Chapter 12 - Tanpamu
Pesawat mendarat dengan sangat halus hingga Sakura hampir tidak memperhatikan. Ia menarik earphone dari telinganya, menutup laptopnya, dan mulai membereskan barang-barangnya. Ini penerbangan yang panjang, tapi setidaknya ia sudah ada di sini. Dan yang lebih penting, jauh dari sana.
Ia menyadari bahwa di sana, di Sapporo, acara itu telah selesai.
Dia sudah menikah sekarang.
Sasuke adalah... suami Miyuki.
Sungguh menyakitkan bagi Sakura untuk memikirkan kata terakhir itu. Ada finalitas di dalamnya. Meskipun ia tahu setelah Sasuke mengabaikan panggilan dan pesan teksnya, persahabatan mereka sudah berakhir, tapi mengetahui bahwa pemuda itu sekarang menikah, terikat secara hukum dengan Miyuki, membuat semuanya sangat absolut.
Sakura berada di dekat barisan kursi bagian belakang untuk keluar dari pesawat sehingga ia bergerak perlahan ke depan, pikirannya 2400 mil jauhnya ke arah lain. Sasuke mungkin sekarang setidaknya sedang memutar-mutar istri barunya yang cantik di lantai dansa. Mereka akan saling berseri-seri dan semua orang akan mengomentari betapa cocoknya pasangan muda itu. Dan itu membuat Sakura muak memikirkannya.
Oh well... setidaknya ini sudah berakhir. Aku bisa move on sekarang. Ia mencoba meletakkan pikiran tentang Sasuke di belakang kepalanya, meskipun ia tahu bahwa itu sia-sia.
Jika aku tidak bisa berhenti mencintainya, setidaknya aku bisa melupakannya.
Aku bisa hidup tanpanya.
Ketika Sakura akhirnya keluar dari pesawat, pramugari berkata, "Selamat datang di Kagoshima, kami harap Anda menikmatinya."
Sakura mengangguk dan berpikir, kuharap begitu juga.
***
"Ke mana, Tuan?" Wanita di belakang meja bertanya pada Sasuke.
Ke mana saja kecuali tempat di mana aku berada sekarang.
Sasuke menatap wanita itu, lalu menatap daftar penerbangan mendatang yang dijadwalkan akan berangkat dalam tiga jam ke depan. "Uhh... satu tiket perjalanan ke Cozumel, Meksiko."
Dua puluh menit kemudian, Sasuke duduk di depan gate, menunggu penerbangannya berangkat. Setelah akhirnya meninggalkan gedung apartemen Sakura, ia berkeliling sebentar, mencoba mencari tahu apa yang akan ia lakukan selanjutnya, sebelum akhirnya kembali ke apartemennya sendiri. Meraih tas yang sudah ia kemas untuk bulan madu, ia memutuskan bahwa ia harus keluar sebentar dari sana. Miyuki akan kembali ke apartemen untuk membereskan barang-barang gadis itu dan Sasuke tidak ingin berada di sana ketika gadis itu datang. Dan ia harus pergi dari semua kekacauan buruk yang ia buat ini.
Jadi sekarang ia punya rencana besar. Begitu sampai di Meksiko, ia benar-benar ingin bersantai dan berniat tetap seperti itu selama di sana. Ia terlalu banyak berpikir akhir-akhir ini dan kau tahu apa hasilnya? Mantan tunangan yang patah hati di Hokkaido dan mantan sahabat karibnya yang begitu marah padanya hingga merasa perlu untuk pergi jauh hanya untuk menyingkirkannya.
Ya, persetan dengan berpikir.
***
Sakura telah berada di Kagoshima selama 45 menit sebelum ia memutuskan bahwa kota itu indah. Ia tiba di sana pada cuaca berawan dan sedikit berangin. Perhentian pertamanya adalah menemukan kamar hotel karena barang dan mobilnya tidak akan tiba di Kagoshima dari Sapporo hari itu juga.
Begitu ia masuk ke sebuah hotel, ia memilih yang sedikit mewah dengan pemandangan yang indah, ia mencari toko ponsel dan mengaktifkan kembali ponselnya dengan nomor baru. Begitu berhasil, ia berdiri di tengah trotoar dan menghubungi ibunya. Ibunya itu mengangkat di deringan pertama.
"Hai, Kaasan!"
"Sakura-chan... kau sudah sampai?" Suara ibunya penuh kelegaan.
"Ya, Kaasan. Aku di sini. Aku di Kagoshima."
Kagoshima. Kau harus pergi sejauh itu hanya untuk bebas dari dia? Oh Nak... "Apa semuanya baik-baik saja, Sakura-chan?"
Sakura memandang sekelilingnya ke kota yang indah yang dikelilingi oleh pegunungan dan lautan. "Ya, Kaasan, semuanya baik-baik saja. Aku senang berada di sini. Sekarang aku bisa mulai lagi dari..." Suaranya menghilang. Aku tidak ingin memikirkannya.
Di Hakodate, Mebuki bertanya-tanya pada dirinya sendiri apakah ia harus memberitahu Sakura bahwa Sasuke menelepon lebih awal hari itu. Memutuskan ia tidak ingin membuat putrinya yang patah hati kesakitan lagi, ia menyimpan informasi itu untuk dirinya sendiri.
"Hati-hati di sana, Nak. Dan telepon aku besok. Aku ingin tahu tentang semua yang kau lihat di sana, oke?"
"Oke, Kaasan! Aku akan pergi membeli sesuatu untuk dimakan dan kemudian menghabiskan beberapa jam berikutnya bertindak seperti turis."
Mebuki tertawa, lega melihat sedikit keceriaan yang didengarnya pada suara lelah putrinya. "Hati-hati. Dan aku menyayangimu, Nak."
"Aku juga menyayangimu, Kaasan. Sampai jumpa!"
Dengan mematikan telepon, Sakura memasukkannya ke tas selempangnya. Sambil menarik napas dalam-dalam, ia berjalan menuruni trotoar, bersikeras membuat Uchiha Sasuke tidak lebih dari sebuah kenangan.
***
Sasuke tidur di sebagian waktu penerbangan ke Cozumel. Tetap saja, ia tidak bisa melarikan diri dengan cukup cepat, sepertinya. Otaknya, bahkan ketika tidur, adalah campuran antara Sakura dan Miyuki dan dirinya sendiri dan ada yang menangis dan ia merasa seperti sampah setiap kali ia bangun.
Aku butuh minuman.
Begitu ia mendarat, terjebak di jalur lambat melalui Bea Cukai, dan akhirnya berjalan melewati bandara ke taksi yang menunggu, ia merasa sedikit lebih baik. Ia berada ribuan mil jauhnya dari masalahnya dan itu membuatnya percaya bahwa ia bisa bernapas lagi, bahkan hanya untuk beberapa menit. Ia yakin bahwa sekarang, Miyuki mungkin menghancurkan apartemennya sambil mengeluarkan barang-barangnya, tapi ia tidak peduli. Itu hanya harta. Itu bisa diganti. Dan ia memang pantas mendapatkannya. Ia benar-benar kacau balau. Tapi hell, ia tahu Miyuki akan cepat pulih dan move on. Dalam enam bulan ke depan, gadis itu mungkin akan merencanakan pernikahan sial lainnya dengan bajingan bodoh lainnya yang dijebak olehnya dan bajingan bodoh itu akan berurusan dengan Miyuki seperti dirinya. Setidaknya itu akan menjadi masalah bajingan lain untuk berurusan dengan ibu gadis itu. Ibu sialan gadis itu. Tidak, Miyuki akan baik-baik saja.
Tapi Sakura? Ia tidak tahu bagaimana keadaan Sakura. Dan pemikiran itu membuatnya butuh minum sesegera mungkin.
Ketika taksi berhenti di depan hotel, Sasuke memberikan sejumlah uang pada sopir dan keluar. Melihat sekeliling, ia melihat sebuah toko minuman keras satu blok dari sana.
Lima menit kemudian, ruang kosong di tas ranselnya diisi dengan botol wiski dan dompetnya jauh lebih ringan. Tapi ia tidak peduli. Ia di sini untuk bersantai dan itulah yang akan ia lakukan.
Setelah memesan hotel dengan kamar berukuran cukup kecil, ia duduk di kamarnya, melepaskan sepatunya, dan membuka botol minumnya. Ia menikmati tegukan pertama dari cairan itu saat mengalir di tenggorokannya.
Aku harus berhenti berpikir.
Terima kasih untuk Jack Daniels.
***
Kagoshima seperti yang Sakura bayangkan. Ia duduk di sebuah kafe terbuka, menikmati sandwich kalkunnya ketika ia melihat lalu lintas di dekatnya. Ia merasa sangat lega berada di sini. Ia bisa merasakan udara laut bertiup dari teluk dan menerpa rambutnya. Kagoshima memiliki rasa yang sangat berbeda dari tempat di mana ia pernah berada di Hokkaido atau tempat lain, dalam hal ini. Ia sudah meghampiri setengah lusin galeri seni. Museum tampaknya berlimpah disana. Nuansa budaya kota yang sangat mengagumkan.
Aku bisa tersesat di sini.
Aku benar-benar bisa menghilang di sini.
Dan itulah tepatnya yang ia rencanakan untuk dilakukan.
Sakura sibuk sepanjang sisa hari itu, berbelanja dan merencanakan apa yang akan dilakukan, sampai senja menetap di kota. Karena tubuhnya masih terbiasa dengan zona Waktu Timur, ia tertidur jam 8 malam di Kagoshima. Sampai lampu-lampu padam di kamar hotelnya malam itu, ia masih merasa kuat dan hidup. Tapi begitu kegelapan mereda di sekelilingnya dan diam-diam meresap ke dalam ruangan, keberanian dan sikap intens yang ia kembangkan sejak kedatangannya menyelinap pergi. Berguling ke samping, ia meringkuk seperti bayi dan membiarkan iblis bermata onyx merangkak masuk.
Aku tidak percaya aku harus sejauh ini hanya untuk melarikan diri.
Aku tidak percaya bahwa kita akan sampai pada titik ini.
Bagaimana aku berhenti mencintainya, bahkan setelah apa yang terjadi di antara kami?
Oh, Sasuke...
Ketika air mata mengalir dari pipinya dan meresap ke dalam bantal, ia tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya apakah Sasuke mau repot-repot memikirkannya dalam dua minggu sejak semuanya berubah kacau. Mengusap air matanya, ia tahu bahwa pikiran itu sangatlah konyol.
Dia sedang berbulan madu, idiot. Dengan istrinya. Gadis yang dia inginkan.
Jauh di lubuk hati, ia tahu bahwa ia bahkan tidak sekalipun ada di kepala Sasuke dan tidak untuk waktu yang lama, jelas. Kesadaran bahwa Sasuke sangat berarti baginya hanya membuatnya menangis lebih keras sampai akhirnya ia tertidur.
***
Sasuke tidak pernah tahu bahwa ia punya keinginan untuk marah pada pembuat wiski sebelumnya, tapi pada malam keduanya yang hangat di Cozumel, ia mengumpati nama penyuling Jack Daniels. Bajingan tidak kompeten itu harus menjalankan semacam pelatihan sialan. Minuman ini hanya seperti air. Ia minum selama berjam-jam. Tapi di sana tetap ada mata hijau dan rambut merah muda.
Memelototi botol yang hampir kosong, Sasuke nengumpatinya. "Kau seharusnya membuatku lupa, brengsek," serunya, sebelum menjatuhkan botol ke lantai. Berbaring telentang, ia menatap langit-langit. Mata hijau itu melayang ke benaknya lagi tapi kali ini, mata itu menangis. Dan yang menyebalkan? Ia tidak tahu mata gadis mana yang ia lihat. Apakah itu yang ia lukai pertama atau yang ia lukai terakhir?
***
Ketika truk pindahan akhirnya menyusul Sakura di Kagoshima, ia benar-benar melompat-lompat di tengah jalan. Ia sangat merindukan tempat tidurnya yang nyaman. Ia sudah berada di Kagoshima empat hari dan semakin lelah karena tidak ada barang-barangnya di sana. Ia senang bahwa semuanya tampaknya telah tiba dalam kondisi baik. Ketika mereka mulai memindahkan barang-barangnya dan membawanya ke apartemennya di lantai dasar, fakta bahwa ia benar-benar pindah hampir membuatnya terguncang. Ia merasa seperti turis kemarin. Tapi ketika sofa, meja, dan kotak demi kotak keluar dari truk dan dimasukkan ke apartemennya yang baru, apartemen itu menjadi 100% nyata dan benar-benar bukan bayangan. Tapi alih-alih menghancurkan hatinya lagi, itu membuatnya merasa lebih baik.
Inilah yang kubutuhkan. Ini adalah memori yang harus kubuat.
Inilah awal kehidupan tanpanya.
Ia lelah menangis. Ia lelah karena berharap segalanya berjalan berbeda; berharap bahwa ia tidak mencium Sasuke; bahwa pemuda itu tidak muncul malam itu.
Sudah selesai. Sudah berakhir. Dan ia harus menguburnya di masa lalu untuk selamanya. Kagoshima akan membantunya melakukan itu. Ada kehidupan di sini. Masa depannya ada di sini. Sapporo masa lalu. Kagoshima jelas masa depan.
Begitu ia menetap dan membongkar barang-barangnya, ia akan mulai mencari pekerjaan lain. Dan ia akan mulai lagi, sedikit lebih bijaksana dan jauh lebih siaga daripada sebelumnya. Berdiri di dalam apartemen barunya di kota barunya di awal kehidupan barunya, ia akhirnya merasa masa depannya tampak jauh lebih cerah daripada sebelumnya.
***
Sasuke tidak semuda dulu, itu sudah pasti. Ia tidak meminum alkohol sebanyak yang pernah ia minum. Tapi begitu ia kacau hampir sepanjang waktu. Selama empat hari di sana, satu-satunya tujuan hidupnya adalah minum, makan, tidur, dan minum. Semakin lama ia minum, semakin sedikit mata hijau yang sedih muncul. Selama empat hari, ia hampir bebas dari kesalahan yang ditinggalkannya.
Namun di tengah malam, ketika alkohol mulai berkurang dan ia belum membuka botol baru, ia akan berbaring di tempat tidur dan bertanya-tanya di mana Sakura. Ia akan mengambil ponselnya, menyalakannya cukup lama untuk mencari nama gadis itu di kontaknya, dan menatapnya sebentar sebelum mematikan ponselnya. Lalu, ia berbaring di sana, bertanya-tanya bagaimana mereka bisa keluar jalur. Ia tiba-tiba melihat tubuh gadis itu bermandikan cahaya bulan lagi, begitu jelas hingga hanya beberapa detik, ia pikir ia mungkin bisa menyentuhnya lagi. Mata gadis itu akan memohon, tubuh gadis itu sangat siap untuknya. Dan kemudian gadis itu menghilang... sama seperti yang gadis itu benar-benar lakukan sekarang. Tangannya akan jatuh ke lantai, menemukan botol yang belum dibuka, dan membuat segel dengan cepat. Sebelum gadis yang menjauh darinya dapat muncul kembali, ia akan meminumnya kembali hingga terlupakan.
Hidupnya sangat kacau.
***
Hari keenamnya di Meksiko, Sasuke menerima bahwa ia perlu menghadapi kenyataan. Memaksa dirinya untuk sadar, ia menghubungi ibunya.
"Kaasan?"
"Sasuke!" Mikoto menjerit di telepon. "Di mana kau? Aku samgat khawatir selama berhari-hari."
Sasuke mengerutkan alisnya. Dengan 24 jam tersisa dari pesta mabuk-mabukannya di Meksiko, otaknya sama sekali tidak jernih. Dan teriakan ibunya melakukan hal-hal mengerikan di kepalanya. "Aku di Meksiko, Kaasan."
"Kenapa kau ada di sana? Apa kau diculik oleh mafia Meksiko? Karena tidak ada anakku yang bisa melakukan apa yang kau lakukan tanpa alasan yang kuat."
Ini dia, pikir Sasuke datar.
"Tidak, Kaasan... aku tidak diculik. Aku hanya tidak bisa melakukannya... aku tidak bisa menikah."
"Jelas. Seandainya kau berada di depanku, aku akan menamparmu!" Mikoto berteriak lagi. "Apa kau tahu kekacauan yang harus aku bersihkan setelah kau kabur?"
"Shit, Kaasan, aku minta maaf... Apa itu mengerikan?" Rasa bersalah yang sudah familiar bagi Sasuke langsung menggerogoti perutnya.
Mikoto mendengus di telepon. "Ibunya menyeretku ke dalam ruangan, menuntut untuk tahu mengapa putraku yang 'terkutuk' begitu saja meninggalkan 'princess'nya. Dan Miyuki yang malang hanya menangis tersedu-sedu. Maksudku, dia meraung-raung seperti akan mati. Satu-satunya kata yang bisa kupahami adalah 'Sasuke', 'brengsek', 'Sakura', dan 'pelacur'. Sasuke, apa yang dilakukan Sakura-chan dalam hal ini?"
Bagaimana aku memberitahu ibuku bahwa aku berselingkuh. Dan bagaimana caranya aku memberitahunya bahwa aku berselingkuh dengan Sakura? "Uh... Kaasan... beberapa minggu yang lalu, aku pergi ke tempat Sakura dan... beberapa hal terjadi. Dan aku merasa sangat bersalah dan aku... aku tidak bisa menikahi Miyuki dan shit, omong kosong ini sangat rumit."
Mikoto terdiam, berpikir. "Jadi, apa Sakura-chan bersamamu di Meksiko?" Tolong beritahu aku bahwa kalian berdua akhirnya bersama.
Jantung Sasuke berdegup kencang di dadanya. "Tidak."
Mikoto bisa mendengar kesedihan dalam suara putranya bahkan ketika putranya itu hanya menggumamkan kata tunggal itu.
"Aku tidak tahu di mana dia. Setelah kami... setelah itu terjadi, aku ketakutan dan tidak berbicara dengannya selama beberapa minggu dan... dan dia meninggalkan Sapporo. Dia pergi dan aku tidak tahu di mana dia sekarang." Suara Sasuke hampir pecah saat ia menyelesaikan kalimat itu.
"Sasu," Mikoto menghela napas, "Aku tidak tahu bagaimana kau bisa membuat kekacauan ini. Aku benar-benar tidak mengerti. Kau seharusnya sudah melihat kebenaran tentang Sakura-chan sejak lama."
Sasuke menarik ponsel dari telinganya dan memelototi layarnya. Kebenaran? The Fuck? "Apa, Kaasan? Apa maksudmu?"
"Kau bodoh, Uchiha Sasuke, dan aku kecewa padamu. Kau bertunangan dengan gadis yang bukan Yahudi, versi Sakura-chan yang lebih menyebalkan. Dan kemudian, Sakura-chan harus duduk sebagai temanmu dan melihatmu merencanakan pernikahan dengan orang lain sementara dia mencintaimu sendirian sepanjang waktu. Lalu kau memanfaatkan gadis malang itu dan meninggalkannya begitu saja? Aku kecewa padamu. Sakura-chan adalah sahabatmu."
"Apa? Sakura? Mencintaiku? Kupikir kau salah dengan itu, Kaasan. Dan aku tahu aku telah mengacaukan semuanya... tapi percayalah padaku. Sakura... dia tidak merasa seperti itu tentangku." Apa benar? Sasuke melirik botol minumannya yang terbuka.
"Itu terlihat di wajahnya, Nak, dan jika kau pernah meluangkan waktu untuk memperhatikannya, kau akan melihatnya juga," kata-kata Mikoto lembut, hatinya hancur untuk putranya yang bodoh dan mantan sahabat putranya yang cantik, berbakat, orang Yahudi juga, yang sekarang menghilang.
"Shit," akhirnya Sasuke berhasil berbicara. Sakura mencintaiku? "Jadi, apa yang harus kulakukan sekarang? Aku menghancurkan hidup Miyuki dan Sakura pergi. Dia ada di suatu tempat dan aku bahkan tidak bisa berbicara dengannya." Dan Tuhan, aku ingin berbicara dengannya.
"Itu tugasmu untuk mencari tahu, Nak. Aku akan berada di sini untukmu, tapi aku tidak bisa membereskan semua kekacauanmu. Kegagalan pernikahan sudah cukup kacau untukku. Aku tidak yakin bisa menangani lebih banyak omong kosong darimu. Kau sudah memberiku serangan jantung sejak kau berusia 17 tahun dan meniduri gadis bule. Kupikir kau sudah jauh dari kebodohan ini sekarang, tapi berkat kegagalan dengan Miyuki atau Sakura, aku menyadari bahwa kita berjalan sangat lambat."
Sasuke bisa merasakan berada di gedung ceramah besar-besaran ibunya sekarang. "Dengar, Kaasan, aku minta maaf. Aku tahu aku sangat kacau. Tapi apa kau lebih suka aku menikahi Miyuki, menyembunyikan fakta bahwa Sakura dan aku tidur bersama dua minggu sebelum pernikahan?"
"Tidak, Nak, kau harus berterus terang."
"Aku tahu... tapi kenapa ini sangat menyakitkan saat dia membenciku sekarang?"
"Yang mana, Sasu? Sakura atau Miyuki?"
Sasuke tidak bisa menjawab. Memikirkan Miyuki membuatnya merasa bersalah. Dan Sakura... gadis itu membuatnya merasa sangat menyedihkan.
Sasuke menghela napas. Ia tidak bisa melanjutkan pembicaraan ini. "Oke, Kaasan. Aku akan pergi dari sini sekarang. Aku akan segera pulang..."
"Hati-hati, Nak. Aku, ayahmu, dan kakakmu menyayangimu, terlepas dari kenyataan bahwa kau bodoh."
Terkekeh sedikit di telepon, Sasuke membalas, "Aku juga menyayangi kalian, Kaasan." Dan kemudian ia memutuskan sambungan telepon.
Sambil berbaring di ranjang hotelnya, Sasuke membayangkan Miyuki yang menangis, berteriak bahwa Sakura adalah pelacur. Ia kemudian membayangkan kebencian Sakura yang dalam padanya karena ia benar-benar brengsek. Memutuskan bahwa terlalu dini untuk benar-benar sadar, ia mengambil botol terakhir, yang sudah setengah kosong, dan meminumnya seteguk. Ia tidak akan membiarkan minuman sampah itu sia-sia.
Persetan semuanya.
***
Pig,
Sekarang aku sudah puas, aku bisa memberitahumu: Aku di Kagoshima! Gila, aku tahu! Btw, ini adalah alamat email baruku dan aku akan mengirimimu SMS dengan nomor telepon baruku agar kau bisa menambahkannya ke kontak teleponmu.
Kota ini luar biasa. Aku baru di sini beberapa hari dan baru saja pindah ke apartemen baruku 48 jam yang lalu. Tapi kau tidak akan percaya di sini. Aku selalu mencintai Hokkaido, tentu saja, dan Kagoshima memiliki rasa yang sama dengannya (kehidupan, budaya, kecerdasan, semangat, sejarah, misteri). Mungkin gunung-gunung di kejauhan atau teluk atau bahkan langit, aku tidak bisa menunjukkannya dengan tepat, tapi tetap saja ini ajaib. Dan aku akui, sangat menakutkan karena aku tidak mengenal seorang pun di sini! Aku tidak punya prospek kerja dan hanya begitu banyak uang yang harus dihemat. Tapi aku memilih Kagoshima sebagai tujuanku karena disini sangat indah dengan banyaknya galeri seni. Dan mulai besok, mungkin aku akan mulai mencari pekerjaan. Tujuanku adalah bergabung dengan klinik-klinik kecil, tapi aku juga akan bekerja di galeri seni atau bahkan toko bunga jika aku harus. Ini semua tentang memulai dari awal, mencoba hal-hal baru, dan melangkah keluar dari zona nyaman tempatku menghabiskan sebagian besar hidupku. Mungkin aku akan kembali dan mendapatkan gelar Master? Mungkin aku bahkan akan mengambil jurusan seni. Aku bahkan tidak benar-benar tahu dan walaupun aku biasanya perencana obsesif, aku benar-benar baik-baik saja dengan ketidakpastian hal-hal saat ini. Aku menemukan kenyamanan dalam kenyataan bahwa masa depanku ada di depanku. Segalanya terbuka lebar dan ada kebebasan untuk ditemukan. Jeratan yang dimiliki Sapporo di leherku telah terputus dan aku bebas melakukan apa pun yang kuinginkan dengan siapa pun yang kuinginkan.
Sekarang aku begitu jauh, bisakah aku meminta bantuanmu? Apa kau mau mengecek ibuku untukku? Meninggalkannya adalah bagian tersulit untuk mengucapkan selamat tinggal ke Hokkaido (dan tentu saja meninggalkanmu). Tapi sekarang kau akan bekerja di SMA kita (selamat bekerja, btw! Aku teman yang buruk karena aku seharusnya memberi selamat padamu sebelumnya) dan kau akan di Hakodate untuk selamanya, aku akan senang jika kau datang dan menjenguk ibuku sesekali. Dia akan selalu bilang bahwa semuanya baik-baik saja ketika aku bertanya, jadi jika kau bisa menjaganya, aku akan menghargainya. Aku tahu dia sudah baik-baik saja sejak ayahku meninggal tapi aku akan lega jika akh tahu dia benar-benar baik-baik saja ketika dia bilang padaku bahwa dia baik-baik saja.
Dan kau harus segera datang menemuiku! Aku hampir tidak mengenal kota ini tapi aku tidak sabar menunggumu melihatnya! Kita bisa tersesat bersama.
Aku harus berbelanja. Kulkasku tidak punya bahan makanan dan aku harus menghemat uangku untuk sementara waktu!
Aku akan segera menghubungimu!
All my love,
Sakura.
PS - Jika kau bisa menebak, aku tidak akan menyebutkan, sebut saja dia 'kau-tahu-siapa'. Aku menempatkan dia di belakang pikiranku. Aku harus. Jadi, jika kau mendengar sesuatu tentang dia dan pernikahan kecilnya yang bahagia, jangan beritahu aku. Aku tidak ingin tahu karena aku tidak peduli.
***
Beberapa jam kemudian pada hari terakhir di Meksiko, setelah menghabiskan sisa botol terakhirnya, Sasuke makan banyak dan minum banyak air untuk mencoba menyiram alkohol dari tubuhnya. Ia tahu ia harus menghadapi dunia besok dan ia tidak bisa melakukannya dalam keadaan mabuk, sebanyak gagasan itu menarik baginya. Ia harus kembali ke Sapporo, menyingkirkan apartemennya dari sisa-sisa terakhir hubungannya dengan Miyuki, kembali bekerja, dan mulai menjalani hidupnya lagi... tanpa Sakura di dalamnya.
Ia tidak akan bisa lagi mampir ke apartemen Sakura. Ia tidak bisa menelepon Sakura dan memohon pada gadis itu untuk pergi ke Applebee, meskipun ia tahu betapa gadis itu membencinya. Sakura tidak akan lagi bernyanyi sangat keras saat mereka berkendara bersama. Dan mereka tidak akan pernah jalan-jalan lagi. Sebagai gantinya, gadis itu berada di suatu tempat mencoba untuk melupakan bahwa gadis itu pernah mengenalnya. Ia telah membuang empat tahun persahabatan sejati dan cerita indah mereka karena... Sial, ia tidak punya jawaban.
Ombak yang deras membantu menutupi suara jantungnya yang berdetak kencang saat ia jatuh ke pasir pantai dan duduk. Sambil menarik kakinya ke atas, Sasuke melingkarkan lengannya di atas lutut dan menatap laut. Pasir masuk di jari-jari kakinya, melapisi kaki telanjangnya. Ia tanpa berpikir menggerakkan jari-jari kakinya lebih dalam saat ia menatap ke arah cakrawala yang tak berujung. Pikirannya kembali ke apa yang dikatakan ibunya tentang Sakura yang mencintainya selama percakapan telepon mereka sebelumnya.
"Itu terlihat di wajahnya, Nak, dan jika kau pernah meluangkan waktu untuk memperhatikannya, kau akan melihatnya juga."
Dan Sasuke bisa mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia tidak pernah memperhatikan hal itu. Ia begitu sibuk di perguruan tinggi dan kemudian pekerjaan barunya dan Miyuki sehingga jika hal itu memang ada di sana, ia telah melewatkannya. Tapi yang di katakan ibunya benar-benar masuk akal. Hal itu akan menjelaskan mengapa Sakura mulai menarik diri begitu cepat begitu ia bertunangan. Hal itu akan menjelaskan mengapa ia secara fisik merasa Sakura menjauh dari hidupnya sejak pernikahan semakin dekat. Ia tidak bisa membayangkan perasaan mengerikan yang Sakura rasakan ketika gadis itu berpikir akan kehilangannya saat itu. Ia mendengus memikirkan hal itu. Itu tidak seberapa dibandingkan dengan sekarang. Jika Sakura mencintainya, itu akhirnya membantunya memahami mengapa gadis itu menciumnya malam itu karena semua sudah terlalu jauh dan semuanya telah berubah. Dan sementara ia tidak menganggapnya sebagai cinta malam itu, seandainya ia memperhatikan, ia pasti melihat keinginan, kebutuhan, dan keinginan untuknya di mata hijau Sakura.
Fuck. Jadi dia mencintaiku... dan itu sebabnya dia lari. Pikiran bahwa Sakura tidak ingin melihatnya lagi, bahwa gadis itu harus meninggalkan seluruh hidupnya hanya untuk menjauh darinya dan rasa sakit yang disebabkannya, terbakar jauh di dalam dirinya. Apakah ia telah menghancurkan hati Sakura? Ia tidak bermaksud menyakitinya. Tidak. Tidak pernah.
Dan kemudian Sasuke bertanya-tanya, apa yang ia rasakan untuk Sakura? Ia jelas-jelas tertarik pada Sakura karena keinginan dan kebutuhan kuat yang ia miliki untuk Sakura malam itu sangat nyata. Dan ia benar-benar ketakutan ketika ia tahu bahwa Sakura sudah pergi hingga ia membatalkan seluruh pernikahannya. Dan ketika ia duduk di pantai di Meksiko, Sakura adalah yang paling ia pikirkan, bukan Miyuki. Kehilangan Miyuki sama sekali tidak mengganggunya. Dan apa-apaan ini? Kehilangan Sakura... kehilangan Sakura tidak dapat didefinisikan. Jadi apa? Apakah Sakura penting baginya? Ya. Apakah ia merindukan Sakura? Ia merasa seperti tercekik ketika memikirkannya. Apakah ia membutuhkan Sakura dalam hidupnya? Tidak perlu ditanya.
Aku harus berbicara dengannya.
Menutup matanya, Sasuke mengangkat wajahnya ke arah sinar matahari terakhir saat itu yang mulai tenggelam ke cakrawala. Hanya sekarang, ketika ombak menghantam sepanjang pantai di Meksiko, ribuan mil jauhnya dari masalahnya, ia akhirnya bisa menerima detak yang menyengat di dadanya yang diperoleh dari nama Sakura. Sebelum ia melihat Sakura lagi, rasa sakit ini akan menjadi teman tetapnya. Dan ia tahu, tanpa keraguan, bahwa ia pantas mendapatkan ini atas apa yang ia lakukan.
Sakura, maafkan aku. Aku akan menemukanmu. Kau tidak bisa lari dari ini... dariku.
Berdiri, ia melirik laut untuk terakhir kalinya sebelum berbalik dan berjalan kembali ke hotelnya. Sudah waktunya untuk pulang, menyelesaikan masalahnya, dan menemukan Sakura sebelum ia kehilangan gadis itu selamanya.
***
To be continued
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan :)