Kiba menatap bintang-bintang yang memenuhi langit malam. Ia saat ini berpartisipasi dalam misi bersama Kakashi, Sasuke dan Sakura. Naruto tidak ikut karena sedang berlatih dengan Jiraya sehingga dia tidak bisa datang, dan Sai entah mengapa juga tidak ikut, jadi Tsunade memerintahkan Kiba untuk bergabung dengan Tim Tujuh untuk pergi ke beberapa desa mengambil sebuah gulungan.
Misi berjalan sangat baik, meskipun pada satu titik mereka diserang dan Sakura berakhir dengan mendapat luka ringan. Sakura tergores kunai di bagian punggung tapi tidak terlalu parah. Mereka harus mendirikan tenda malam itu karena Sakura tidak punya cukup chakra untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
Kiba saat ini berjaga di dekat api unggun sementara semua orang beristirahat di tenda mereka masing-masing.
'Inilah hidup! Tidak ada Kurenai yang hormonal. Tidak ada serangga aneh Shino, dan tidak ada penguntit Hinata.' pikir Kiba kemudian memandangi anjingnya yang juga tampak menikmati ketenangan malam.
Kemudian ia memikirkan sesuatu.
'Hei... Aku ingin tahu apakah Sakura sudah bangun sekarang. Aku bisa mencium aroma tubuhnya jauh lebih kuat daripada Kakashi dan... dan tunggu sebentar, aku bisa merasakan aroma Sasuke muncul dari tenda Sakura!'
Kiba bangkit dari duduknya dan perlahan-lahan berjalan menuju tenda Sakura, matanya melebar ketika ia mulai mendengar percakapan dari dalam.
"Apa yang kau lakukan di sini, Sasuke-kun? Kakashi atau Kiba bisa saja muncul sebentar lagi! Kiba saat ini sedang berjaga, kau tahu." Sakura mendesis.
"Aku tahu tapi... bagaimana kondisi punggungmu?" tanya Sasuke.
'Sialan Uchiha, dia mencoba masuk ke dalam celana Sakura!' pikir Kiba.
"Masih sakit. Aku hanya berharap aku punya beberapa chakra yang tersisa untuk sepenuhnya menyembuhkan punggungku." Sakura merintih.
"Jangan khawatir, Sakura, kita akan sampai di desa besok, tapi sementara itu... kurasa aku tahu cara untuk membuatmu merasa lebih baik." ucap Sasuke..
"Apa yang kau... ooh." Sakura berbisik.
"Apa rasanya enak ketika aku melakukan ini?" tanya Sasuke.
"Ah!" Sakura mengerang, membuat Kiba shock.
'Apa-apaan itu! Berani-beraninya Sasuke mengambil kesempatan ketika Sakura terluka!' pikir Kiba.
"Apa kau ingin lebih ke bawah?" tanya Sasuke.
"Hmm... Jangan, Sasuke-kun... kau harus kembali tidur... kita punya hari yang panjang besok dan aku tidak ingin kau lelah sendiri." ucap Sakura.
"Tidak apa-apa, kita bisa cepat dan aku bisa melakukan ini sepanjang malam dan tidak akan mempengaruhi kemampuanku besok." Sasuke berkomentar.
"Ah!" Sakura mengerang lagi.
"Apa itu artinya 'ya'? Apa kau ingin aku melanjutkan ini?" tanya Sasuke lalu Sakura mengerang lagi.
"Oh ya... Tuhan, aku suka kapanpun... ah... tanganmu menyentuh kulitku... terutama... ke bawah... oh Tuhan!" Sakura semakin mengerang.
'Apa-apaan itu! Uchiha bajingan mendapatkan kesenangan saat misi, sementara aku hanya berbicara dengan Akamaru? Ini tidak adil!' pikir Kiba.
"Diamlah Sakura, aku akan menghentikan ini jika kau terus mengerang seperti itu. Aku tidak ingin menarik perhatian orang lain." Sasuke berbicara.
"Maaf... aku tidak bisa menahan diri ketika kau menyentuhku seperti itu... tunggu apa yang kau lakukan dengan itu?" tanya Sakura.
"Kupikir kita bisa mencoba sesuatu yang berbeda sesekali." ucap Sasuke, kemudian Kiba mendengar Sakura terkesiap.
"Oh sial… jangan hentikan itu, Sasuke-kun!" Sakura merintih.
"Aku senang kau berpikir bahwa ini terasa enak. Apa ini sakit?" ucap Sasuke.
"Tidak ah... tidak terlalu. S-Sasuke-kun?" Sakura mengerang.
"Apa, Cherry?" tanya Sasuke lembut.
"Apa kau bisa lebih cepat dan ah... sedikit lebih keras?" tanya Sakura.
'Wow! Kukira dia tidak akan suka terlalu keras dan cepat! Nakal!' Kiba menyeringai pada dirinya sendiri.
"Seperti ini?" tanya Sasuke.
"Persetan!" Sakura mendesis dan mengerang.
'Sial! Erangannya membuatku terangsang. Aku punya dua pilihan... Aku bisa pergi entah ke mana dan membayangkan Sakura menghisapku atau aku bisa merusak momen kecil mereka ini!'
Kiba berpikir sendiri selama semenit dan hendak berjalan pergi dan menyenangkan dirinya sendiri, tapi kemudian ia mendengar erangan pelan lain datang dari Sakura.
"Sasuke-kun! Jangan berhenti!"
'Itu! Aku akan masuk. Mungkin jika aku menyela, Sakura akan menyadari bahwa aku jauh lebih baik daripada Uchiha yang banyak menghabiskan seluruh waktunya dengan pedofil ular itu. Aku akan menunjukkan pada Sakura siapa yang bisa menyenangkannya layaknya pria sejati.'
Kiba meletakkan tangannya di ritsleting celananya dan dalam satu gerakan cepat, ia membuka pintu tenda dan berjalan masuk. "Sakura! Jangan biarkan pantat gay Uchiha memberimu... pijatan?"
Kiba terdiam saat ia menduga akan melihat Sasuke sedang menyenangkan Sakura sampai dia klimaks, tapi ia salah. Sangat salah. Apa yang dilihatnya adalah, Sakura berbaring hanya mengenakan bra dan celana pendeknya sementara Sasuke memijat punggungnya. Ada sebotol minyak pijat yang tergeletak tepat di sebelah mereka yang bisa dikatakan bahwa Sasuke telah menggunakannya di punggung Sakura.
"Kiba... Kenapa kau seenaknya menerobos ke sini?" Sakura menggeram, ia duduk tapi meringis ketika punggungnya mulai terasa sakit lagi. Sasuke menyerahkan bajunya dan membantunya mengenakannya.
"Umm, aku mendengar suara-suara dan—"
"Kau menguping percakapan kami?" Sasuke menggeram.
"Tidak, tidak seperti itu!" Kiba membela diri.
"Oh ya? Lalu apa?" tanya Sakura, ia menyilangkan lengannya dan melempar tatapan mematikan.
'Oh sial! Aku akan mati! Dia dilatih di bawah Tsunade dan dia pernah menendangku saat aku tak sengaja melihatnya di sumber air panas... itu adalah momen yang sangat berharga melihat pantat besarnya.' pikir Kiba sambil mengingat-ingat kejadian itu.
"Jadi? Kami sedang menunggu." ucap Sasuke dengan ekspresi bosan di wajahnya saat ia menjentikkan jarinya di depan Kiba, menariknya kembali ke dunia nyata.
"Aku hanya memikirkan payudara Tsunade." Kiba membela diri.
"Apa yang kau katakan tentang guruku?" Sakura menggeram.
"Hn?" Sasuke merespon sambil mengangkat alis pada pemuda berkepala coklat itu.
"Tidak ada! Aku hanya... umm alasan kenapa aku menguping adalah..."
Kiba terdiam sambil melihat sekelilingnya dan menyeringai pada dirinya sendiri ketika ia menemukan sesuatu.
"Akamaru ingin mengucapkan selamat malam padamu, Sakura!"
Kiba berbohong, ia menyengir dan bergegas keluar dari tenda, mengambil Akamaru yang sedang tidur, membangunkannya lalu membawanya kembali ke tenda.
"Lihat?" ucap Kiba sambil menyerahkan anjing itu ke Sakura.
"Aww... Akamaru? Apa kau ingin mengucapkan selamat malam padaku?" Sakura bergumam sambil mengelus anjing itu. Sasuke memelototi anjing itu karena ia cemburu dengan perhatian yang diberikan Sakura pada hewan itu.
"Jadi Sasuke, apa yang KAU lakukan di sini?" tanya Kiba sambil menyilangkan lengannya.
"Bukan urusanmu." Sasuke menggeram ketika ia juga menyilangkan lengan dan menatap Kiba.
Sakura terlalu sibuk bermain dengan Akamaru untuk sekedar memperhatikan dua pemuda yang sedang marah.
"Ah, kau sangat lucu, Akamaru!" puji Sakura kemudian menempatkan anjing itu di bawah. "Hm, sudah larut dan aku cukup lelah, kurasa aku akan tidur sekarang." Sakura menguap.
"Kau ingin aku tidur denganmu?" tanya Kiba sementara mata Sakura melebar dan mata Sasuke mengeras.
"Apa yang baru saja kau katakan?" Sasuke mendesis.
"Sial, maksudku seperti tidur di tenda denganmu sehingga kau tidak begitu kesepian." ucap Kiba.
"Tidak apa-apa, Kiba, tapi bukankah kau seharusnya berjaga sekarang?" tanya Sakura, kemudian hening sejenak.
"Oh sial!" teriak Kiba lalu berlari keluar dari tenda.
Sakura menggelengkan kepalanya dan memikirkan sesuatu dan mulai terkikik, menarik perhatian Uchiha.
"Apa?" tanya Sasuke.
"Aku sedang memikirkan kembali apa yang dikatakan Kiba ketika dia pertama kali memasuki tendaku. Dia menyebutmu gay dan kau bahkan tidak menyadarinya."
Sakura terus terkikik, Sasuke memikirkannya lalu mengaktifkan sharingan-nya dan berjalan keluar dari tenda. Sakura berbaring dan menutup matanya sambil meringkuk dengan Akamaru yang tidak meninggalkan tenda, berusaha mengabaikan suara dari luar tenda.
"Oh, hei Sas—SIAL!"
***
To be continued.
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan :)