expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jealousy #4



Konohamaru mengusap matanya saat ia berlari menjauh dari teman-temannya. Ia mencoba untuk memperhatikan ke mana kakinya melangkah tapi semuanya tampak kabur. Wajahnya memerah dan air matanya jatuh. Ia hampir tersandung sampai ia merasakan sebuah tangan mencengkeram pergelangan tangannya. Ia berkedip dan mendorong orang itu. Namun kedua pergelangan tangannya segera dicengkeram kuat. Ia terus berusaha untuk melepasnya. Ia tak yakin siapa orang itu dan tidak ingin mencari tahu.
"Konohamaru, hentikan!" Sebuah teriakan tepat di telinganya dan cengkeraman di pergelangan tangannya semakin kencang. Konohamaru tersentak, karena ia mengenal suara itu dengan baik. Ia berhenti dan membiarkan kepalanya menunduk.
"Biarkan aku pergi..." ucap Konohamaru ketika air mata mengalir di wajahnya tanpa henti. Karena tak ada tanda-tanda tangannya akan dilepaskan, ia berteriak lebih keras. "BIARKAN AKU PERGI!"
"TIDAK!" Suara itu balas berteriak ke arahnya. "Kenapa kau lari, Konohamaru?"
Konohamaru mengangkat kepalanya saat ia merasakan cengkeraman di pergelangan tangannya mengendur, dan ia segera menarik tangannya itu. Alih-alih berlari lagi, ia berbalik dan mengubur wajahnya di dada gadis berambut pink yang sebelumnya mencengkeram tangannya. Ia juga melingkarkan lengannya di pinggang gadis itu.
Semburat merah sedikit muncul di wajah Sakura. Biasanya ia akan mendorong siapapun yang berani berbuat seperti ini dan mungkin ia juga akan menendangnya di tempat, tapi untuk beberapa alasan ia tidak melakukannya, ia malah balas memeluk bocah itu.
"Konohamaru... apa yang terjadi?" tanya Sakura simpati. Konohamaru tak menjawab. Yang terdengar hanyalah isak tangis.
Kaki Konohamaru tampak melemah. Beruntung baginya, Sakura masih menahannya. Ia berlutut perlahan agar ia bisa duduk. Cengkeramannya di sekitar pinggang Sakura menjadi lebih erat.
"K-Kenapa kau bilang 'ya'?" tanya Konohamaru di antara isak tangisnya. Sakura menatap Konohamaru saat wajah bocah itu masih terkubur di dadanya. Ia tak mengerti apa maksudnya.
"Ya untuk apa?" tanya Sakura bingung.
"Untuk Uchiha Sasuke..." jawab Konohamaru. Sakura mengalihkan pandangannya dari Konohamaru. Ia tak tahu apa yang harus ia katakan.
"Ya untuk apa sebenarnya?" gumam Sakura bertanya pada dirinya sendiri seraya mengarahkan matanya ke cincin pertunangannya. Ia mengerjap sesaat dan kembali melihat ke arah Konohamaru. "Maksudmu tentang pertunangan?" tanyanya.
Konohamaru mempererat cengkeramannya saat ia mendengar kata 'pertunangan'. Ia tidak ingin percaya bahwa itu nyata, bahwa Sakura akan menikah.
"Konohamaru..." Sebelum Sakura bisa melanjutkan ucapannya, Konohamaru menempelkan bibirnya dengan bibir Sakura. Membuat mata gadis itu terbelalak dan wajahnya memerah.
***
Sasuke bersandar di mobilnya dan melirik Hanabi yang duduk di tangga dengan sepatu Sakura di sebelahnya. Ia menghela napas dan memandang ke arah jalanan dimana Sakura pergi untuk mengejar Konohamaru.
Hanabi mendongak ke arah Sasuke dan tersenyum sedikit. "Jadi, bagaimana kencanmu?" tanya Hanabi. Pria itu membalas dengan senyum kecil.
"Luar biasa," jawab Sasuke. "Sudah berapa lama kau dan Konohamaru menunggu di sini?"
"Hm," Hanabi mengeluarkan ponselnya untuk melihat jam. "Sekitar satu setengah jam." jawabnya.
Sasuke memiringkan kepalanya. "Dia benar-benar perlu berbicara dengan Sakura? Apa yang ingin dia bicarakan?"
"Uh..." Hanabi tersenyum gugup. Ia tak yakin apakah ia harus mengatakan yang sebenarnya. Namun, ia akan melakukan yang terbaik yang ia tahu, yaitu berbohong. "Dia ingin berbicara tentang ibunya."
Sasuke mengangkat alis kebingungan. "Kenapa dia lari jika hanya membicarakan tentang ibunya?" gumamnya pada dirinya sendiri. Namun Hanabi mendengar pertanyaan itu.
"Hmm, mungkin dia pikir membicarakan tentang ibunya lagi adalah hal yang menyedihkan," ucap Hanabi.
Sasuke memandang sekelilingnya dan bertanya-tanya apakah benar itu adalah masalahnya. Kedengarannya memang alasan yang bagus, tapi ada sesuatu yang sepertinya tidak beres baginya. Bocah itu sekilas seperti memandang tangan Sakura sebelum dia lari. Kenapa hal itu membuatnya lari jika dia di sini hanya untuk menceritakan tentang ibunya? Sasuke tak bisa untuk tak berpikir bahwa Hanabi menutupi alasan sebenarnya dan ia akan mencari tahu.
"Bocah itu, dia tidak sedang ingin menyampaikan bagaimana perasaannya, kan?" ucap Sasuke sambil berbalik untuk menatap Hanabi. Mata gadis itu melebar saat memandangnya.
"B-Bagaimana kau tau?" tanya Hanabi gugup. Namun dengan cepat gadis itu menutup mulutnya. Sasuke memutar matanya, mencari tahu alasan yang sebenarnya ternyata tak sesulit yang ia kira.
Sasuke menatap ke tanah, ia mengepalkan tinjunya dan mulai berjan ke arah dimana Konohamaru dan Sakura berlari.
Hanabi berdiri dengan cepat dan mengikuti Sasuke. Ia harus menghentikannya entah bagaimana.
***
Sakura segera menjauh dari ciuman itu. Wajahnya masih memerah. Ia tak mengerti apa yang baru saja terjadi. Semuanya tampak seperti mimpi. Ia memandang ke tanah mencoba untuk menyerap semuanya. Ia sekarang mengerti mengapa Konohamaru melarikan diri. Konohamaru mempunyai perasaan padanya.
Konohamaru mendapati gaun Sakura robek di bagian sisi saat ia mengusap matanya. Ia menatap gaun itu heran sebelum melirik Sakura. Ia membuka bibirnya untuk mengatakan sesuatu tapi menutupnya lagi dengan cepat. Ia telah mencium Sakura sementara gadis itu sudah bertunangan. Ia harus minta maaf lebih dulu sebelum gadis itu bertanya apapun padanya.
"A-Aku... Maaf..." ucap Konohamaru, membuat Sakura kembali tersadar dari lamunannya. Namun gadis itu hanya menatap Konohamaru.
Konohamaru melihat sekelilingnya, mencoba memikirkan cara lain untuk memecahkan keheningan.
"Um, apa yang terjadi dengan gaunmu?" tanya Konohamaru seraya menyentuh gaun Sakura dengan gugup. Sakura memandang gaunnya.
"Aku merobeknya agar aku bisa mengejarmu..." ucap Sakura. "Mungkin Ino akan membunuhku begitu dia melihat gaun ini..." Konohamaru berkedip saat ia menatap Sakura. "Ini miliknya. Aku meminjamnya untuk pergi berkencan," jelas Sakura seraya memandang Konohamaru. Konohamaru tersenyum sedikit sambil mengusap air mata terakhir yang jatuh di pipinya.
"Aku minta maaf..." kata Konohamaru dengan suara pelan. Sakura menggelengkan kepalanya dan berdiri dari tanah. Ia membantu Konohamaru dan kemudian menghembuskan napas.
"Tak perlu khawatir," ucap Sakura. "Dengar..."
"Konohamaru! Sakura-nee!" suara seorang gadis memanggil, menyela ucapan Sakura.
Sakura dan Konohamaru menoleh ke belakang pada dua orang yang melangkah cepat ke arah mereka.
"Hanabi? Sasuke-kun? Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Sakura. "Seingatku aku menyuruh kalian untuk menunggu di rumah."
Sasuke tak menjawab, ia menatap gaun Sakura yang robek. "Apa yang terjadi dengan gaunmu?" tanyanya sambil menatap Sakura. Gadis itu memberinya tatapan jengkel.
"Aku merobeknya," jawab Sakura dan menyilangkan lengannya. Sasuke mengangkat alis.
"Kenapa kau merobeknya?" tanya Sasuke tak suka. Sakura hanya memutar matanya. Ia kesal. Ia tak mengerti mengapa ia merasa kesal. Ya, Hanabi dan Sasuke tak tahu apa yang terjadi, tapi itu bukan alasan yang baik untuk mulai berdebat dengan Sasuke, kan? Ia menghela nalas seraya memandang Hanabi dan Konohamaru.
Sasuke memperhatikan Sakura yamg sekarang berbalik ke arah Hanabi dan Konohamaru. Ia curiga dan mulai berbicara, "Apa..." tapi sebelum ia bisa menyelesaikan pertanyaannya, Sakura telah menginterupsinya.
"Aku akan memberitahumu nanti," potong Sakura, menatap Sasuke. "Sekarang, ayo kita pulang." Ia tersenyum samar.
Sasuke memandang Hanabi dan Konohamaru selama beberapa detik sebelum ia menatap ke arah Sakura dan mengangguk.
"Baik."
***
Konohamaru dan Hanabi berjalan dalam diam. Konohamaru sedang memutar ulang apa yang terjadi antara ia dan Sakura. Sedangkan Hanabi di sisi lain, ingin tahu apa yang terjadi di antara keduanya. Mereka tampak berbeda entah bagaimana. Ia menatap Konohamaru dan tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.
"Konohamaru?" panggil Hanabi, mencoba untuk mendapatkan perhatian temannya itu.
Tak ada respon, Hanabi menepuk pundak Konohamaru dan memanggilnya lagi. Ia perlu beberapa jawaban dari pemuda itu.
Dan akhirnya Konohamaru menghela napas saat ia mendorong tangan Hanabi dengan pelan dari pundaknya. Ia mengerjap dan memandang Hanabi. Gadis itu tersenyum sambil memiringkan kepalanya.
"Jadi, apa kau sudah memberitahunya tentang perasaanmu?" tanya Hanabi. Konohamaru memerah saat ia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku belum..." jawab Konohamaru, "Tapi aku menciumnya..." Hanabi melebarkan matanya. Konohamaru mengalihkan pandangannya ke tanah. "Tapi aku akan memberitahunya jika aku sudah siap."
"Berharap saja Sasuke-san tidak tahu. Dia tampak sangat marah ketika dia tahu kau akan mencuri Sakura-nee darinya," kata Hanabi menggoda. Konohamaru berkedip kemudian menyengir.
"Aku akan mencuri Sakura-nee darinya," ucap Konohamaru sambil tersenyum. Sebagian dari dirinya percaya bahwa ia bisa, sementara sebagian lagi percaya bahwa ia tidak bisa melakukannya.
***
Setelah berpisah jalan dengan Konohamaru dan Hanabi, Sasuke menggendong Sakura di punggungnya. Ia tidak akan membiarkan gadis itu berjalan tanpa sepatu. Meskipun Sakura memprotesnya, ia tak mau mendengarkan.
Sakura menghembuskan napas, tak peduli apa yang ia katakan, Sasuke tetap tidak mau menurunkannya. Akhirnya ia melingkarkan lengannya di leher pria itu dan mulai memikirkan cara untuk menjelaskan apa yang terjadi hari ini. Ia tak yakin bagaimana cara memberitahu Sasuke tentang ciumannya dengan Konohamaru. Ia tak ingin Sasuke mengetahui hal ini dari orang lain.
Sasuke memandang Sakura dari sudut matanya. Ia tahu sesuatu telah terjadi tapi ia tak yakin apa itu. Ia menghela napas ketika mereka telah sampai di rumah gadisnya itu.
"Kunci?" tanya Sasuke ketika mereka sampai di depan pintu.
Sakura mengerjap dan menatap kekasihnya bingung. "Apa?"
"Kunci?"
"Oh, ada di atas pintu," ucap Sakura sambil menunjuk ke atas. Sasuke melihat ke mana gadis itu menunjuk dan meraihnya. Ia mengambil kunci itu dan membuka pintu. Ia menutupnya setelah mereka masuk.
Sasuke berjalan ke sofa dan mendudukkan Sakura di sana. Kemudian ia duduk di samping Sakura dan memegang kaki gadis itu.
Sakura tersentak dan menatap Sasuke. Pria itu menatapnya dan tersenyum kecil. Sakura membalas senyum Sasuke tapi kemudian membiarkan senyumnya menghilang dengan cepat. Ia menatap lantai dan membiarkan dirinya tenggelam dalam pikirannya.
Sasuke berdiri dan menuju ke kamar mandi. Ia membuka lemari dan mengambil kotak obat. Ia kembali ke ruang tamu dan duduk seraya meraih kedua kaki Sakura.
"Sakura, apa ada yang salah? Kau belum mengatakan apa-apa," ucap Sasuke ketika ia mulai membersihkan kaki gadis itu dengan obat-obatan.
Sakura memperhatikan kakinya. Terdapat goresan di kakinya akibat berlari mengejar Konohamaru. Ia mengerang ketika kakinya terasa mulai menyengat karena rasa sakit.
"Sasuke-kun, kita harus bicara..." ucap Sakura sambil memalingkan muka. Suaranya tidak terdengar seperti biasanya. Namun Sasuke mengabaikan perbedaan dalam nada suara Sakura dan menatap gadis itu. Ia merasa ini bukan kabar bagus.
'Apa dia akan membatalkan pertunangan ini?' pikir Sasuke. Ia menghela napas seraya menatap kaki Sakura. Ia meraih kotak obat dan mengambil perban. Kemudian mulai membungkus kaki gadis itu. "Aku akan mendengarkan," ucap Sasuke, tak mengangkat wajahnya.
"Aku mencintaimu... tapi aku tidak menyalahkanmu jika kau ingin putus..." ucap Sakura berusaha tetap tenang. Ia tidak boleh menangis, ia tidak suka terlihat lemah.
Sasuke mengangkat alis kebingungan. "Apa yang kau bicarakan?" tanyanya dan menatap Sakura. Gadis itu tampak menarik napas dalam-dalam dan balas menatapnya.
"Aku... Konohamaru menciumku," ucap Sakura sambil memalingkan muka. Suaranya pelan dan penuh dengan rasa bersalah. Ia benar-benar tak tahu mengapa. Itu bukan salahnya, kan? Bukan ia yang mencium lebih dulu, kan?
"Apa?" ucap Sasuke sambil menatap Sakura dengan kebingungan. Ia tak yakin apakah ia mendengarnya dengan benar.
"Aku bilang Konohamaru menciumku!" kali ini Sakura mengatakannya sedikit lebih keras. Suaranya masih menahan rasa bersalah, namun disisi lain terdengar kesal.
Sasuke mulai tertawa. Ya, ia tak suka dengan fakta bahwa Konohamaru seenaknya mencium Sakura, tapi jika ia ingin menghibur gadisnya ini, ia harus mengabaikan bagian itu untuk saat ini.
"Kenapa kau kesal?" tanya Sasuke. Sakura memelototinya, gadis itu meninju lengannya sambil tersipu. Tentu saja ia tidak akan meninggalkan Sakura.
Sakura tersenyum kecil karena ia bahagia; bahagia masih memiliki Sasuke-nya.
***
To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)