Gaara menghela nafas saat ia berjalan keluar dari kantor Tsunade setelah mengadakan pertemuan dengan Hokage kelima itu. Percakapan berjalan sangat baik tapi ia sangat lelah setelah bepergian begitu panjang.
Tsunade memperhatikan bahwa ia lebih pucat dari biasanya dan menyuruhnya untuk pergi ke rumah sakit dan memeriksakan diri. Awalnya ia benar-benar tidak mau, mengatakan bahwa ia baik-baik saja, tapi setelah mendengar ceramah panjang dari Hokage, ia memutuskan akan lebih baik jika ia mengatakan pada Tsunade bahwa ia akan pergi hanya supaya wanita itu tutup mulut dan mulai minum lagi.
Begitu tiba di rumah sakit, Gaara disambut oleh ninja berambut merah muda yang berada di dekat pintu masuk sedang berbicara dengan seorang perawat yang duduk di belakang meja.
"Hai Gaara! Apa yang membawamu ke rumah sakit? Jika kau mencari Temari, dia ada di kedai ramen bersama Shikamaru." ucap Sakura sambil tersenyum. Ketika semua orang selesai makan satu jam sebelumnya, Shikamaru dan Temari sekali lagi menggunakan kamar kecil, jadi Sakura tahu apa yang mereka lakukan.
"Tidak, Tsunade menyuruhku melakukan pemeriksaan kesehatan. Aku mengatakan padanya bahwa aku baik-baik saja tapi dia berpikir sebaliknya." ucap Gaara, sementara Sakura menganggukkan kepalanya.
"Aku mengerti, kau terlihat sangat pucat. Baiklah, biarkan aku menunjukkan kamarmu." ucap Sakura.
"Hn." jawab Gaara dan Sakura tidak bisa menahan senyum.
'Aku bersumpah dia kadang-kadang bisa bertindak seperti Sasuke-ku.' pikir Sakura ketika ia mengantar laki-laki berambut merah itu ke salah satu kamar kosong rumah sakit.
Gaara berjalan masuk dan duduk di tempat tidur, sementara Sakura menutup pintu di belakangnya dan mengeluarkan alat-alatnya untuk memulai pemeriksaan.
"Sekarang, mari kita lihat bagaimana detak jantungmu." ucap Sakura, ketika ia akan mengambil stetoskop, ada ketukan di pintu dan Sakura menoleh mendapati perawat lain masuk.
"Maaf mengganggu, Sakura, tapi Uchiha sedang menunggu di kantormu dan mengatakan bahwa ada hal yang sangat penting untuk dibicarakan denganmu saat ini." ucap perawat itu, sementara Sakura memutar matanya.
"Katakan padanya bahwa aku masih bersama seorang pasien dan aku akan berbicara dengannya nanti." Sakura memberitahu perawat yang tampak sedikit ketakutan itu tapi akhirnya menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, aku akan memberitahu Uchiha." jawab perawat itu lalu meninggalkan ruangan.
"Maaf tentang barusan, Gaara. Sekarang, sampai di mana aku tadi?" ucap Sakura kemudian berpikir sejenak lalu ingat dan mulai memeriksa detak jantung Gaara.
"Apa dia berbicara tentang Uchiha Sasuke?" Gaara tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya. Ia telah mendengar desas-desus bahwa Sasuke telah kembali ke desa, tapi ia belum bertemu Uchiha itu sejak pertemuan terakhir mereka.
"Ya." jawab Sakura mengangguk.
"Hn." Gaara merespon, yang menyebabkan Sakura terkikik.
"Aku bersumpah jika aku tidak mengenalmu, Sasuke atau Neji, aku akan berpikir bahwa kalian bertiga belajar satu bahasa yang sama atau sesuatu semacam itu." ucap Sakura sambil mengabaikan tatapan tak suka yang Gaara berikan padanya.
"Kalian bertiga juga menatap dengan cara yang sama." komentar Sakura, menyebabkan Gaara memutar matanya.
Ketika Sakura selesai dengan pemeriksaan pertama, ia mengeluarkan salah satu alatnya lagi dan akan memeriksa telinga Gaara untuk mengecek apakah pemuda itu memiliki infeksi, tapi kemudian pintu diketuk lagi.
"Maaf mengganggumu lagi." Seorang perawat memasuki ruangan.
Gaara menoleh dan memperhatikan bahwa itu adalah perawat yang sama yang datang sebelumnya.
"Tidak apa-apa. Apa ada sesuatu?" tanya Sakura dengan nada prihatin dalam suaranya.
"Umm, ini tentang Uchiha." Perawat itu menggaruk bagian belakang kepalanya.
"Apa sesuatu terjadi padanya?" tanya Sakura sambil berpikir bahwa sesuatu yang mengerikan telah terjadi pada Sasuke-nya.
"Tidak, dia tidak mau meninggalkan kantormu. Dia mengatakan bahwa dia perlu berbicara denganmu sekarang dan bahkan mengancam akan berbicara dengan Tsunade jika kau tidak datang sekarang juga." jelas perawat itu, sementara Sakura bertanya-tanya ada hal apa yang sepertinya begitu penting.
"Tapi aku sedang bersama pasien sekarang." Sakura memberitahu perawat itu.
"Istirahatmu lima belas menit lagi dan jika kau mau, aku bisa melanjutkan pekerjaanmu di sini jika kau ingin pergi menemui Uchiha." ucap perawat itu, kemudian Sakura menatap Gaara.
"Gaara, apa tidak apa-apa jika dia yang melanjutkan pemeriksaanmu? Aku benar-benar minta maaf tentang ini." ucap Sakura.
"Hn." jawab Gaara, tak peduli siapa yang memberinya pemeriksaan. Ia hanya ingin keluar dari rumah sakit secepatnya.
"Terima kasih." ucap Sakura lalu keluar dari kamar, sementara pintu tertutup setelah ia pergi dan perawat tadi melanjutkan pemeriksaan Gaara.
***
Ketika Gaara selesai dengan pemeriksaannya, ia meninggalkan kamar dan merasa lebih baik daripada sebelumnya. Perawat mengatakan bahwa ia tidak sakit. Ia hanya dehidrasi akibat perjalanannya dan perlu minum lebih banyak cairan dan tidur cukup.
Sebelum meninggalkan kamar, Gaara bertanya pada perawat itu di mana kantor Sakura berada, ia ingin mengatakan terima kasih pada gadis itu untuk pemeriksaannya.
Gaara kemudian berjalan sampai ia menemukan kantor Sakura, ia mengetuk pintu dan menunggu jawaban.
Gaara mendengar suara aneh yang datang dari dalam dan memutuskan untuk mengetuk pintu lagi. Tapi ketika tak ada yang menjawab, ia pikir mungkin Sakura sedang dalam kesulitan dan ia memutuskan untuk membuka pintu dan berjalan masuk. Ia dengan cepat menutup pintu di belakangnya lalu berbalik, dan matanya hanya sedikit melebar melihat Sakura ada di sana dengan Sasuke.
Sakura membungkuk di atas meja sementara Sasuke menyodok gadis itu dari belakang. Mereka begitu terbuai dalam kegiatan mereka hingga mereka tak menyadari bahwa Gaara telah memasuki ruangan.
"Sakura." Gaara mulai berbicara, tapi pasangan itu terlalu tenggelam dengan kegiatan mereka hingga mereka tak memperhatikannya. Gaara menggertakkan gigi dan menyilangkan lengan di depan dadanya dan tiba-tiba gelombang pasir keluar dari gordanya dan meluncur menuju pasangan itu.
Pasir itu menarik Sasuke menjauh dari Sakura dan menekannya dengan ringan di dinding, sementara Sakura mendongak dan membeku melihat Gaara berdiri di sana. Syukurlah untuk Sakura, hanya celana dalamnya yang hilang di balik roknya sehingga ia tidak telanjang sepenuhnya, sementara pasir menutupi anggota tubuh bagian bawah Sasuke karena celana dan boxer pemuda itu turun hingga ke pergelangan kakinya.
"Gaara? A-Apa yang kau lakukan di sini?" Sakura tergagap saat berusaha membuat dirinya terlihat sopan dan memandang ke arah Sasuke yang sedang menatap lelaki berkepala merah menggunakan sharingan-nya.
"Aku hanya ingin memberitahumu bagaimana hasil pemeriksaanku." ucap Gaara dengan ekspresi bosan di wajahnya, kemudian memerintahkan pasir untuk kembali ke tempat asalnya.
Sasuke menggeram ketika ia dengan cepat menarik celananya kembali.
"Oh... jadi bagaimana hasilnya?" tanya Sakura yang masih malu dengan situasi itu.
"Aku hanya perlu minum lebih banyak cairan dan tidur lebih lama. Rupanya aku dehidrasi dan butuh istirahat." Gaara berkomentar seolah ia tidak pernah menangkap basah pasangan di depannya itu sedang berhubungan seks.
"Umm, itu kabar baik! Dengar, aku minta maaf soal ini." ucap Sakura ketika Sasuke berjalan mendekati gadis itu dan menonaktifkan sharingan-nya.
"Tentang apa?" tanya Gaara.
"Um... tentang apa yang kau lihat." Sakura berbicara sambil berusaha menyembunyikan rona merah yang terbentuk di wajahnya.
"Apa? Bahwa aku melihat kalian berdua berhubungan seks?" Gaara mengangkat alis dan Sakura mengangguk. "Terserah. Ngomong-ngomong, aku lebih baik mencari Temari, aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas segalanya padamu." ucap Gaara lalu menganggukkan kepalanya pada Sasuke dan berjalan keluar dari ruangan, meninggalkan Sakura dan Sasuke yang tercengang.
"Apa yang baru saja terjadi?" tanya Sakura.
"Siapa yang peduli. Lebih penting lagi, apa yang dia bicarakan tentang terima kasih atas segalanya?" tanya Sasuke menyipit.
"Oh! Aku sedang melakukan pemeriksaan padanya ketika kau ingin menemuiku." jawab Sakura.
"Hn." Sasuke menanggapi dan ia mulai mencondongkan tubuhnya, melumat bibir Sakura, melanjutkan apa yang mereka lakukan tadi.
***
To be continued.
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan :)