Shikamaru lalu menghela nafas frustasi.
"Mood... seperti apa?" tanya Ino dengan pelan sambil memalingkan wajahnya untuk menyembunyikan rona merah yang sekarang terbentuk di pipinya.
"Mood untuk bersantai! Duh! Kau pikir apa yang aku bicarakan?" Shikamaru memandangi gadis itu dengan salah satu alisnya terangkat.
Ino menggelengkan kepalanya frustrasi dan memelototi rekan satu timnya itu. "Bukan apa-apa! Aku ingin kau ikut denganku untuk makan malam, malam ini." Ino mulai merengek sementara ekspresi Shikamaru sangat priceless.
"Kau ingin aku melakukan APA denganmu?" Shikamaru ingin memastikan bahwa ia mendengar dengan benar. Mungkin dengan semua misi yang mengharuskan ia bersama Ino ketika gadis itu mulai berteriak pada Chouji telah membuatnya menjadi sedikit tuli.
"Aku ingin kau ikut denganku untuk makan malam." ulang Ino.
"Benarkah?" tanya Shikamaru dengan nada sarkastis, sementara Ino tampaknya tak menyadari itu.
"Ya, mau atau tidak?" tanya Ino.
"Hm, biarkan aku memikirkannya... um tidak." jawab Shikamaru.
"Kenapa tidak?" Ino mulai merengek lagi, membuat Shikamaru sakit kepala.
"Karena terlalu merepotkan." ucap Shikamaru.
"Ayolah! Semua orang akan ada di sana termasuk Sasuke!" Ino memohon pada pemuda berambut nanas itu.
"Dan aku harus peduli?" tanya Shikamaru.
"Karena sudah satu minggu sejak Naruto dan Forehead membawa kembali Sasuke dan dua rekan satu timnya, tapi dua rekan satu tim Sasuke memutuskan pergi beberapa hari kemudian dan aku belum menghabiskan waktu bersamanya! Kemudian dia sibuk berlatih, makan ramen dengan Naruto atau kadang sama sekali tidak muncul." Ino mengerutkan kening.
"Dan aku harus peduli?" tanya Shikamaru lagi.
"Oke, bagaimana dengan ini, jika kau mau pergi makan malam dengan kami semua malam ini, aku akan meyakinkan Tsunade untuk mencari orang lain untuk menggantikanmu dalam misi besok karena itu hanya misi tingkat C. Dan aku tidak akan berbicara denganmu selama seminggu penuh kecuali itu penting." tawar Ino.
"..."
"Shikamaru?" tanya Ino pada Shikamaru yang terdiam sejenak, terlalu sibuk berpikir.
"Diterima. Jam berapa aku harus ada di sana?" tanya Shikamaru, sementara Ino berjingkrak senang dengan keputusannya.
***
Malam harinya, Shikamaru bertemu dengan Ino dan Chouji di luar restoran. Ketika mereka berjalan masuk, mereka segera melihat Naruto duduk di tepi sisi meja, sementara Sasuke duduk tepat di seberangnya dan Sakura duduk di sebelah Sasuke. Shikamaru mengambil tempat duduk di sebelah Sakura dan Chouji duduk di sebelah Naruto, sementara Ino berjalan mendekati Sakura dan menepuk pundaknya.
"Kau ada di kursiku, Forehead!" Ino mendesis, tapi tidak terlalu keras hingga membuat pelanggan lain mengalihkan perhatian mereka ke para ninja itu.
"Apa namamu ada di kursi ini Ino-pig?" Sakura menyeringai pada si pirang itu.
"Well, tidak... tapi-"
"Kalau begitu, ini bukan tempat dudukmu sekarang, kan?" Sakura mengangkat alisnya pada gadis yang membuatnya semakin kesal itu.
"Ino, kau bisa duduk di sebelahku." Chouji menawarkan.
Ino melempar satu tatapan tajam ke arah Sakura lalu berbalik dan duduk di samping rekan satu timnya yang lain.
Hinata, Kiba, dan Shino tiba tak lama setelah itu dan semua orang mulai memesan minuman sambil menunggu tim terakhir tiba.
"Kudengar mereka punya ramen terbaik." Naruto menyengir lebar.
"Yeah, kudengar mereka punya barbekyu terbaik." Chouji berkomentar.
Shikamaru menghela nafas dan meletakkan siku kirinya di atas meja dan meletakkan kepalanya di tangannya. Ia tiba-tiba merasa Sakura tersentak di sisi kanannya, ia menatap gadis itu dengan ekspresi bingung di wajahnya.
"Kau baik-baik saja, Sakura?" tanya Shikamaru pada gadis itu, sementara semua orang tenggelam dalam percakapan mereka sendiri.
Sakura menoleh pada Shikamaru dan tersenyum. "Ya, kupikir Naruto menendang kakiku, itu saja dan itu membuatku terkejut." ucap Sakura kemudian melihat ke arah Sasuke.
Shikamaru juga melihat ke arah Sasuke, ia melihat Sasuke menatap Sakura dengan seringai di wajahnya. Shikamaru kemudian kembali untuk fokus pada gelasnya tapi tidak bisa untuk tidak memikirkan mengapa Sakura berbohong padanya tentang hal-hal yang begitu sederhana? Shikamaru jenius dan tahu kapan seseorang berbohong dari wajahnya.
"Jadi Sakura-chan, apa yang kau inginkan untuk makan malam ini?" tanya Naruto pada Sakura yang mana segera menoleh dan menatap si kuning itu.
"A-Aku sedang menginginkan UDANG!" Sakura memekik di bagian terakhir, membuat semua teman-temannya memandangi gadis berambut merah muda itu dan bertanya-tanya ada apa dengannya.
"Um... yeah aku dengar udang disini luar biasa, kurasa aku ingin mencicipinya juga." komentar Kiba, lalu semua orang kembali tenggelam ke percakapan mereka.
Shikamaru melirik ke arah Sakura yang tampak seperti sedang menahan sesuatu ketika gadis itu berusaha mempertahankan pandangannya pada menu, sementara Sasuke masih menatap gadis itu dengan seringai terpampang di wajahnya.
"Sakura, apa kau yakin kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat sedikit merah." Shikamaru berbisik pada Sakura, tapi gadis itu mengangguk.
"Aku b-baik-baik saja, aku hanya sedikit merasa panas di sini, itu saja." jawab Sakura dan tersenyum pada Shikamaru.
Shikamaru tahu sesuatu sedang terjadi. Ia mencondongkan tubuhnya ke depan, ke meja, dan kaget melihat tangan kanan Sasuke ada di bawah meja.
'Apa apaan itu?' pikir Shikamaru ketika ia mengalihkan pandangannya ke tempat lain, tapi kemudian ia mendengar suara logam membentur lantai, ia menoleh ke arah Sasuke yang merupakan sumber suara itu.
"Garpuku jatuh." ucap Sasuke singkat, karena Shikamaru bukan satu-satunya yang mendengar suara itu.
"Apa kau ingin aku meminta pelayan membawakan garpu lain?" tanya Sakura pada Sasuke, tapi pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"Aku akan mengambilnya." ucap Sasuke lalu membungkuk, bagian atas tubuhnya berada di bawah meja. Tepat pada saat itu, Neji, Lee dan Tenten berjalan mendekati meja.
"Senang kalian bisa datang." sambut Shino pada kelompok itu.
"Maaf kami terlambat, Lee dan Gai masih harus melakukan sesuatu bersama." Tenten memutar matanya saat ia duduk, dan Neji mengikutinya duduk juga.
"Ya, aku akan menceritakan pada kalian kisah muda yang Gai-sensei katakan padaku sebelumnya." seru Lee, ia kemudian memulai pidatonya, tapi tiba-tiba Sakura membuat ledakan.
"OH!" Sakura memekik, membuat seisi meja menoleh ke arahnya sekali lagi. "M-Maksudku, oh! Kurasa aku pernah mendengar cerita itu sebelumnya." ucap Sakura sambil tersenyum sopan.
Shikamaru menyipitkan mata dan menyadari bahwa Sasuke belum kembali dari bawah meja. Ia penasaran, jadi ia menelungkupkan kepalanya di atas meja sejenak, berpura-pura sedang mencoba tidur, tapi matanya melebar ketika ia mendengar suara jilatan dari bawah meja dan mengangkat kepalanya dengan cepat.
'Oh tidak! Aku setuju untuk ikut makan malam tapi bukan untuk ini!' pikir Shikamaru, ia berdiri dari meja dan membuat seisi meja menatapnya.
"Kau pikir kau mau kemana, Shika?" tanya Ino dengan nada suara mematikan, yang Shikamaru dan Chouji takuti.
Shikamaru tahu ia tidak punya pilihan selain duduk kembali di kursinya. "Aku hanya melakukan peregangan badan, itu saja." gumam Shikamaru, kemudian ia menyadari bahwa tampaknya tak ada yang sadar bahwa Sasuke belum kembali dari bawah meja.
Tiba-tiba terdengar suara Sakura yang terengah-engah. Shikamaru mendelik ke arah Sakura dan melihat bahwa gadis itu sekarang terengah-engah dan sedikit gemetar.
"Ada apa denganmu, Forehead?" tanya Ino pada gadis berambut merah muda itu.
"K-Kurasa aku sakit. Ya, itu saja. Aku tidak merasa sehat sepanjang hari ini." ucap Sakura, dan tepat saat itu Uchiha Sasuke muncul kembali dari bawah meja.
"Ketemu." gumam Sasuke, mengangkat garpunya dan meletakkannya di atas meja.
Shikamaru menatap Sasuke ketika pemuda itu mengangkat tangan kirinya dan mulai menjilati jari-jarinya seraya menatap Sakura yang wajahnya mulai memerah sekali lagi.
"Um... Teme? Kenapa kau menjilati jarimu?" tanya Naruto, sementara Shikamaru ingin rasanya berteriak memberitahu apa yang baru saja dilakukan rekan satu tim si kuning itu, tapi ia cukup pintar untuk tetap diam. Ia tahu jika ia membicarakan itu, mereka hanya akan menyangkalnya dan Ino akan mengomel padanya selama sisa malam itu.
"Hn. Ada sebungkus saos tomat yang belum dibuka di bawah meja yang kutemukan saat mencari garpuku dan aku tidak bisa menahan diri. Aku sangat menyukai tomat, kau tahu." Sasuke menyeringai.
"Oh, beruntung kau, Teme! Kuharap aku bisa menemukan makanan di bawah meja juga." Naruto mulai merengek.
"Ya, aku juga!" Chouji setuju.
"Yeah, kau selalu bisa menemukan sesuatu untuk dimakan saat berada di bawah meja." Sasuke menyeringai pada orang-orang di depannya, sementara Shikamaru memutar matanya dan menghela nafas. Yang lebih menyebalkan bagi Shikamaru adalah kenyataan bahwa pelayan bahkan belum datang untuk mengantar pesanan mereka.
***
Keesokan paginya, Shikamaru bergabung dengan Asuma, Ino dan Chouji dalam perjalanan menuju misi berikutnya. Tsunade menolak permintaan Ino, mengklaim bahwa tidak ada waktu untuk mencari orang lain untuk menggantikan Shikamaru dalam misi hari ini, yang Shikamaru tahu bahwa itu hanyalah omong kosong. Tsunade hanya ingin mabuk dan tidak ingin diganggu.
Mereka berjalan di jalan setapak ketika Shikamaru merasakan kehadiran seseorang di sampingnya, ia menoleh dan menemukan Ino.
"Apa, Ino?" Shikamaru mengangkat alisnya ke arah gadis itu, gadis itu menoleh dan tersenyum.
"Hei, aku bertanya-tanya, apa menurutmu Sasuke akan menyukaiku dengan pakaian yang sama yang biasanya kupakai atau menurutmu aku harus mengubah penampilanku?" tanya Ino, sementara Shikamaru menepuk keningnya sendiri.
"Ino, aku setuju pergi ke makan malam bodoh tadi malam denganmu dan mengalami waktu yang mengerikan. Kau juga tidak bisa membuatku bebas dari misi ini dan kau juga mengatakan bahwa kau tidak akan berbicara denganku kecuali itu penting." Shikamaru menggeram.
"Well, ini penting." jawab Ino dengan senyum di wajahnya.
"Jelaskan padaku kenapa percakapan ini penting?" Shikamaru hampir kehilangan kontrol emosinya.
"Well, karena semua yang ada hubungannya dengan Sasuke itu penting! Dan kupikir kau yang terpintar dalam kelompok kita!" Ino memutar matanya.
Shikamaru menepuk keningnya sekali lagi. Kesalahan terbesar Shikamaru adalah mengatakan 'ya' pada Ino.
***
To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)