Konohamaru dan Hanabi mulai menuju ke rumah Sakura. Konohamaru akan mengatakan pada Sakura tentang perasaannya. Ia mulai merasa gugup dan tidak yakin akan dirinya. Ia tidak tahu apakah ia bisa melakukan ini. Mungkinkah ia benar-benar bisa menyampaikan dengan benar bagaimana perasaannya?
"A-Ayo kita kembali saja..." Konohamaru mulai berbicara, tatapannya jatuh ke bawah. Ia berhenti berjalan dan Hanabi memandangnya. Gadis itu memiringkan kepalanya sedikit ketika Konohamaru mulai berbicara lagi. "Maksudku, dia mungkin saja sudah tidur..."
Hanabi tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya. Tidak mungkin ia akan membiarkan Konohamaru mundur tanpa mencoba. Ditambah lagi, ia tidak ingin semua latihan yang mereka lakukan sia-sia.
"Ini baru jam tujuh," ucap Hanabi sambil tersenyum. "Kau akan baik-baik saja, Konohamaru, aku tahu kau bisa melakukannya."
Konohamaru menghela napas dan menatap gadis di depannya itu. 'Hanabi bersamaku, jadi aku pasti baik-baik saja, kan?' pikir Konohamaru. "Terima kasih, Hanabi," ucap Konohamaru sambil tersenyum, "Untuk semua bantuannya."
Hanabi tersenyum dan mengangguk. Ia menarik tangan Konohamaru dan mulai berjalan lagi menuju rumah Sakura. Ia tidak akan membiarkan Konohamaru menyerah begitu cepat.
***
Sasuke keluar dari mobil, dan menuju ke sebuah pintu rumah yang sangat ia kenal. Ia mengetuk pintu dan memasukkan tangannya di sakunya.
Pintu terbuka dan memunculkan seorang gadis dalam balutan gaun panjang merah tanpa lengan dengan beberapa renda di sisi gaunnya yang memanjang hingga pahanya. Gadis itu juga mengenakan high heels putih yang serasi dengan gaunnya.
Mata Sasuke tak berkedip saat ia menatap gadisnya dalam balutan gaun itu.
Sakura berdeham kecil. Ia sedikit tersipu karena Sasuke masih menatapnya tanpa berkedip. Ia kemudian memukul lengan Sasuke, yang berhasil menarik perhatian pria itu. Sasuke akhirnya mengerjap dan menatap Sakura bingung.
"Kenapa kau memukulku?" tanya Sasuke sedikit kesal.
"Karena kau menatapku seperti itu," jawab Sakura sambil menyilangkan lengannya. "Jadi, ke mana kau akan membawaku?"
Sasuke menyeringai, mengecup pipi Sakura dan menggenggam tangan gadis itu. "Sudah kubilang, ini kejutan."
"Aku tidak suka kejutan..."
"Aku tahu, tapi kau akan menyukai yang ini. Aku janji."
Sakura memandang Sasuke tidak yakin. Ia menghela napas sedikit dan tersenyum. Sasuke balas tersenyum dan membawa gadis itu ke mobilnya. Ia membukakan pintu dan membiarkan Sakura masuk ke mobil dan kembali menutup pintunya. Kemudian ia bergegas ke sisi kemudi.
***
Konohamaru dan Hanabi akhirnya sampai di rumah Sakura sekitar pukul setengah delapan. Konohamaru melihat sekelilingnya sementara Hanabi mengetuk pintu. Ia memperhatikan bahwa tak ada lampu yang menyala dari dalam ruangan. Ia melirik ke arah Hanabi yang mengetuk pintu.
"Hanabi, kurasa dia tidak ada di rumah. Semua lampunya mati," ucap Konohamaru sambil bersandar di dinding. Gadis disampingnya itu mendesah dan mulai cemberut.
"Ke mana dia pergi?" gumam Hanabi bertanya pada dirinya sendiri. Konohamaru meliriknya dan tersenyum. Ia melangkah ke depan Hanabi dan menggenggam tangan gadis itu dengan kedua tangannya.
"Tidak apa-apa, kurasa kita bisa mencoba besok. Maksudku ini bukan seperti dia akan bertunangan hari ini, kan?" ucap Konohamaru, tidak yakin pada dirinya sendiri.
Hanya butuh beberapa detik Hanabi kembali tersenyum menatap ke arah Konohamaru.
"Kita bisa menunggu di sini sampai dia pulang!" seru Hanabi dengan riang. Ia tidak akan membiarkan Konohamaru pulang tanpa mengatakan pada Sakura bagaimana perasaannya. "Aku akan meneleponnya dan bertanya kapan dia pulang."
Konohamaru mengerjap ketika ia melihat Hanabi mengeluarkan ponselnya. Sebagian dari dirinya benar-benar ingin pulang dan menyerah, sementara sebagian lainnya ingin tinggal dan menunggu.
Konohamaru memeluk Hanabi dan berbisik, "Terima kasih, Hanabi..."
Hanabi mengerjap saat dirinya dipeluk oleh Konohamaru. Ia tersipu dan balas memeluk temannya itu kembali.
"Untuk apa?" tanya Hanabi sambil meletakkan tangannya di pundak Konohamaru. Ia sedikit mendorong Konohamaru sehingga ia bisa melihat wajah pemuda itu. Konohamaru menatapnya dan tersenyum.
"Untuk semuanya, membantuku berlatih bagaimana menyampaikan perasaanku pada Sakura-nee, menemaniku kesini, dan... tidak membiarkanku menyerah..." ucap Konohamaru dengan tatapan mengarah ke bawah.
Hanabi mengangkat dagu Konohamaru dengan jari telunjuknya dan tersenyum. "Itulah gunanya teman!"
Konohamaru mengangguk setuju. Ia senang ia tidak sendirian, Hanabi bersamanya tak peduli apa yang terjadi; sama seperti yang dilakukan oleh Sakura pada dirinya ketika ibunya meninggal.
Hanabi menghubungi nomor Sakura dan mendekatkan ponsel di telinganya. Sedangkan Konohamaru duduk di tangga depan pintu rumah Sakura. Hanabi menatapnya saat ia mendengar suara di sisi lain telepon.
"Sakura-nee!" ucap gadis ceria itu. Konohamaru mengangkat kepalanya untuk mendengar apa yang sedang dibicarakan. Hanabi duduk di sampingnya dan megubah telepon ke mode speaker sehingga Konohamaru juga bisa mendengarnya.
"Ya, Hanabi-chan," ucap suara di sisi lain telepon. Konohamaru tersipu karena ia tahu siapa pemilik suara itu.
"Sakura-nee, kapan kau pulang?"
"Aku tidak tau, ada sesuatu yang terjadi?"
"Tidak, tidak, kami sekarang ada di rumahmu dan kami bertanya-tanya kapan kau akan pulang."
"Kami?"
"Konohamaru dan aku!"
"Aku akan memberitahumu jika nanti aku hampir sampai di rumah. Sampaikan salamku untuk Konohamaru."
"Oke! Kami akan menunggu di sini sampai kau kembali. Aku juga akan sampaikan salammu padanya. Sampai nanti, Sakura-nee," ucap Hanabi. Ia menutup telepon dan menatap Konohamaru. Pemuda itu tersenyum ketika ia menatapnya.
"Jadi kita akan menunggu?" tanya Konohamaru. Hanabi tersenyum dan mengangguk.
"Ya!"
***
Sasuke membelokkan kemudi ke sebuah restoran sementara Sakura berbicara di telepon dengan Hanabi. Pria itu memarkir mobil dan mematikannya. Ia keluar dari mobil dan menuju ke sisi lain. Membuka pintu dan mengulurkan tangannya untuk membantu Sakura keluar dari mobil.
Sakura meraih tangan Sasuke dan keluar dari mobil. Ia tersenyum seraya meletakkan ponsel ke dalam dompetnya. Sasuke menutup pintu mobil dan membawa gadisnya mendekati restoran mewah itu.
Sakura memandang gedung restoran itu sambil memegang tangan Sasuke. Sebagian dari dirinya merasa bersemangat, sementara sebagian lagi merasa gugup. Ia tidak mengerti mengapa dan benar-benar tidak peduli.
Sasuke membukakan pintu untuk Sakura, ia tidak tahan untuk tidak menatap gadisnya lagi. Sakura selalu cantik baginya, tapi hari ini gadis itu terlihat sangat berbeda. Ia tak memahaminya. Apakah karena gadis itu mengenakan gaun cantik itu, atau karena ia tidak pernah memperhatikan sebelumnya?
Sasuke memandang pelayan restoran yang menyambutnya, tepat ketika ia melihat Naruto dan Hinata berjalan menuju pintu keluar restoran bersama-sama. Sakura mengerjap ketika ia turut memperhatikan mereka juga.
"Hinata-chan?" ucap Sakura.
Hinata dan Naruto memandang pasangan yang mereka kenal itu. Naruto menyengir ketika ia berjalan ke arah Sasuke sementara Hinata berjalan menuju Sakura.
Sasuke menghela napas dan kemudian memandang pelayan restoran kembali. "Pemesanan untuk dua orang atas nama Uchiha Sasuke," ucapnya. Pelayan restoran mengangguk dan melihat catatan di kertas yang di bawanya.
Naruto meletakkan lengannya di pundak Sasuke dengan seringai lebar. "Sakura-chan terlihat sangat manis dengan gaun itu," ucapnya sambil memandang ke arah Hinata dan Sakura yang sedang berbicara. Sasuke kembali menatap Sakura dan Hinata, mengabaikan komentar Naruto.
Pelayan restoran menatap mereka dan mulai berbicara, "Tuan, meja Anda belum siap. Saya akan memberitahu Anda ketika sudah selesai."
Sasuke mengangguk sambil melirik ke arah pelayan itu. Ia memandang Naruto sesaat sebelum ia mulai berjalan menuju ke dua gadis itu. Naruto mengikuti langkahnya.
Sasuke melingkarkan lengannya di pinggang Sakura. Sedangkan Naruto menggenggam tangan Hinata.
"Kita harus menunggu sebentar, mereka sedang menyiapkan meja," jelas Sasuke. Sakura menatapnya dan tersenyum.
"Baiklah," ucap Sakura balas tersenyum.
"Sepertinya kami harus pergi," kata Hinata. Naruto mengangguk, menepuk pundak Sasuke dan berjalan keluar restoran bersama Hinata. Sasuke menghela napas lega ketika mendengar namanya dipanggil. Mereka berjalan ke arah pelayan itu.
"Dia yang akan mengantar ke meja Anda," ucap pelayan itu seraya menunjuk pelayan lain di sampingnya. Sasuke mengangguk begitu pula Sakura dan mereka mengikuti pelayan itu ke meja mereka. Sasuke menarik kursi untuk gadisnya. Sakura duduk dan Sasuke mendorong kursi itu sedikit. Kemudian ia duduk di hadapan gadis itu.
Sakura dan Sasuke mengobrol santai saat mereka mulai menikmati makanan mereka. Keduanya menikmati kebersamaan satu sama lain. Setelah selesai, Sasuke membayar makanan mereka dan keluar dari sana. Sebelum ia membawa Sakura pulang, ada suatu tempat yang ingin ia tunjukkan pada gadis itu lebih dulu.
Sasuke membawa Sakura ke sebuah taman. Taman itu penuh dengan orang-orang yang mengobrol dan bermain-main. Sekali lagi, Sasuke membantu Sakura keluar dari mobil. Gadis itu melihat sekelilingnya dan menatap kembali pada Sasuke.
"Hanya sebentar dan kemudian aku akan membawamu pulang," ucap Sasuke sambil tersenyum.
"Baiklah," ucap Sakura tak ingin berdebat dengan pria itu. Ia tersenyum saat Sasuke menuntunnya ke bagian taman yang tidak banyak orang.
Sasuke berhenti berjalan dan ia menatap Sakura. Gadis itu tetap mengamati sekelilingnya sampai ia menyadari bahwa Sasuke telah berhenti berjalan. Ia memiringkan kepalanya bingung dan melihat sekelilingnya lagi untuk mengetahui mengapa mereka berhenti berjalan.
Sasuke sedikit memerah dan memandang ke tanah. Ia punya beberapa menit untuk melakukan ini dan ia tidak yakin bagaimana hasilnya. Sakura melihat wajah kekasihnya itu memerah, membuatnya semakin bingung.
"Sasuke-kun, apa kau baik-baik saja? Apa kau sakit? Kau kenapa?" tanya Sakura seraya meletakkan tangannya di kening Sasuke. "Kau tidak demam..."
Sasuke mengerjap saat ia merasakan tangan Sakura di keningnya. "T-Tidak, aku baik-baik saja," ucapnya.
Ia menarik napas panjang dan berlutut dengan satu kaki. Ia mengambil kotak hitam kecil dari sakunya. Ia menatap ke arah wajah Sakura yang kini memerah juga. Gadis itu tampak gugup dan balas menatap Sasuke.
"Uh... Cherry, aku mencintaimu dan aku ingin kau selalu bersamaku. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamamu dan aku harap kau menginginkan hal yang sama, jadi maukah kau menikah denganku?" tanya Sasuke, menatap lurus ke mata Sakura. Nada dalam suaranya terdengar serius dan lembut.
Sakura tersenyum dan mulai berbicara, "Oh, Sasuke-kun... tentu saja aku mau menikah denganmu!" Ia tersenyum dan matanya tampak berkaca-kaca.
Sasuke membuka kotak kecil itu, menampakkan cincin dengan berlian putih kecil. Cincin itu tampak berkilau. Ia memasangkan cincin itu di jari Sakura. Ia berdiri dari posisi berlututnya dan mencium gadis itu dengan penuh rasa bahagia. Sakura balas mencium seraya melingkarkan lengannya di leher Sasuke.
Kembang api menghiasi langit selama mereka berbagi ciuman panjang itu. Akhirnya Sakura memutus ciuman itu dan menarik napasnya, ia mendongak melihat warna warni kembang api. Sasuke juga mengalihkan pandangannya ke kembang api seraya turut menarik napas lega.
***
Konohamaru menguap kemudian ia memandang Hanabi. Gadis itu tampak melihat sekeliling seraya menopang dagu, kemudian menghela napas dan menatap Konohamaru. "Jam berapa sekarang?" tanya Konohamaru.
Tepat saat itu ada sebuah mobil berhenti di depan rumah. Hanabi tersenyum lebar saat melihat mobil itu. "Dia pulang!" serunya ceria.
Konohamaru dan Hanabi berdiri saat Sasuke dan Sakura keluar dari mobil. Konohamaru melotot pada Sasuke sampai ia melihat seorang gadis yang mengenakan gaun merah cantik. Ia memerah saat menyadari gadis itu adalah Sakura.
Hanabi tersenyum lebar, ia berjalan menuju ke arah Sakura. "Kau terlihat cantik, Sakura-nee," puji Hanabi bersemangat. Sakura tersenyum saat ia melihat Hanabi mendekat
"Arigatou, Hanabi-chan," ucap Sakura, kemudian ia melihat pemuda di belakang Hanabu yang tampak memerah. "Hai, Konohamaru."
Konohamaru mengerjap. Ia berjalan mendekati Sakura. "Hai, Sakura-nee," katanya sebagai balasan.
"Konohamaru ingin memberitahumu sesuatu," ucap Hanabi.
Sasuke memperhatikan ketiganya saat mereka berbicara. Ia kemudian memandang Konohamaru, bertanya-tanya apa yang akan dikatakan bocah itu pada Sakura. Bocah itu tampak memerah dan menatap tanah.
Konohamaru tahu bahwa ini tidak akan mudah. Sebanyak apapun berlatih, tetap saja tidak seperti kenyataannya. Tidak akan pernah mudah. Ia menyadari bahwa Sakura, Hanabi, dan Sasuke sedang menatapnya, menunggunya berbicara. Saat ia ingin mengangkat kepalanya menatap ke arah Sakura, ia tak sengaja melihat sebuah cincin di jari gadis itu. Ia mengerjap saat merasakan hatinya patah dan matanya menjadi berair. Ia menggelengkan kepalanya dan mengusap matanya.
"Uh, bukan apa-apa... lupakan saja..." ucap Konohamaru, berusaha terdengar normal. "Aku harus pergi..." Ia berbalik dan mulai berlari cepat.
Hanabi, Sakura, dan Sasuke mengerjap melihat Konohamaru yang sedang berlari menjauh.
"Konohamaru!" Hanabi dan Sakura meneriakkan namanya.
Sakura melepas sepatunya dan menyerahkannya pada Hanabi. Ia tahu jika ia ingin mengejar Konohamaru, ia harus melepas sepatu itu. Hanabi mengerjap saat ia mengambil sepatu dari Sakura.
"Kalian berdua tetap di sini, aku akan mencari tau apa yang terjadi," ucap Sakura kesal. Kemudian ia mulai berlari mengejar Konohamaru.
'Sial,' pikir Sakura seraya terus berlari, 'Kenapa kau harus lari?'
***
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan :)