Kakashi berdiri di dekat batu yang terukir nama semua orang yang meninggal, termasuk sahabatnya. Ia menghela nafas mengetahui bahwa sudah waktunya untuk pergi dari sana.
Kakashi melangkah perlahan. Ia telah banyak berpikir akhir-akhir ini tentang rekan satu timnya, ia juga senang bahwa ketiga muridnya akhirnya akur.
Ia memutuskan untuk berjalan di sepanjang jalan yang dikelilingi oleh bunga sakura.
"Aku penasaran apa yang Anko lakukan sekarang..." gumam Kakashi sambil menyeringai di balik maskernya. Ia terus berjalan di jalanan sepi itu, tapi kemudian ia mendengar erangan pelan.
'Apa itu seseorang terluka? Atau apa itu... seseorang sedang bersenang-senang.' Kakashi bertanya-tanya, ia diam-diam melangkah ke tempat suara itu berasal. Erangan itu terdengar semakin keras saat ia semakin dekat dengan tujuan.
'Kurasa bukan aku saja yang membaca seri Icha Icha.' Kakashi menyeringai ketika ia mulai mendengar seorang pria mengerang.
'Aku benar-benar harus pergi dari sini dan memberikan privasi pada mereka... tapi... aku ingin tahu siapa yang akan melakukan hal semacam itu di siang hari begini.'
Kakashi kemudian berjalan semakin dekat sampai ia menyadari siapa pasangan yang ia dengar dan ia membeku di tempat. Matanya melebar ketika ia melihat dua muridnya.
'Sial! Mereka melakukan itu semua dengan cara yang salah! Setelah semua yang kami lalui dan semua yang kuajarkan pada mereka, mereka memutuskan untuk melakukan posisi paling membosankan dalam buku!' pikir Kakashi dengan marah dan memutuskan bahwa sudah waktunya untuk mengajar lagi.
"Sasuke! Sakura! Hentikan apa yang kalian lakukan saat ini juga!" Kakashi menggeram ketika ia berjalan mendekat ke murid-muridnya.
Sasuke dan Sakura menghentikan kegiatan mereka dan menoleh, mereka mendapati guru mereka yang tampak marah berjalan ke arah mereka.
"Kakashi-sensei?!" teriak Sakura ketika Sasuke dengan cepat menarik diri dari atas Sakura dan memasang ritsleting celananya. Beruntung bagi pasangan itu, mereka masih berpakaian lengkap, Sasuke hanya menurunkan celana dan boxer-nya sementara Sakura mengenakan rok hari itu sehingga hanya celana dalamnya yang turun ke pergelangan kakinya.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Sasuke kesal ketika ia dan Sakura telah bangkit dari rumput, setelah memperbaiki pakaian mereka. Sasuke berdiri protektif di depan Sakura sementara tatapan ketakutan terlihat di mata gadis itu.
"Aku sedang berada di sekitar sini dan mendengar keributan dan aku memutuskan untuk mencari tahu. Tidak menyangka kalian berdua menjadi orang yang menjadi sumber keributan itu. Aku harus mengatakan bahwa aku malu dengan apa yang kalian berdua lakukan." ucap Kakashi.
"Maaf, Kakashi-sensei, kami tidak memberitahumu tentang hubungan kami, kami hanya takut dengan apa yang akan semua orang pikirkan tentang kami." ucap Sakura.
"Tidak? Sakura, bukan itu yang membuatku malu." ucap Kakashi sambil menggelengkan kepalanya.
"Apa yang kau bicarakan?" tanya Sasuke.
"Aku malu kalian berdua menggunakan gaya kuno." ucap Kakashi, sementara kedua mata murid di depannya itu melebar.
"Gaya kuno?" tanya Sakura sambil melirik Sasuke, pemuda itu hanya mengangkat bahu.
"Benar, Sakura. Sasuke karena kau adalah seorang Uchiha, aku akan berpikir kau akan tahu beberapa gaya yang lebih baik dari posisi misionaris." ucap Kakashi.
"Posisi...?" Sasuke mengangkat alisnya, sementara Kakashi menganggukkan kepalanya.
"Benar, Sasuke. Tapi syukurlah untuk kalian berdua, aku adalah guru yang sangat baik dan aku pandai dalam subjek ini." ucap Kakashi, sementara pasangan di depannya sekarang benar-benar bingung.
'Subjek?' pikir Sakura.
'Guru bodoh, menghancurkan waktuku bersama Sakura!' pikir Sasuke.
"Sekarang dengan bantuan buku-buku bermanfaatku..." ucap Kakashi, tiba-tiba mengeluarkan lima buku Icha Icha dari saku belakangnya dan menunjukkannya pada kedua muridnya.
'Bagaimana bisa dia membawa banyak buku sekaligus?' pikir Sakura.
'Hn?' pikir Sasuke.
"...Aku akan membantu kalian untuk lebih berani dalam kegiatan kalian." Kakashi menyeringai.
'Apa-apaan ini?' pikir Sakura.
'Lebih berani? Aku dan Sakura sudah lebih dari itu!' pikir Sasuke.
"Itu tidak perlu, sensei, kau tahu—" ucapan Sakura terpotong oleh Kakashi.
"Tidak perlu dijelaskan. Aku akan mengajari kalian untuk memiliki kehidupan seks yang hebat!" ucap Kakashi sambil menyeringai di balik maskernya.
"Bukankah kau seharusnya pergi menjalankan misi atau duduk-duduk di kuburan?" tanya Sasuke.
"Aku sudah melakukan itu sebelumnya dan aku berencana menjalankan misi kecil hari ini, tapi... situasi disini terlalu penting." ucap Kakashi, sementara Sakura dan Sasuke menghela nafas, mengetahui siksaan yang akan mereka alami dan tidak ada cara untuk lolos.
***
Setelah beberapa jam kemudian, Kakashi berjalan menuju kedai ramen untuk bertemu dengan Naruto. Ia merasa sangat bangga akan pelajaran yang ia ajarkan pada murid-muridnya hari ini.
"Hei, Kakashi-sensei!" Naruto berteriak ketika melihat Kakashi berjalan ke arahnya yang sedang menghabiskan semangkuk ramennya.
"Halo Naruto, sepertinya kau telah menemukan kupon ramenmu." ucap Kakashi ketika ia duduk di sebelah muridnya.
"Ya! Aku lupa aku meletakkannya di ikat kepalaku agar aku tidak melupakannya! Tapi kurasa ide itu tidak berhasil." ucap Naruto.
"Yeah, mungkin kau harus meletakkan kuponmu di suatu tempat yang akan lebih mudah ditemukan di lain waktu." saran Kakashi.
"Hei, Kakashi-sensei?" tanya Naruto.
"Apa, Naruto?" Kakashi mengangkat alis pada Naruto yang mengerutkan kening.
"Apa kau bertemu Sasuke-teme atau Sakura-chan? Kupikir mereka akan berada di sini sekarang untuk makan ramen, tapi aku tidak melihat mereka di manapun." Naruto menghela nafas, sementara Kakashi menyeringai di balik maskernya.
"Oh, aku cukup yakin mereka tidak akan bergabung dengan kita hari ini." ucap Kakashi.
"Bagaimana bisa? Apa mereka sedang menjalankan misi atau sesuatu?" tanya Naruto.
"Tidak, tidak persis, Naruto... tidak persis..." jawab Kakashi, sementara Naruto benar-benar bingung.
"Sensei? Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan." ucap Naruto.
'Aku penasaran apa yang sedang dilakukan Anko sekarang...' pikir Kakashi.
"Kakashi-sensei!" Naruto berteriak untuk mendapatkan perhatian pria yang lebih tua darinya itu.
"Ada apa, Naruto? Kau benar-benar harus berhenti berteriak seperti itu. Kalau begitu... sampai jumpa!" ucap Kakashi lalu menghilang dalam kepulan asap, meninggalkan Naruto yang masih bingung.
***
Sasuke dan Sakura masih duduk di tengah hutan tempat Kakashi meninggalkan mereka setelah empat jam berbicara tentang posisi seks dan tempat-tempat terbaik untuk mengatur suasana hati dengan bantuan buku-buku mesumnya.
"Kita benar-benar harus berhenti berhubungan seks di tempat umum." ucap Sakura, ia menatap ke kejauhan dengan ekspresi ketakutan dan tak nyaman di wajahnya. Ia benar-benar berharap ia tidak lagi harus melalui siksaan yang ia dan Sauske baru saja lalui.
"Setuju." ucap Sasuke seraya menatap ke kejauhan juga, mencoba melupakan ingatan yang telah mengganggu pikirannya sekarang.
***
To be continued.
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan :)