expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Friends with Benefits? #8 End



Fakta bahwa Sakura belum pernah melihat bagian dalam kamar Sasuke sebelumnya adalah hal terjauh dari pikirannya saat itu. Sasuke menarik tubuh Sakura ke tubuhnya lagi saat ia membimbing gadis itu perlahan ke arah tempat tidur, bibirnya bekerja tanpa henti di atas bahu dan leher gadis itu. Ketika kaki Sakura menabrak kasur, Sasuke mendorong gadis itu pelan, gerakannya begitu lembut.
Begitu Sakura berbaring di tempat tidur, Sasuke berlutut di atasnya, bibirnya menggoda tenggorokan gadis itu. Sakura menggerakkan jari-jarinya di rambut Sasuke, mencoba membawa pemuda itu kembali sejajar dengannya, tapi Sasuke menyeringai dan ia meraih pergelangan tangan Sakura. "Kau benar-benar tidak punya kendali diri, eh?" Sasuke bergumam di leher Sakura, menahan tangan Sakura di atas kepala gadis itu sendiri.
Sakura mengeluarkan protes atas pengekangan kedua tangannya dan cara Sasuke mengembalikan kata-katanya.
"Tidak, kali ini tidak, Sakura," ucap Sasuke. "Kali ini aku ingin kau menjadi orang yang menikmatinya, oke?"
Sakura akan memprotes lagi, tapi kemudian Sasuke menyapukan ujung lidahnya di atas kulit sensitif di balik telinganya, dan satu-satunya suara yang lolos darinya adalah erangan.
Sasuke menggigit daun telinga Sakura dan kemudian berbisik, "Percayalah padaku, Sakura." Dan dengan itu, setiap inci ketegangan meninggalkan tubuh Sakura, karena ia benar-benar mempercayai Sasuke. Ia tidak perlu khawatir tentang bertanggung jawab, atau menempatkan diri sebagai pemberani dan percaya diri. Dengan Sasuke ia bisa menjadi dirinya sendiri.
Sasuke mulai bergerak lagi, menyusuri tenggorokan Sakura kemudian bergerak ke pundak gadis itu. Ia melanjutkannya menuju lengan Sakura, mencium lengan kirinya, lekukan siku sampai ke pergelangan tangan gadis itu. Ia memberi perhatian khusus pada tangan Sakura, menelusuri lekuk setiap jari dengan bibirnya sampai Sakura mulai menggeliat di bawahnya. Dengan tersenyum, ia mulai menurunkan lengan Sakura perlahan. Ia bergerak lagi melewati tulang leher Sakura sampai mencapai pundak kanan gadis itu. Kemudian, ia bergerak dengan pola yang sama yang disengaja di lengan kanan Sakura, kali ini berlama-lama di lekuk dalam pergelangan tangan gadis itu.
Ketika Sasuke selesai dengan lengan Sakura, ia menuju ke bawah lagi. Ia menyapukan lidahnya di bawah cekungan tulang selangka Sakura hingga ke bawah di payudara gadis itu. Ia bergerak secara menyeluruh, merasakan keduanya dengan tangannya dan memasukkan puting gadis itu ke mulutnya. Ia menguji puting Sakura dengan jari-jarinya dan lidahnya, tampaknya terpesona oleh reaksi Sakura terhadap sentuhannya. Sakura bergerak liar di bawahnya dan Sasuke harus menjauhkan tangan Sakura dari rambut ravennya lagi sehingga ia akhirnya bisa bergerak ke bagian lain.
Turun menelusuri lekukan di antara payudara Sakura kemudian pindah ke perut gadis itu, merasakan di sepanjang garis otot perut gadis itu. Ia menggigit sisi tubuh Sakura, membuat gadis itu merintih. Ia juga menelusuri bekas luka tipis di pinggang Sakura sebelum lidahnya menelusuri pinggang jeans gadis itu. Sakura merintih dan menggeliat akan sentuhan Sasuke.
Sakura merasakan bibir Sasuke melengkung menyeringai dan kemudian tangan pemuda itu sibuk dengan kancing jeansnya. Ia mengangkat pinggulnya untuk membuat Sasuke lebih mudah melepaskannya. Sasuke menurunkan jeans itu, meletakkan ciuman di sepanjang kaki kiri Sakura saat ia melakukannya. Setelah ia menjatuhkan jeans Sakura di lantai, ia mulai menyapukan lidahnya di bagian dalam kaki Sakura dengan gerakan yang lambat namun mantap. Semakin ke atas, semakin sulit bagi Sakura untuk mengendalikan diri, dan bibir Sasuke yang sangat lembut mengingat betapa sering ia menciumnya, meluncur di kulit sensitifnya. Tepat ketika Sasuke mencapai puncak kaki Sakura, pemuda itu beralih ke kaki yang lain dan mulai turun lagi. Dan Sakura tak bisa menahan erangan frustrasinya.
Meskipun Sakura frustasi oleh penyiksaan Sasuke, ia juga mengerti apa yang sedang Sasuke lakukan. Sasuke sedang menghafal tubuhnya. Dengan menggunakan indra peraba, Sasuke dengan susah payah menjelajahi setiap jengkal tubuhnya untuk menemukan berbagai area kulit yang berbeda. Sakura senang bahwa Sasuke melakukan itu padanya. Tapi gerakan Sasuke yang sengaja diperlambat membuatnya sangat sulit untuk mengendalikan diri, yang ingin dilakukannya hanyalah merobek celana jeans Sasuke dan menahan pemuda itu ke kasur selama sisa akhir pekan. Atau bulan.
Bibir Sasuke bergerak kembali ke bagian luar kaki kanan Sakura sampai ia mencapai karet dari celana dalam gadis itu. Jari-jari Sasuke menempel di kain tipis itu dan Sakura nyaris menjerit lega saat akhirnya Sasuke menarik celana dalamnya ke bawah kakinya untuk bergabung dengan jeansnya yang tergeletak di lantai. Kepala Sasuke kembali ke pangkal paha Sakura dan gadis itu hampir tidak menyadari apa yang terjadi sebelum lidah Sasuke mengelus kulit licinnya disana.
Sebuah desahan keluar dari bibir Sakura saat ia menaikkan pinggulnya secara naluriah, matanya berputar ke atas saat gelombang kenikmatan melanda dirinya. Tangan Sasuke yang kuat menekan pinggul Sakura, menahannya tetap di tempatnya ketika lidahnya kembali bekerja. Lidahnya masuk dan keluar dari milik Sakura, mencicipinya. Sakura merintih ketika gelombang demi gelombang energi melewati sarafnya, sampai ia hampir merengek. Ia tidak bisa menampung lebih banyak dari ini, cara lidah basah Sasuke membelit miliknya dibawah sana membuatnya tidak bisa fokus.
"Sasu, kumohon," Sakura mengerang ketika setiap otot di tubuhnya terasa seperti telah menegang begitu kuat sehingga ia tidak akan pernah bisa bergerak lagi. Salah satu tangan Sasuke bergerak turun dari pinggul Sakura dan pemuda itu memasukkan dua jarinya ke dalam milik Sakura, membuat gadis itu klimaks dan setengah menjerit.
Ketika akhirnya Sakura membuka matanya lagi, masih terengah-engah, Sasuke merangkak naik dan berada di atasnya lagi. Sakura meletakkan tangannya di pinggang Sasuke dan meraih sabuk celana jeans pemuda itu. "Ini harus disingkirkan," ucapnya, kakinya masih sedikit gemetar karena guncangan susulan dari orgasmenya. Sasuke menyeringai pada komentar Sakura, tapi dengan patuh membuka dan melepas pakaiannya yang terakhir.
Ketika Sasuke menjulang di atas Sakura, berlutut di antara kaki Sakura yang terentang, Sakura belum pernah melihat pemuda itu begitu percaya diri. Meskipun pada umumnya Sasuke tampak yakin tentang pekerjaan, tapi ketika menyangkut aspek sosial, sikapnya tampak meragukan. Tapi di sinilah sekarang, Sasuke memposisikan dirinya untuk bergabung dengan Sakura di tingkat yang paling intim, pemuda itu tampak... yakin. Seperti seorang pria yang telah menemukan rumahnya. Dan Sakura menyadari bahwa rasa rumah yang Sasuke berikan padanya mungkin sama persis dengan apa yang dirasakan Sasuke.
Dorongan milik Sasuke berhenti sebentar di ujung, tapi kemudian ia mendorong dalam satu hentakan keras ke dalam lorong sensitif hangat Sakura, dan erangan bergemuruh dari belakang tenggorokan gadis itu.
"Sakura," panggil Sasuke, dan kelembutan di tengah napas yang memburu membuat Sakura terkejut. Sakura membuka matanya dan mendapati tatapan tulus Sasuke, "Aku mencintaimu," ucapnya. "Aku baru sadar aku belum mengatakannya, dan aku ingin memastikan kau tahu."
Sakura tersenyum dan hawa panas baru mulai menerpanya. "Aku tahu," Ia berbisik sebagai balasan. Ia menarik wajah Sasuke ke bawah untuk mempertemukan bibir mereka bersama-sama dengan ganas dan dalam gerakan yang sama, ia melingkarkan kakinya di pinggang Sasuke dan mengangkat pinggulnya sehingga pemuda itu tenggelam jauh di dalam dirinya. Sasuke tersentak di antara ciuman mereka, rasa panas mengaliri tubuhnya. Dan kemudian saat ia tampak pulih dari keterkejutan, ia meraih kedua pergelangan tangan Sakura dengan satu tangannya yang besar dan menahannya di atas kepala gadis itu, menyisakan leher dan pundak gadis itu untuk ia cicipi lagi.
Ini adalah sensasi baru bagi Sakura, bukan sebagai pengendali situasi, tapi meskipun sedikit mengganggu, itu cukup menyenangkan. Cengkeraman Sasuke di pergelangan tangannya melonggar, memberinya kesempatan untuk melepaskan diri, seolah Sasuke baru saja memahami perasaan gelisahnya. Hal itu lebih menghibur daripada apapun yang dikenal Sakura, dan ia menyerah pada keinginan pemuda itu.
Sementara pinggul Sasuke bergerak dengan stabil, mulut pemuda itu menggoda pundak dan leher Sakura, mengirimkan sedikit desiran menyenangkan melalui diri gadis itu. Sasuke bermain-main dengan telinga Sakura sejenak dan kemudian menunduk ke dada gadis itu, meraup puting gadis itu dengan mulutnya. Sakura mengeluarkan suara desahan rendah saat Sasuke menghisap ringan ujung merah payudaranya dan ketegangan mendidih di perutnya lebih erat. Mulut Sasuke beralih ke payudara Sakura yang satu lagi, kecepatan pinggulnya sedikit meningkat dan kali ini nama Sasuke keluar disela napas Sakura yang memburu. "Ya Tuhan, Sasuke-kun."
Pada saat ini tangan Sasuke melepaskan pergelangan tangan Sakura, bergerak ke rambut gadis itu. Ia menarik kepala Sakura ke belakang hingga benar-benar memaparkan leher gadis itu, ia menggigit acak di atas kulit gadis itu dan menutup bekas gigitannya yang menyengat dengan ciuman lembut. Satu tangan Sakura yang bebas bergerak ke tubuh Sasuke, meremas leher Sasuke, mendesak pemuda itu tanpa kata untuk melanjutkan aksinya. Tangannya yang lain menetap di pinggul Sasuke dan ia menarik pemuda itu lebih keras dan lebih cepat bergerak di dalam dirinya.
Lengan Sasuke meluncur ke bawah punggung Sakura, menyebabkan tubuh gadis itu melengkung ke atas, dan dengan sudut baru itu, Sasuke berhasil mengenai g-spot Sakura. Sakura menjerit saat merasakannya. Sasuke menarik miliknya kembali dan kemudian mendorongnya lebih kuat ke dalam diri Sakura, membuat kaki Sakura mengerat disekeliling Sasuke saat panas dan energi besar melanda dirinya.
"Sasuke-kun," Sakura mengerang, dan Sasuke mendorong lebih kuat lagi, membuat semua pikiran meninggalkan Sakura. Milik Sasuke yang panas dan keras bergerak di dalam dirinya, mengisi penuh dirinya dan menhantam titik yang paling sensitif dari dirinya. Ia akan patah.
"Sakura," Sasuke berbisik dengan serak di titik nadi tenggorokan gadis itu. Dan Sasuke entah bagaimana tahu persis apa yang ia katakan dengan satu kata itu, bahwa saat itu adalah waktu mereka.
"Denganku?" tanya Sakura, tidak bisa membentuk kalimat secara lengkap. Ia bisa merasakannya, Sasuke telah penuh dan siap di dalam dirinya. Dan ia juga telah dekat dengan batasnya.
"Selalu," jawab Sasuke, dan dengan satu kata itu, mengirim mereka terbang ke puncak paling tinggi. Sakura meneriakkan nama Sasuke saat gelombang ombak menerjangnya, dan diantara deburan di telinganya ia bisa mendengar suara Sasuke juga terengah-engah. Mereka tersentak satu sama lain selama beberapa saat, merasakan orgasme mereka yang terakhir, dan kemudian tubuh Sasuke tertatih-tatih di atas Sakura, lengannya yang gemetar adalah satu-satunya hal yang membuatnya tidak menindih Sakura seluruhnya dengan berat badannya. Setelah beberapa detik menarik napas, Sasuke dengan hati-hati melepaskan dirinya dari Sakura, sebuah gerakan yang membuat mereka berdua sedikit terengah lagi, dan kemudian jatuh di atas selimut di samping gadis itu.
Sasuke berguling di samping Sakura, mengubur wajahnya di lekuk pundak gadis itu, dan gadis itu melingkarkan lengannya di sekelilingnya. Mereka tidak berbicara, mereka tak perlu melakukannya. Mereka hanya berbaring diam selama beberapa menit sampai Sakura merasakan adrenalin lain menyapu dirinya, membuat kelopak matanya memberat. Ketika ia menguap di dada Sasuke, pemuda itu tertawa dan menyeret selimut dari bawah mereka, menariknya ke atas untuk menutupi tubuh mereka berdua. Sakura segera melilitkan kakinya di salah satu kaki Sasuke dan Sasuke melingkarkan lengannya ke sekeliling Sakura. Sasuke ingin Sakura merasakan kehadirannya di sana, merasakan kenyamanan kontak dan kehangatan yang sama seperti yang ia rasakan.
"Aku suka ini," Sasuke bergumam pelan, salah satu tangannya menelusuri punggung Sakura.
"Aku juga," ucap Sakura mengakui. Ia tidak mengira ia akan menyukai ini. Ia tidak pernah membuat banyak kontak fisik, tapi rasanya berbeda jika bersama Sasuke. Segalanya berbeda dengan pemuda itu. Ia menempatkan ciuman cepat di dada Sasuke sebelum meringkuk lebih dalam lagi.
Sakura hampir tertidur ketika Sasuke angkst berbicara. "Tidak ada yang bisa menolong Naruto sekarang," ucapnya dengan serius.
"Apa yang membuatmu berbicara begitu?" tanya Sakura ingin tahu, melirik ke arah Sasuke melalui bulu matanya.
"Dia dan Hinata bertaruh untuk kita," jawab Sasuke. Sakura mengangkat kepalanya untuk melihat wajah pemuda itu lebih baik, alisnya mengerut karena terkejut. "Tentang kita yang akan bersama, atau sesuatu seperti itu."
"Bagaimana kau tahu?" tanya Sakura curiga.
Sasuke mendengus. "Rahasia tidak pernah menjadi rahasia jika dengan Naruto-dobe," tanggapnya.
Sakura meletakkan dagunya di dada Sasuke saat ia memikirkannya kembali minggu lalu. Sekarang ia menyadari, Naruto dan Hinata benar-benar telah mengambil kesempatan untuk mengajukan banyak pertanyaan tentang kehidupan pribadinya. Awalnya ia berpikir itu hanya basa-basi saja, karena mereka tahu tentang dirinya dan Sasuke dan status teman-teman mereka yang lain, tapi sekarang ia menyadari bahwa mereka memancing informasi.
"Aku tidak percaya," gumam Sakura, menggelengkan kepalanya. Lalu ia berhenti dan menambahkan, "Yea, oke, sebenarnya aku bisa percaya. Hanya saja aku terkejut, aku tak menyadari ini sebelumnya. Haruskah kita membuat perhitungan dengan mereka?"
"Kita akan membuat perhitugan dengan mereka hari Senin," ucap Sasuke, mengencangkan lengannya di sekeliling Sakura dan mengubur wajahnya di rambut pink gadis itu. "Untuk saat ini, aku hanya ingin tinggal di sini. Melewati akhir pekan, tanpa rapat komite atau shift kerja, dan aku ingin menikmatinya. Denganmu."
Sakura tersenyum dan memejamkan mata, mendengarkan irama detak jantung Sasuke yang berdebar-debar di telinganya. Di sinilah ia ingin tinggal juga. Ia tahu bahwa mereka akhirnya harus kembali bekerja dan mengatasi lebih banyak masalah dan menghadapi lebih banyak pertanyaan dengan jawaban yang tidak pernah masuk akal, tapi sekarang mereka akan selalu memiliki momen ini di akhir hari. "Aku mencintaimu, Sasuke-kun," gumamnya dengan mengantuk.
"Aku juga, Sakura," jawab Sasuke dan memberikan ciuman lembut di bagian atas kepala gadis itu. "Selalu."
***
The End.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)