Amore Cephidele, atau dijuluki 'serangga cinta'. Serangga ini ditemukan di daerah lembab. Mengigit korban dengan racun mematikan. Dapat membunuh seketika pada makhluk yang berukuran sama dengan serangga ini. Dapat membunuh tikus dan hewan kecil dalam beberapa jam. Dan dapat membunuh manusia dalam 12 jam setelah terjadi gigitan. Racun akan bergerak lambat menuju jantung. Begitu racun mencapai jantung, jantung akan sepenuhnya berhenti. Gigitan ditandai dengan satu titik pusat. Dari titik pusat, muncul garis beruntun ke dada bagian tengah. Gigitan yang letaknya lebih dekat dengan jantung akan menghasilkan pergerakan racun yang lebih cepat.
Sakura menggigit bibirnya dengan gugup. Ia telah membaca teks medisnya selama lebih dari satu jam sekarang, mencoba menganalisis lukanya. Metode untuk menghilangkan racun tetap tidak berhasil sebelum akhirnya ia menemukan deskripsi dalam sebuah gulungan. Deskripsi itu sangat cocok dengan lukanya. Ia punya waktu sampai jam 6 pagi sebelum ia jatuh pingsan. Dan pada jam 7 pagi, ia tidak lagi memiliki detak jantung.
Sakura mengamati garis yang bergerak ke atas kakinya dari pergelangan kakinya. Setidaknya gigitan itu tidak dekat dengan dadanya. Semakin jauh luka itu dari jantungnya, maka semakin baik.
Racun secara alami akan dikeluarkan dari sistem tubuh setelah korban berhubungan seksual. Hormon pria dan wanita yang dihasilkan setelah orgasme yang intens akan bergabung dan menetralkan jalur racun menuju jantung...
'Karena itu dijuluki serangga cinta,' pikir Sakura sarkastis.
Ia membaca lebih lanjut, berharap ia bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Tragisnya, ia tidak bisa. Partisipasi seorang pria diperlukan disini.
Oh tidak.
Perutnya serasa hampir putus. Jantungnya mulai berdetak kencang. Sakura menggigit bibirnya lebih keras. Tangannya gemetaran. Ia belum kehilangan keperawanannya. Seluruh pengalamannya tentang seksualitas hanya sebatas pada beberapa ciuman dan bahkan hanya sedikit ciuman yang melibatkan lidah. Ia tidak memiliki kekasih, dan bahkan jika ia memilikinya, itu tidak akan membantu karena sekarang ia sedang dalam misi bersama timnya.
Timnya terdiri dari tiga pria yang memenuhi syarat.
Naruto. Sasuke. Sai.
Wajah Sakura langsung memerah.
Satu-satunya kesempatan baginya untuk bertahan hidup adalah dengan berhubungan seks dengan salah satu dari mereka.
Oh tolong... tidak...
Setiap anggota pria berada di kamar masing-masing saat ini. Sakura tidak tahu tentang Sai atau Sasuke, tapi ia tahu Naruto sedang tidur nyenyak. Karena dengkuran si kuning itu menggema melalui dinding, mengingatkannya bahwa sekarang sudah hampir jam sepuluh.
Sakura tahu ia harus memilih satu, mengetuk pintu salah satu dari mereka dan menjelaskan situasinya.
Atau ia bisa mencari orang asing...
Tapi desa kecil tempat mereka menginap sekarang tidak memiliki pria pengembara yang mencari pasangan pada malam seperti ini. Bahkan jika ada pria yang bersedia, Sakura tidak yakin dirinya akan cukup nyaman untuk menikmatinya.
Ini berarti ia harus memilih dari salah satu rekan timnya...
Pikiran Sakura mulai menimbang-nimbang untuk memilih pasangan seks yang sempurna. Sai langsung ia keluarkan dari pilihan. Lelaki itu selalu membaca buku sepanjang waktu tentang bagaimana bertindak dengan benar dan menatap dengan mata kosong diikuti dengan senyum palsu. Sakura akan benar-benar ketakutan.
Kalau begitu, Naruto atau Sasuke...
Wajah Sakura benar-benar memerah dan ia meletakkan tangannya ke pipinya. Ini benar-benar menakutkan.
Ketika muncul pertanyaan di kepalanya untuk memilih dengan siapa ia lebih suka berhubungan seks, jawabannya benar-benar jelas baginya. Ia sudah lama menyukai Sasuke dan dari tahun ke tahun ia mulai mendambakan pemuda itu. Ia dan Sasuke telah mengembangkan persahabatan. Persahabatan itu tidak seberapa dibandingkan dengan persahabatan Sasuke dan Naruto, tapi Sakura tahu Sasuke menganggapnya sebagai seseorang yang juga penting dalam hidupnya.
Namun, kasih sayang Sasuke nampaknya hanya sebatas pada kepedulian biasa terhadapnya, seperti mengingat hari ulang tahun, bersikap sopan, dan bersikap melindungi yang nyaris tak disembunyikan. Sakura menganggap sikap protektif Sasuke berasal dari masalah emosi pemuda itu sendiri karena pernah kehilangan orang lain dalam hidupnya, bukan karena sikap pribadi pemuda itu sendiri terhadapnya. Mungkin jika ia memanfaatkan sifat protektif Sasuke itu, ia akan bisa membuat pemuda itu mau berhubungan seks dengannya.
'Aku yakin sentuhannya benar-benar lembut... dan dia tahu di mana harus menggerakkan jari-jarinya.' pikir Sakura malu.
Banyak malam Sakura lalui sendirian dengan berfantasi tentang ninja berambut gelap itu. Mengkhayal bahwa pemuda itu akan menggerakkan tangannya di sepanjang tubuhnya, dan ia tahu percintaannya akan benar-benar hebat. Sasuke adalah petarung yang sangat berhati-hati. Seorang pria yang sangat berhati-hati dalam pertarungan pasti lebih berhati-hati di atas tempat tidur. Namun, meminta Sasuke untuk berhubungan seks dengannya, bahkan jika itu untuk menyelamatkan hidupnya sendiri, akan sangat memalukan.
'Sasuke pasti tidak pernah menghadapi situasi seperti ini. Aku tidak akan terkejut jika dia menolak dan aku harus pergi meminta pada Naruto.' pikir Sakura.
Jika ia meminta pada Naruto, pemuda itu pasti akan langsung setuju dan menariknya ke tempat tidur. Naruto adalah teman yang sangat dekat dengannya. Sikap romantis Naruto agak mereda selama beberapa tahun, tapi Sakura yakin Naruto masih menganggapnya menarik. Naruto memiliki daya tarik manis, tapi Sakura tidak yakin apakah ia cukup tertarik pada Naruto untuk membuat dirinya terangsang. Tentu, ia akan lebih santai dengan Naruto karena pemuda itu adalah orang yang jauh lebih ceria daripada Sasuke, tapi itu tak ada gunanya jika ia tidak menginginkan pemuda itu.
Sakura menggelengkan kepalanya untuk menjernihkan diri dari pikiran menjijikkan berhubungan seks dengan rekan satu timnya. Ia benar-benar merasa malu dengan kenyataan bahwa ia sedang duduk di kamarnya dan sibuk memilih satu dari rekan timnya yang bisa berhubungan seks dengannya. Ini benar-benar mesum! Dua kandidat yang ia pertimbangkan mungkin sudah tertidur sekarang, sementara disini ia berdebat sendiri tentang siapa yang harus ia ganggu tidurnya.
Betapa memalukannya...
'Bagaimana caranya merayu seseorang? Di mana aku harus meletakkan tanganku? Haruskah aku membiarkannya... Argh!'
Sakura menggelengkan kepalanya memikirkan hal itu. Ia tidak percaya seks pertamanya akan terjadi dikarenakan racun. Yang lebih menakutkan adalah kenyataan bahwa ia perlu mengalami orgasme di sini. Menurut deskripsi yang tertulis, itu harus terjadi sedikit lebih intens juga. Ino sering memperingatkannya bahwa seks pertama akan menyakitkan dan jangan mengharapkan kenikmatan sampai yang kedua kalinya. Jadi siapapun yang tidur dengannya malam ini harus berbakat dalam seni seks untuk membawanya orgasme pertama kalinya...
Dan itu pasti Sasuke. Pemuda itu memancarkan energi seksual yang kuat.
Tidak dapat memproses pikiran kotor yang berkecamuk di benaknya, Sakura melompat berdiri. Terlepas dari bagaimana tindakan seks perlu dilakukan dan dengan siapa harus dilakukan, ia perlu mandi dulu.
***
Sasuke perlahan mulai melayang ke gerbang tidurnya. Matanya terpejam, tapi telinganya tetap sadar akan suara tenang malam itu. Dari sebelah kamar, ia bisa mendengar suara berisik Naruto mendengkur. Suara dengkuran seharusnya mengganggunya, tapi bertahun-tahun mendengarkan dengkuran tidur sahabatnya telah membuat Sasuke terbiasa. Sayangnya, kali ini rekan satu tim wanitanya turut menciptakan suara berisik.
Dari kamar sebelah kanannya, ia bisa mendengar Sakura mondar-mandir. Ini kurang nyaman, tapi gadis itu memang mengeluh cedera di pergelangan kakinya. Sasuke tidak mengetahui sifat dari luka itu, ia menganggap Sakura telah menyembuhkan dirinya sendiri dan sekarang mungkin sedang menguji pergerakan kakinya. Ia berharap Sakura akan segera tidur. Ia tidak pernah bisa tidur mengetahui rekan satu timnya masih terjaga.
Beberapa waktu yang lalu ia mendengar Sakura menyalakan pancuran kamar mandi. Sasuke hampir tertidur saat itu, tapi tak lama setelah itu suara mondar-mandir dimulai.
Mungkin gadis yang menyebalkan itu sedang berdebat tentang semacam masalah pribadi. Apapun itu, Sasuke berharap Sakura akan pergi ke Naruto. Ia benci jika harus berbicara masalah pribadi.
Kemudian suara mondar-mandir berhenti. Sasuke menghela nafas lega dan kemudian berguling. Akhirnya ia bisa beristirahat.
TOK TOK.
Tidak. Sasuke membuka sebelah mata dan melihat ke pintu. Sakura tidak akan datang untuk mengganggunya. Jika keadaan darurat, gadis itu akan mengetuk lagi. Sasuke berharap Sakura hanya mengunjunginya karena iseng, dan mengabaikannya akan membuat gadis itu pergi.
TOK TOK TOK.
Sasuke menghela nafas panjang. Ia tidak bisa mengabaikan Sakura sekarang. Sakura sepertinya membutuhkannya, dan rasa penasarannya tidak akan membiarkannya beristirahat sampai ia tahu mengapa gadis itu mengganggunya. Tidak peduli seberapa besar ia ingin bersantai.
"Sialan," gumam Sasuke pada dirinya sendiri ketika ia bangkit untuk membuka pintu. Kakinya yang telanjang berjalan cepat di lantai, tanpa sengaja menendang baju yang ia buang sembarangan tadi.
Diam-diam, ia menikmati menjadi orang yang Sakura pilih untuk diganggu karena alasan apapun. Sasuke senang menjadi favorit gadis itu, meskipun gadis itu berusaha menyembunyikannya selama bertahun-tahun. Kedekatan Sakura dengan Naruto adalah duri yang serius untuk Sasuke, jadi setiap peluang yang ia dapatkan akan ia manfaatkan dengan baik.
Setelah ia membuka pintunya, ia mengangkat alis saat melihat Sakura. Gadis itu memakai make up tipis di wajahnya dan memegang sebuah gulungan di tangannya dengan gelisah. Pakaian gadis itu juga sangat luar biasa. Sakura mengenakan tank top putih kecil dengan celana pendek merah muda. Bagian atas tank top itu nyaris tidak menyangga payudara gadis itu sepenuhnya dan memperlihatkan beberapa perutnya yang rata. Rambut merah mudanya yang sedikit basah sedikit menutupi pundaknya. Dan celana pendek gadis itu memperlihatkan sebagian besar kaki jenjangnya. Sakura hampir telanjang... bukan berarti Sasuke keberatan.
"Apa?" tanya Sasuke, to the point.
Sakura menggigit bibirnya, tidak yakin harus berkata apa. "Boleh aku masuk?" Ia mencicit.
Sakura belum siap melihat Sasuke yang terlihat begitu seksi ketika pemuda itu membuka pintu. Dada Sasuke yang telanjang hanya berjarak beberapa senti darinya... dan tampak benar-benar kencang dan sempurna. Sakura terbiasa melihat Sasuke tanpa baju, tapi dampak dari apa yang ia akan minta malam ini pada pemuda itu seakan memukulnya keras.
Sasuke melangkah ke samping, membiarkan Sakura masuk ke kamarnya.
Untuk menenangkan dirinya, Sakura mengingatkan dirinya sendiri tentang lelucon dan perdebatan antara dirinya dan Naruto. Seringkali mereka bercanda bersama tentang mengapa Sasuke terus melepas kemejanya selama latihan. Naruto juga mengamati dengan seksama bahwa Sasuke lebih menyukai baju terbuka yang memperlihatkan dadanya. Mereka bahkan punya lelucon rahasia bahwa Sasuke bahkan tidak memiliki kemeja normal lagi.
"Mungkin dia merasa panas akibat semua jutsu apinya..." Sakura merenung dengan Naruto.
"Kurasa dia hanya ingin menarik perhatian," balas Naruto dengan kilat di matanya. "Dia ingin para wanita mengusap dadanya. Dia benar-benar mesum."
"Oh, tidak mungkin!" ucap Sakura sambil tertawa.
Naruto memutar matanya. "...klannya pasti akan mati. Dia sepertinya tidak memiliki gairah seksual."
"Apa kau akan berdiri di sana hanya untuk menatapku atau mengatakan sesuatu yang penting?" ucap Sasuke, menyadarkan Sakura dari lamunannya. Sasuke menyilangkan lengannya, membuat otot-otot di lengan dan bahunya lebih menonjol. Sorot mata Sasuke seakan menyampaikan pesan bahwa pemuda itu tidak senang dengan kunjungan larut malam Sakura ke kamarnya.
Sakura menghela nafas panjang. Ia bisa melakukan ini. Sasuke logis. Sasuke protektif. Sasuke akan mengerti.
"Kau ingat bahwa aku bilang aku digigit sesuatu?" tanya Sakura dengan pelan, tidak menatap mata Sasuke.
Sasuke menurunkan pandangannya ke kaki Sakura, di mana Sakura membalut gigitan itu dengan kain.
Sakura memutuskan untuk menutupi lukanya, karena itu bisa merusak suasana hati. Suasana hati apapun yang ada dalam situasi aneh seperti ini.
"Apa kau baik baik saja?" tanya Sasuke, alisnya sedikit terangkat karena khawatir.
"Ya... um, tidak. Kurasa tidak sekarang... tapi aku mungkin... jika kau membantu..." Sakura tergagap, tidak yakin harus mulai dari mana. "Tapi kau tidak harus setuju! Maksudku... jika kau ingin aku pergi, aku akan pergi, dan kita bisa bertindak seolah-olah tidak ada yang terjadi... atau semacam itu... Dan aku akan meminta pada orang lain."
Sasuke hanya memiringkan kepalanya sedikit dan menatap Sakura tajam. Ia biasanya akan membentak gadis itu karena tidak masuk akal, tapi tampaknya ada genangan air mata terbentuk di sudut-sudut mata gadis itu. Tidak dapat menemukan cara lembut untuk bertanya pada Sakura apa yang dimaksud gadis itu, Sasuke memutuskan untuk menatap Sakura. Namun, mata gelapnya hanya membuat Sakura merasa lebih takut.
Sakura kemudian membuka gulungan yang dipegangnya dan menunjukkannya pada Sasuke. Ia menunjuk gambar seekor serangga dan deskripsi di samping gambar itu. Sasuke mengambil gulungan itu dari tangan Sakura untuk membaca bagian itu. Mencoba yang terbaik, Sasuke berusaha tetap berwajah datar. Deskripsi tentang luka Sakura dan cara penyembuhannya yang khusus bukanlah yang ia duga.
Racun secara alami akan dikeluarkan dari sistem tubuh setelah korban berhubungan seksual. Hormon pria dan wanita yang dihasilkan setelah orgasme yang intens akan bergabung dan menetralkan jalur racun menuju jantung. Pertukaran cairan seksual...
Kamar itu terasa mati, bukan sunyi atau hening lagi.
"Aku benar-benar minta maaf tentang semua ini..." Sakura berbisik pelan, membuat Sasuke merasa sedikit bersalah. "Aku tidak bermaksud membuat hal-hal aneh atau apapun. Aku tidak ingin merusak apapun di antara kita."
Sakura memalingkan muka, menghindari kontak mata dengan Sasuke. Wajah Sakura diliputi rasa malu dan bersalah. Tangannya menutupi pipi, mungkin dalam upaya untuk menenangkan diri dari apa yang baru saja ia minta.
Sasuke merasa tegang, seolah-olah ia akan mengambil keuntungan dari seseorang yang sangat polos. Meskipun ia biasanya adalah tipe pria dengan sedikit kata, Sasuke berusaha untuk berbicara dan mengatakan sesuatu yang menghibur. Sesuatu untuk memberitahu Sakura bahwa ini tidak merusak apapun diantara mereka berdua... bahwa tidak ada yang benar-benar aneh dari hal ini... dan apapun untuk memecah kesunyian itu.
"Kita bisa mengatasi ini," Sasuke berkomentar dengan sadar, matanya melihat ke arah yang berbeda dari Sakura.
Sasuke sering memiliki keinginan untuk menyentuh rekan setim wanitanya itu. Sakura telah tumbuh menjadi gadis dengan kurva tubuh yang menarik, membuat mata Sasuke cenderung memperhatikannya. Kulit Sakura terlihat halus di mata Sasuke dan menggoda lidahnya untuk mencicipi gadis itu.
Sasuke tahu sejak lama bahwa tatapan memuja dan kata-kata penuh nafsu akan bisa membawa Sakura ke dalam pelukannya dengan mudah. Pikiran itu adalah godaan setiap hari untuk Sasuke, tapi rasa menghargai Sakura telah lama mencegahnya dari segala kemajuan. Merayu gadis itu akan sangat menyenangkan bagi Sasuke, tapi ia terlalu peduli pada kesejahteraan emosi Sakura.
Ia bukan tipe pria seperti pada umumnya. Ia tinggal di distrik sepi, seorang pria tanpa keluarga. Ia tahu ia berantakan, dan ia tidak ingin menjerumuskan seorang gadis manis ke dalam kekacauan itu. Tak peduli berapa banyak malam ia terbangun berkeringat akibat mimpinya tentang Sakura...
Ditambah lagi, ketertarikan Naruto pada Sakura, itu sesuatu yang lain yang Sasuke pertimbangkan.
Tapi bukan berarti ia telah menghapus Sakura untuk menjadi calon kekasih dan pasangannya. Ia hanya memutuskan untuk menunda upaya apapun dengan Sakura sampai waktunya terasa tepat. Sementara itu, ia memutuskan untuk menyingkirkan setiap pria yang terlalu dekat dengan gadis itu. Sakura akan tetap perawan sampai ia sendiri memutuskan untuk menanganinya. Rupanya, takdir memutuskan bahwa malam ini akan menjadi malam untuk tangannya berkeliaran di tubuh gadis itu...
"Kemarilah," ucap Sasuke lembut, menarik pinggang gadis berambut merah muda itu.
Mata basah Sakura melebar saat Sasuke menariknya lebih dekat. Ia menduga ia harus memohon pada pemuda itu lebih dulu. Bukan penerimaan instan seperti ini. Fakta bahwa pemuda itu begitu bersedia, membuat Sakura sangat bersemangat.
Sasuke menempelkan keningnya ke kening Sakura dan melirik pipi gadis itu yang memerah. Sakura benar-benar lucu ketika wajahnya memerah seperti itu. Sasuke menggerakkan tangannya untuk menangkup pipi Sakura, ibu jarinya mengusap pelan di dekat bibir gadis itu. Tangannya yang lain tetap di pinggang Sakura, menariknya lebih dekat.
"Pertama untukmu?" Sasuke bergumam pelan. Sakura mengangguk. Sasuke menyeringai senang dalam hati. Rencananya berhasil. Sakura akan menjadi miliknya seutuhnya.
Mata Sasuke menjadi setengah tertutup saat ia menggerakkan bibirnya hingga hampir menyentuh bibir Sakura. Gadis itu hanya berjarak satu napas darinya. Mereka belum pernah berciuman sebelumnya, jadi Sasuke memutuskan mengizinkan Sakura untuk melakukan gerakan pertama. Dengan manis, Sakura menempelkan bibirnya ke bibir Sasuke dalam sebuah ciuman lembut.
Bibir Sasuke lebih lembut dan lebih hangat dari yang Sakura duga. Bahkan, tindakan Sasuke jauh lebih menggoda dan lembut daripada yang bisa ia bayangkan. Ketertarikannya pada Sasuke meningkat sepuluh kali lipat ketika pemuda itu menggerakkan bibirnya. Sasuke menggigit bibir bawah Sakura dengan ringan untuk membuat gadis itu membuka bibirnya. Kemudian, lidahnya yang pintar masuk ke mulut gadis itu, perlahan.
Sakura merasakan kelembaban dan ketegangan berkumpul di bagian tubuhnya yang paling rahasia. Putingnya mengeras, hampir seolah meminta perhatian tangan Sasuke. Bagaimana bisa ia tadi berpikir ini akan menjadi canggung? Tindakan Sasuke jauh dari kata canggung... tindakannya membangkitkan dan menggoda. Padahal pemuda itu hanya menciumnya.
Sakura mulai mengerang pelan di mulut Sasuke, ketika lidah pemuda itu bergerak di dalam mulutnya. Tangan Sakura menyelinap ke rambut Sasuke dan meremasnya, menariknya lebih dekat. Sasuke merasa senang dengan rengekan dan tarikan di rambutnya. Ia sangat bangga dengan kemampuan alaminya untuk membuat gadis polos menjadi gadis yang terangsang dengan beberapa gerakan sederhana. Ia menyeringai di mulut Sakura ketika tangannya bergerak ke pinggul gadis itu. Ia akan memastikan malam itu benar-benar menyenangkan dan bahwa setiap keinginannya akan terpenuhi.
Sasuke mencium sudut mulut Sakura dan bergerak ke garis rahang gadis itu. Ia menggigit garis rahang Sakura dengan lembut, sebelum bergerak ke perpotongan antara rahang dan leher Sakura. Di sana, ia menggigit lagi. Sakura menanggapi dengan erangan.
Sasuke berusaha menahan diri untuk tidak terengah-engah, tapi ia mendapati napasnya mulai pendek-pendek. Miliknya di bawah sana sudah berdenyut-denyut... memohon semacam sentuhan atau gesekan. Erangan dan rintihan Sakura tampaknya memicu hasratnya dan membuat miliknya semakin berdenyut.
Ciuman dan gigitan Sasuke yang lembut semakin bergairah di leher Sakura. Tangan Sakura tetap terkubur di rambut Sasuke, meremas dengan nikmat. Sasuke harus menanggalkan pakaian Sakura segera. Ia perlu merasakan kulit gadis itu pada kulitnya. Begitu bibirnya melintasi bahu Sakura, ia menggunakan giginya untuk menarik tali tank top dari bahu Sakura dan mencium dada gadis itu. Segera, tali kedua ditarik dari bahu Sakura juga dengan giginya. Tangannya menemukan jalan ke ujung tank top Sakura dan menarik ke atas.
Hal berikutnya yang Sakura sadari adalah bahwa ia benar-benar telanjang dada di depan Sasuke. Mata Sasuke tertuju pada dada Sakura. Melihat payudara gadis itu yang pucat, lembut dan memiliki puting merah muda yang mengerucut, membuat nafas Sasuke memburu. Berdasarkan ekspresi kagum pada wajah Sasuke, Sakura menilai bahwa pemuda itu sangat menyukai lekuk tubuhnya yang telanjang.
Tangan Sasuke yang besar menangkup gundukan Sakura yang lembut dan halus. Gundukan itu bahkan lebih berisi daripada yang pernah ia bayangkan. Ia menggigit bibir bawahnya. Jempolnya menyentuh kuncup-kuncup merah muda Sakura, dan gadis itu terengah-engah karena sensasi itu.
Sakura sudah memperhatikan bahwa Sasuke memiliki fiksasi dengan menjilat dan menggigit, dan ia tahu bahwa putingnya akan menjadi yang berikutnya. Kenikmatannya dilepaskan dalam bentuk erangan ketika jempol Sasuke perlahan bergerak melingkar di putingnya. Tangannya menarik-narik rambut pemuda itu dan Sasuke mengeluarkan geraman pelan.
Sakura sudah membuat Sasuke mendekati puncaknya sendiri dan gadis mungil seksi itu bahkan belum berkenalan dengan kejantanannya. Namun situasi ini akan segera teratasi.
Sasuke terus menyiksa kunoichi berambut merah muda itu dengan jempolnya. Giginya, tidak lagi puas dengan menggigit bibir bawahnya, mulai menggoda bagian bawah payudara Sakura. Pinggul Sakura mulai menggesek bagian bawah Sasuke, mencari sesuatu dari sensasi kuat yang diberikan pemuda itu padanya.
Sasuke terus menggerakkan mulutnya sepanjang bagian bawah payudara Sakura sampai dua gundukan itu diberi perhatian yang adil. Tidak lagi dapat menahan dirinya sendiri, Sasuke menjulurkan lidahnya sepanjang puting Sakura yang merah muda dan mengeras. Sakura mengerang senang dan mulai menekankan pinggulnya pada Sasuke lebih keras.
Sasuke terus memutar-mutar lidahnya di sekitar puting Sakura, sementara ibu jarinya menggoda puting yang satu lagi. Rupanya, payudara Sakura sangat sensitif terhadap sentuhan. Sasuke perlahan-lahan beralih ke sisi yang satunya, memberikan perhatian yang sama. Sasuke lebih dari sadar bahwa Sakura siap untuk dibaringkan di tempat tidur, tapi ia ingin lebih banyak pemanasan. Ia ingin Sakura berteriak nikmat saat ia memasukkan dirinya ke dalam diri gadis itu.
Itu berarti perlu ada sedikit pembicaraan kotor...
"Sakura," Suara Sasuke yang mengerang rendah menarik perhatian gadis itu. Seluruh nada Sasuke gelap dan erotis. Sakura menanggapi dengan rintihan. Ia tidak sabar untuk melihat bagaimana tindakan Sasuke di tempat tidur.
"Aku selalu membayangkan kau mempunyai puting merah muda..." gumam Sasuke sambil mencium payudara Sakura. Tangannya bergerak ke paha Sakura dan mulai mengusap perlahan ke atas, mengirim desiran di sepanjang jalan.
"Aku ingin tahu di mana lagi kau berwarna merah muda," goda Sasuke ketika tangannya mencapai ujung celana pendek Sakura.
Sakura terengah-engah saat Sasuke melepas celananya dengan cepat, hanya menyisakan celana dalam putihnya.
Sasuke berlutut. Ia mulai mencium bagian depan celana dalam Sakura dengan ringan. Pinggul gadis itu bergerak maju.
"Apa kau merah muda di sini juga, Sakura?" tanya Sasuke dengan nakal sambil terus meninggalkan ciuman seringan bulu disana.
Sakura hanya bisa mengerang sebagai respon.
"Aku yakin begitu," lanjut Sasuke ketika ia mulai melepas celana dalam gadis itu. "Merah muda... dan panas... dan ketat... dan basah."
Wajah Sakura memerah. Ia lebih dari basah akibat sentuhan Sasuke. Ia benar-benar basah kuyup.
Sasuke lalu mencium kulit Sakura... dari bawah pusar sampai ke celah gadis itu. Tidak ada dalam hidup Sakura ia pernah mempersiapkan diri untuk apa yang akan dilakukan Sasuke selanjutnya. Jari-jari Sasuke mulai mengusap bagian tubuhnya yang paling rahasia di bawah sana, dan lidah pemuda itu menjilat klitorisnya. Ia berteriak, hampir tak mampu menangani sensasi itu sambil berdiri.
Menatap Sasuke, Sakura mengeluarkan erangan lain. Sasuke tampak sangat seksi dengan rambutnya yang hitam berantakan, bulu matanya yang panjang berkedip secara sensual, dan lidahnya yang bergerak perlahan di bawah sana. Tiba-tiba, Sasuke menyelipkan dua jari ke dalam dirinya. Ia berteriak, campuran kenikmatan dan rasa sakit.
Sasuke benar tentang dugaannya bahwa Sakura sangat ketat. Lidahnya terus menggoda bungkusan saraf Sakura di atas celahnya, sementara jari-jarinya bergerak dengan panas. Segera rasa sakit hilang, diambil alih oleh kenikmatan manis stimulasi dari Sasuke. Sakura mulai terengah-engah, tidak bisa bernapas dengan benar. Matanya mulai berputar ke belakang kepalanya.
Tapi Sasuke memperlambat gerakan panasnya, dan menjauhkan diri dari Sakura. Sakura berusaha untuk tidak menjerit dalam kekecewaan, tapi beberapa gumaman kecewa lolos dari bibirnya.
Sang Uchiha berdiri dan mengangkat Sakura ke dalam pelukannya dengan satu gerakan cepat.
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi," gerutu Sasuke, membawa Sakura ke tempat tidur. Ia menyelipkan lidahnya kembali ke mulut Sakura. Lidahnya bergesekan dengan milik gadis itu, menimbulkan sensasi yang lebih menggetarkan. Ciumannya semakin kasar saat ia semakin terangsang.
Sakura terjebak di antara menjerit dalam senang dan mengerang gugup. Sebelumnya, ia hanya membiarkan dirinya tergoda oleh Sasuke. Sekarang, ia juga harus mengambil tindakan dan menyenangkan pemuda itu... sesuatu yang tidak ia ketahui.
Seluruh pengalaman ini nikmat dan menggoda, tapi ini adalah pertama kalinya bagi Sakura. Syukurlah, rasa terbakar di pergelangan kakinya sudah lama terlupakan karena rasa terbakar itu beralih di bagian dalam pahanya. Yang bisa ia pikirkan kini adalah melihat Sasuke telanjang dan bertanya-tanya bagaimana ia bisa membuat pemuda itu juga mengerang nikmat.
Sasuke mendudukkan Sakura di tepi tempat tidur. Berdiri, tangannya bergerak ke ikat pinggang celananya, tapi sebelum ia bisa melepaskannya, suara lembut terdengar.
"Boleh aku?" tanya Sakura dengan malu-malu, tangannya meraih pinggang Sasuke.
Sasuke tersenyum dan mengangguk, bergerak lebih dekat ke jangkauan Sakura. Sakura menarik celana Sasuke ke bawah, memperlihatkan kulit Sasuke perlahan. Setiap inci kulit pemuda itu sempurna dan mulus. Saat satu tangannya menarik ikat pinggang dan tangannya yang lain mengusap perut bawah Sasuke. Membuat Uchiha bungsu itu mengerang.
Sakura mempersiapkan dirinya untuk akhirnya melihat kejantanan Sasuke. Ia bisa melihat dari tonjolan di celana Sasuke bahwa pemuda itu berukuran sangat mengesankan, tapi ia masih bersemangat melihat seberapa mengesankannya itu. Ia menarik celana ke bawah dengan penuh semangat; siap melihat Sasuke benar-benar telanjang.
Itu... tebal, panjang, dan sangat keras.
Sakura meraihnya dengan malu-malu. Ia tidak yakin apa yang harus dilakukannya, tapi instingnya ingin bermain dengan milik Sasuke yang berdenyut itu.
Sasuke menyeringai ketika melihat Sakura dengan malu-malu bermain dengan miliknya... menjalankan jari-jarinya dengan ringan dari pangkal ke ujungnya. Ia ingin sekali mengajari Sakura cara menyenangkan pria menggunakan tangan, lidah, dan mulutnya... tapi kesabaran Sasuke mulai menipis. Ia sudah terlalu terangsang untuk digoda lagi. Ia perlu masuk ke dalam Sakura... secepatnya.
Sasuke menyeringai sendiri. Ia hanya harus mengajari Sakura lain kali. Gadis kecil yang manis ini belum tahu harus bertindak bagaimana.
Sasuke mencondongkan tubuh ke depan dan menekan mulutnya ke mulut Sakura, dengan kasar. Lengannya yang kuat menarik Sakura mendekat ketika ia bergerak untuk mengangkangi gadis itu. Kenikmatan menggelitik tulang punggung Sakura ketika ia menyadari bahwa Uchiha mendominasi dirinya. Sasuke mendorong Sakura lebih jauh ke tempat tidur sampai keduanya berada di tengah tempat tidur.
Sasuke meraih kejantananya dan memposisikan dirinya di bibir vagina Sakura. Menggunakan ujungnya, ia menggosok klitoris gadis itu yang basah. Sakura memerah dan bergidik. Gadis itu benar-benar basah dan siap untuk bercinta. Sasuke puas bahwa ia tidak perlu pemanasan lagi untuk mempersiapkan Sakura berkenalan dengan kejantanannya.
"Siap?" Sasuke menggeram rendah.
Sakura mengerang sebagai respon. Ia terlalu tenggelam dalam nafsu dari gesekan ujung kejantanan Sasuke untuk sepenuhnya memahami pertanyaan pemuda itu. Yang ia inginkan hanyalah rasa nikmat yang manis yang akan Sasuke berikan padanya berulang kali.
Sasuke memposisikan dirinya, siap untuk memasuki gadis polos di bawahnya. Ia mendorong masuk dengan cepat, meringis ketika ia menyadari betapa polosnya bunga sakuranya itu. Terlepas dari keketatan dan rasa sakit yang harus Sakura alami, Sasuke mengeluarkan erangan rendah. Satu tusukan terasa sangat enak.
Sakura menangis karena kesakitan untuk seks pertamanya itu, tapi ia juga merasakan kenikmatan yang mendasar dari sensasi yang diisi oleh Sasuke.
Sasuke mulai mencium leher Sakura, berusaha meredakan rasa sakit gadis itu. Ia menunggu dan membiarkan Sakura menyesuaikan dengan ukurannya. Dan kemudian, ia akan meniduri gadis itu dengan keras dan cepat.
Meskipun dengan nafsu yang menjulang, Sasuke merasa bersalah bahwa seks pertama Sakura tidak dalam keadaan yang lebih romantis. Sesuatu di dalam dirinya membuatnya merasa perlu untuk menyampaikan perasaannya pada gadis itu... Sasuke ingin Sakura tahu bawa ia berniat melakukan ini dengan gadis itu berulang kali, terlepas dari hubungan pertama mereka yang agak dipaksakan ini.
"Aku selalu ingin menjadi orang yang menyentuhmu pertama kali," Sasuke menggumamkan pengakuan panas ke telinga Sakura. Ia mencium leher gadis itu.
"Aku selalu berharap yang menyentuhku pertama kali adalah dirimu," jawab Sakura dengan nafas terengah. Terlepas dari rasa sakitnya, ia sangat mencintai kedekatan ini dengan Sasuke. Merasakan napas Sasuke di lehernya... kehangatan Sasuke di seluruh tubuhnya... cara Sasuke berada di atasnya sedemikian maskulin, mendominasi dengan cara yang seksi.
Nafsu mulai menguasai lagi, dan tubuh Sakura memohon untuk dibebaskan. Pinggulnya mulai bergerak terhadap Sasuke, membiarkan pemuda itu tahu bahwa ia siap untuk menerima lebih banyak gerakan.
Sasuke mengerang setuju. Ia perlahan dan pasti menggerakkan miliknya keluar masuk, membuat gadis itu mengerang. Ia merasakan betapa basahnya Sakura, menyebarkan panas di seluruh otot-ototnya. Mengetahui Sakura menyukai dorongannya, semakin memperparah hawa panas. Tidak dapat menangani langkah lambat yang menyakitkan ini, Sasuke meningkatkan kecepatan dorongan ke dalam diri Sakura.
Sakura melengkungkan punggungnya, mengerang setuju. Ujung Sasuke menyentuh bagian dalam tubuhnya... titik yang membuatnya menjerit. Sasuke menggeram di atasnya, mengubur wajahnya di leher Sakura untuk menggigit gadis itu.
Melihat ke atas bahu Sasuke, Sakura memandangi pantat Sasuke yang telanjang dan kencang. Terlihat lentur saat pemuda itu menggerakkan pinggul ke arahnya. Tidak dapat menahan diri, Sakura mulai meraihnya. Sasuke mengerang di leher Sakura, yang meningkatkan semua sensasi yang ia alami, bahkan lebih.
Sasuke melanjutkan dengan kecepatan menengahnya, dorongannya mengenai titik-titik termanis Sakura. Sasuke begitu tenggelam di dalam diri Sakura dan Sakura menyukai sensasi saat Sasuke menarik dan membanting kembali ke dalam dirinya. Kakinya melilit pinggang Sasuke, membuat pemuda itu tenggelam lebih dalam.
Mereka berdua mengerang.
Mata gelap Sasuke yang berkabut nafsu menatap Sakura, menyaksikan wajah gadis itu yang memerah nikmat. Ia juga mengamati payudara Sakura yang memantul di setiap dorongannya. Puting sensitif Sakura bergesekan dengan dadanya. Ia mencintai betapa ketat dan basahnya gadis itu terhadapnya. Dengan setiap dorongannya, Sasuke merasakan miliknya semakin membesar. Miliknya hampir tidak bisa masuk ke dalam Sakura, tapi justru itu membuat segalanya lebih menggairahkan. Ia tidak akan bertahan lebih lama.
"Apa kau hampir sampai, Sakura?" tanya Sasuke terengah-engah, mengerang karena gerakan pinggul Sakura. Ia membuat gadis itu liar.
"Uhhh... Ah!" Sakura menjerit, yang menurut Sasuke berarti 'ya'.
Dengan dorongan Sasuke yang semakin keras, Sakura menyelipkan jari-jarinya ke rambut Sasuke. Ia menarik pemuda itu, membiarkan pemuda itu tahu bahwa ia menginginkan lebih banyak ciuman. Sasuke mendengus karena tarikan di rambutnya dan memasukkan lidahnya ke mulut Sakura.
Sasuke menyelipkan satu tangan di bawah pantat Sakura, sedikit mengangkatnya. Ini memungkinkannya melakukan penetrasi terbaik, yang membuat Sakura menjerit. Gadis itu menjerit lebih keras, berusaha untuk mengimbangi gerakan kasar dan liar yang Sasuke lakukan. Mereka bergerak bersama, memenuhi kebutuhan untuk memuaskan hasrat dan klimaks mereka.
Kemudian, milik Sakura mulai mengencang di sekitar Sasuke. Gadis itu sampai pada klimaksnya. Ia menjerit, meneriakkan nama Sasuke. Itu adalah orgasme yang panjang dan keras yang membuatnya tidak bisa mengendalikan pinggulnya. Ia terus-menerus meneriakkan nama Sasuke. Sasuke belum pernah mendengar istilah 'Sasuke-kun' yang lebih erotis dari ini dalam hidupnya.
Sasuke terus mendorong keluar masuk di dalam Sakura. Ia merasakan keringatnya mengalir di lehernya, seraya melepaskan pelepasannya sendiri dengan kekuatan yang membutakan pikirannya. Ketika ia klimaks, ia mengerangkan nama gadis itu dengan rendah dan sporadis. Sakura mengerang saat merasakan benih panas Sasuke terlepas ke dalam dirinya. Sasuke memberi beberapa dorongan terakhir dan lambat, dan kemudian ambruk di atas Sakura.
Pasangan itu memejamkan mata sebentar, saling memberi kecupan lembut. Sasuke meletakkan kepalanya di dada Sakura saat lengannya memeluk gadis itu. Kaki mereka tetap terjalin. Sakura mengusap rambut Sasuke, hanya saja kali ini ia tidak menarik rambut pemuda itu. Ia dengan lembut membelai kepala Sasuke, membuat Sasuke mendesah dan serasa meleleh.
Senyum merayap di wajah Sakura saat ia menyaksikan pemuda berambut gelap itu tertidur. Sasuke tampak berbeda saat tidur, tampak rapuh dan damai, senyum kecil dan langka terbentuk di bibir pemuda itu.
Sebelum Sakura tertidur, ia memutuskan untuk memeriksa gigitan serangga itu. Tidak diragukan lagi, jika ada orgasme intens di dunia untuk menyembuhkan gigitannya, itu adalah apa yang baru saja dialaminya. Namun, ia tidak bisa tenang sampai ia melihat lukanya mulai sembuh. Dengan pelan ia mendorong Sasuke, ia mencoba meraih pergelangan kakinya. Uchiha itu berguling ke sisi lain tempat tidur. Pemuda itu berbaring telentang.
Namun, sebelum Sakura bisa mencapai pergelangan kakinya, ia ditarik oleh sebuah lengan kuat. Sasuke memeluknya dengan erat, mencium keningnya, dan mencoba membuatnya tetap di dada pemuda itu. Sakura terkikik pelan, ia bergelut lepas dari Sasuke dan mulai bangkit kembali. Siapa yang mengira bahwa Sasuke begitu manja?
"Aku hanya ingin memeriksa kakiku," ucap Sakura pada Sasuke yang merengut. Ia mengecup pipi Sasuke dan pemuda itu tampak sedikit mereda.
Sakura mulai membuka lilitan kain di lukanya. Pergelangan kakinya kini sudah halus. Garis merah hampir seluruhnya hilang dan hanya titik kecil yang tersisa.
Sakura kemudian menoleh pada Sasuke, tidak yakin apakah ia harus ikut tidur dengan pemuda itu atau tidak. Tapi tangan Sasuke yang besar mendarat di punggungnya dan mendorongnya ke dada pemuda itu. Menghela nafas lega, Sakura menyamankan posisinya di dada Sasuke.
Sasuke mulai tertidur lagi, Sakura mendengar detak jantung pemuda itu teratur. Tapi ada sesuatu yang mengganggunya. Ia takut menyuarakan ketakutan itu, karena ia tahu itu terdengar bodoh. Namun, ia harus tahu. "Sasuke-kun?" tanyanya pelan.
"Hm?"
"Apa ini hanya seks untuk satu malam? Hanya untuk menyembuhkanku?"
Pertanyaan itu menggantung di udara sejenak. Sakura menduga seks itu hanya untuk satu malam. Tapi semuanya berubah ketika mereka berciuman. Sasuke sangat menggoda dan penuh kasih sayang. Pemuda itu sangat selaras dengan kebutuhannya... dan pemuda itu mengaku selalu ingin menyentuhnya. Begitu mereka selesai, pemuda itu memeluknya.
Namun, sebelum malam ini Sasuke tak pernah memperlakukannya sebagai sesuatu yang lebih dari teman satu tim. Apa pemuda itu memeluknya sekarang hanya untuk bersikap baik?
Sasuke mengusap rambut Sakura dan mencium pipi gadis itu. Kadang-kadang gadis itu bisa sangat tidak sadar. Buat apa ia menarik Sakura ke dalam pelukannya ketika ia bisa meminta gadis itu pergi? Gadis bodoh. Gadis bodoh miliknya.
Mereka harus memperbaiki masalah komunikasi mereka kapan-kapan.
"Tidak," gumam Sasuke lembut ke rambut Sakura.
Sakura tersenyum dan menangis bahagia. Melingkarkan lengannya di tubuh Sasuke, mengecup pemuda itu berulang kali.
"Jika kau mau," Sasuke mulai menggoda, "Aku akan siap untuk ronde kedua di kamar mandi..."
Sakura terkikik dan tersipu pada saat yang sama. Yang selalu terlihat lucu bagi Sasuke.
***
Uzumaki Naruto memandangi langit-langit kamarnya dengan ngeri. Ia tertidur nyenyak, sampai ia mendengar suara-suara aneh dari kamar Sasuke. Ia tidak pernah berpikir bahwa Sasuke akan tidur dengan seorang wanita di luar prokreasi, apalagi saat dalam misi. Sepertinya ia salah. Uchiha Sasuke memang memiliki gairah seks!
Ia mendengar lebih banyak suara menjijikkan. Satu-satunya doanya malam ini adalah berharap erangan dan jeritan akan segera mereda, dan mungkin ia bisa memberitahu Sakura apa yang didengarnya di pagi hari sebagai gosip yang menarik. Hanya saja, erangan itu menjadi semakin keras. Kemudian wanita itu mulai meneriakkan nama Sasuke. Naruto bergidik ketakutan. Keadaan menjadi lebih buruk ketika ia menyadari bahwa ia mengenali suara wanita itu. Ketakutannya dikonfirmasi ketika ia mendengar Sasuke berteriak memanggil nama rekan wanitanya dengan erangan.
Naruto memiliki rekan satu tim terburuk. Ia berusaha tidur tapi mereka melakukannya tepat di sebelah kamarnya! Di penginapan dengan dinding setipis kertas! Ia akan membunuh Sasuke dan mempermalukan Sakura. Ia tidak peduli apa yang mereka lakukan bersama; ia hanya tidak ingin mendengarnya. Tidak akan pernah lagi.
Ketika malam kembali tenang, Naruto percaya mimpi buruk itu telah berakhir. Ia perlahan tertidur kembali, meskipun ada luka emosional yang baru saja ia alami. Kemudian, kamar mandi sebelah terdengar dihidupkan.
Ia mendengar tawa, lalu disusul dengan erangan.
Ia mendengar tawa, lalu disusul dengan erangan.
Bajingan.
***
The End.
The End.
Pernah baca tpi gak pernah bosan
BalasHapusNostalgia yang manis,😍😍
BalasHapusbanyak cerita 18+ yg uda kubaca. tp gatau kenapa ini yg paling feelnya dpt gituloh
BalasHapus