"Sakura, aku harus pergi ke kantor sekarang, aku ada meeting sepuluh menit lagi. Kita bisa lanjutkan ini saat aku pulang," Sasuke mencoba melepas Sakura tapi wanita itu terus memeluknya dan memberikan ciuman di lehernya, Sasuke tak bisa menahan untuk tidak mengerang,
"Sakura, aku tidak mau terlambat," ucap Sasuke lagi, nafasnya mulai memburu.
"Sakura!" Sasuke melepas Sakura dengan sedikit keras dan memegang lengan wanita itu erat-erat, membuat wanita itu menatapnya. Ia membelalakkan matanya saat melihat Sakura menatapnya dengan ketakutan dan kecewa.
Wajah Sasuke melembut ketika ia menarik Sakura ke pelukannya, ia menggumamkan kata maaf di rambut wanita itu, tapi wanita itu tidak balas memeluknya kembali, tangannya tetap berada disisi tubuhnya.
"Maafkan aku," gumam Sasuke, Sakura mulai terisak dan menangis di dadanya.
Sasuke memejamkan matanya rapat-rapat, menghela nafas. Mood swing Sakura yang menyebalkan, pikirnya. Sakura mulai bertingkah aneh sejak wanita itu hamil dua bulan dan sepertinya wanita itu sangat menginginkan dirinya sekarang.
"Baiklah, ayo kita lakukan, aku akan mengirim pesan untuk tidak menghadiri meeting hari ini." ucap Sasuke mengalah.
Sakura menggelengkan kepalanya, ia melepaskan pelukan Sasuke dan menghapus semua air matanya.
Sasuke mulai mencium Sakura dengan lembut, tapi sebelum ia memperdalam ciumannya, wanita itu menarik diri. "Kau akan terlambat," ucap Sakura.
"Aku bisa membuat alasan," ucap Sasuke sambil terus mencium bibir Sakura.
"Tidak."
Sasuke menghela nafas dan mencium Sakura untuk yang terakhir, ia memandang wanita itu sejenak, wanita itu terlihat marah dan tak mau menatapnya. Ia menghela nafas lagi dan kemudian berjalan keluar kamar.
Sasuke tiba sedikit lebih awal di kantornya dan langsung menuju ke kamar mandi di ruangannya untuk memeriksa dirinya di cermin. Beruntung baginya, Sakura tidak meninggalkan bekas gigitan di lehernya.
Ia masih ingat wajah marah Sakura. Astaga, Sakura selalu membuatnya tak berdaya, ia tak pernah merasa seperti ini sebelumnya terhadap gadis lain. Ia menghela nafas dan sekali lagi melihat bayangannya di cermin sebelum menuju ke ruang meeting.
Bayangam wajah marah Sakura mengganggu Sasuke, ia bahkan tidak bisa memusatkan perhatiannya pada meeting hari ini. Ia tidak tahan lagi, di tengah meeting ia berdiri dan ijin keluar sebentar, ia mencoba menelepon tapi tak ada jawaban. Ia berharap Sakura tidur dan semoga saja memang benar-benar sedang tidur agar ia bisa melanjutkan meeting-nya dengan tenang sampai selesai nanti.
Ketika Sasuke tiba di rumah pada malam harinya, ia berharap Sakura akan menyiapkan makan malam untuknya karena ia sangat lapar. Ia tidak makan dengan benar di kantornya tadi karena terus mengkhawatirkan Sakura.
"Sakura?"
"Sakuraa!"
Sasuke terus memanggil nama Sakura, ia mencarinya di setiap ruangan di mansion, bahkan di halaman dan tempat favorit wanita itu di kebun belakang. Ia berlari lagi ke dalam rumah, menghubungi ibunya yang kini sedang berlibur bersama Nichi. Ibunya menyarankan untuk pergi ke keluarga Nara atau Yamanaka.
Sasuke melesat ke rumah keluarga Yamanaka, tapi ia tidak menemukan Sakura di sana, Miyumi mengatakan wanita itu bahkan tidak berkunjung ke sana sama sekali hari ini.
"Halo!" sambut bocah berambut nanas setelah Sasuke mengetuk pintu rumah keluarga Nara, yang Sasuke kenali sebagai Shikadai.
"Dimana orang tuamu?" tanya Sasuke langsung. Ada suara langkah kaki dari dalam sebelum seorang wanita dan pria muncul.
"Ada apa? Kedengarannya penting sekali?" tanya Temari dengan nada penasaran saat mendapati Sasuke berdiri di ambang pintu rumahnya.
"Apa Sakura ada di sini?"
"Ya dia berkunjung ke sini tadi untuk makan siang dengan kami, tapi aku tidak tahu ke mana dia pergi setelah itu, dia tidak mau kuantar dan memilih memesan taksi, kupikir dia kembali pulang ke rumah." jawab Shikamaru.
Sasuke mulai khawatir, "Dia tidak ada di rumah, aku tidak tahu kemana dia pergi. Dia juga tidak membawa ponselnya."
Temari mulai bergumam cemas, "Tunggu, dia menyebutkan tentang kuda hari ini, aku punya firasat dia ada di rumah Gaara."
"Terima kasih," ucap Sasuke dan kemudian berjalan terburu-buru ke mobilnya, melesat ke rumah Gaara.
Benar saja, Sakura ada di sana dan sekarang wanita itu sedang berbicara dengan Gaara beserta istri pria itu di kandang kuda samping rumah. Sasuke tahu Sakura mencintai binatang, ia bahkan membangun kandang di halaman belakang lengkap dengan beberapa kuda kecilnya untuk wanita itu, meskipun ia sendiri bahkan tidak peduli dengan binatang atau tanaman!
Sasuke ingat Sakura meminta singa baru-baru ini, tapi ia dengan sabar menjelaskan pada wanita itu bahwa mereka tidak bisa membeli singa dan membiarkan binatang itu berlarian di sekitar rumah, itu akan berbahaya, tapi Sakura terus mengatakan bahwa itu lucu, Sasuke hanya bisa menghela nafas.
"Sakura," panggil Sasuke dengan suara sayang.
Sakura berbalik, mendapati Sasuke di belakangnya dan tersenyum lebar. "Sasuke-kun, ini lucu kan? Aku ingin membawanya pulang tapi Gaara bilang aku tidak bisa membawanya." Sakura menunjuk seekor kuda putih besar dengan cemberut.
Sasuke melangkah ke samping Sakura, membelai wajah Sakura dengan lembut dan akhirnya mencium kening wanita itu. "Kita bisa membelinya kapan-kapan, sekarang kita harus pulang. Gaara dan Matsuri juga pasti ingin beristirahat."
Sakura mengangguk dan tiba-tiba menguap lebar, "Benar."
Sasuke menggendong Sakura ala bridal style, wanita itu memang sangat manja selama hamil melampaui sifat manja Nichi padanya. Ia berpamitan pada Gaara dan Matsuri, berterima kasih pada mereka dan kemudian kembali ke rumah.
Sesampai di mansion Uchiha, Sasuke mendapati Sakura sudah tertidur nyenyak, ia kemudian menggendong lagi wanita itu di lengannya dan membawanya ke kamar mereka, kemudian kembali ke ruang makan dan menyuruh asistennya memasak makan malam. Sakura tidak mengijinkan mereka memasak, tapi sekarang wanita itu sedang tidur dan Sasuke sangat lapar, ia bahkan tidak bisa memasak air.
"Sakura, bangun Sayang," ucap Sasuke setelah makan malam siap. Ia mencium bibir Sakura yang sukses membuat wanita itu terjaga dari tidurnya.
"Uh Sasuke-kun, kau menghancurkan mimpiku!" gerutu Sakura. Sasuke terkekeh dan membantu wanita itu duduk.
"Maaf Sayang, tapi kita harus makan malam dulu, aku yakin kau belum makan malam," ucap Sasuke. Sakura mengangguk dan membiarkan Sasuke menariknya ke ruang makan.
Sasuke menghela nafas lega melihat Sakura mengunyah makanannya dengan lahap, ia membelai wanita itu dan mencium pucuk kepalanya. Wanita itu bertingkah menyebalkan lagi hari ini, dan hari esok akan menjadi babak baru bagi Sasuke dan ia sudah siap untuk tingkah menyebalkan Sakura lainnya.
Sakura menatap Sasuke dan tersenyum. Kemudian melanjutkan makannya lagi seolah tidak ada hari esok.
Sakura menyebalkan, tapi Sasuke masih mencintai wanita itu, Tuhan, ia sangat mencintainya. Sakura membuatnya gila. Sakura adalah satu-satunya, satu-satunya orang yang ia butuhkan dan sekarang wanita itu sedang mengandung anaknya. Sakura adalah masa depannya.
"Aku mencintaimu," ucap Sasuke, dan Sakura tersenyum seperti anak kecil padanya.
***
Hari ini bukan hari yang sibuk ketika teman-teman Sasuke, seperti Suigetsu, Juugo dan Naruto memberitahunya bahwa mereka akan berkunjung hari ini ke mansion untuk makan siang dan minum teh bersama.
Sasuke rasa itu tak masalah karena ia diam-diam juga rindu berkumpul dengan teman-temannya. Masalahnya adalah ketika ia berjalan ke ruang tamu, ia menemukan Sakura duduk di lantai dengan kanvas dan kuas catnya, masalah lainnya adalah wanita itu setengah telanjang! Sakura tak mengenakan kemejanya, hanya roknya saja dan rambut merah mudanya yang panjang yang menutupi payudaranya, Sasuke menelan ludah dan berjalan ke arah wanita itu.
"Sakura," erang Sasuke, menatap wanita itu. Dan seperti biasa Sakura menatapnya dengan wajah polosnya. Kehamilan benar-benar mengubah wanita itu.
"Apa?" Sakura menatap Sasuke sejenak dan kemudian kembali ke kanvasnya.
"Sakura, apa yang aku katakan tentang hari ini?" tanya Sasuke pada Sakura, ia menarik tangan Sakura dan membuat wanita itu berdiri. Sialan payudara itu, itu mengalihkan perhatian Sasuke. Tuhan tolong. Sasuke menghela nafas dan menatap wajah Sakura.
"Umm, aku lupa," jawab Sakura, lagi-lagi Sasuke mengerang.
"Sakura, hari ini Suigetsu, Naruto dan Juugo akan berkunjung ke sini, dan lihat, kau benar-benar berantakan. Aku ingin kau menemui mereka juga hari ini, mereka akan segera tiba dan ruangan ini... ya Tuhan."
Sasuke menutupi wajahnya dengan tangannya, ruangan itu berantakan dengan kanvas dan cat.
"Dan tolong jelaskan padaku kenapa kau di sini setengah telanjang?" ucap Sasuke lagi, kali ini ia menatap Sakura.
"Umm, ini hari yang sangat panas, aku hanya ingin berbaring di halaman belakang di bawah pohon apel, aku hanya berbaring selama lima menit kemudian aku memutuskan untuk melukis."
Sasuke mendesah, "Baiklah sekarang bersihkan dirimu, sementara aku membersihkan kekacauan ini."
"Oke," jawab Sakura, mencium pipi Sasuke dan melangkah menuju kamar mereka. Ia memanggil Ayame dan memerintahkan asistennya itu untuk membersihkan semua alat lukis yang berantakan di lantai. Kemudian Sasuke mendengar bel pintu berbunyi. Ia mengumpat pelan dan berjalan ke pintu. Seandainya ia tidak turun ke lantai bawah, pasti Sakura yang akan membuka pintu dengan tubuh setengah telanjangnya! Sial.
"Hai," Sasuke menyapa dan memeluk mereka satu per satu dan membiarkan mereka masuk ke dalam rumah. Sasuke membimbing mereka untuk duduk di ruang makan karena makan siang sudah siap.
Mereka menunggu Sakura turun untuk makan siang bersama mereka, mereka sibuk mengobrol sampai mereka mendengar perut Naruto menggerutu. Sasuke melihat ke tangga dan kemudian jam dinding di dekat tangga.
"Aku akan menjemputnya," ucap Sasuke pada teman-temannya dan melangkah ke lantai atas.
Sasuke menganga ketika ia membuka kamarnya dan menemukan Sakura, lagi, duduk di lantai dengan kuas catnya, wanita itu sekarang melukis beberapa batu kecil. Sasuke menahan diri untuk tidak membenturkan kepalanya ke dinding melihat semua itu. "Sakura, sayang."
"Oh Sasuke-kun! Terlihat lucu, kan!" Sakura mengangkat beberapa batu dan menunjukkannya pada Sasuke.
"Sakura, kita punya tiga tamu menunggu di bawah untuk makan siang, kau bahkan belum membersihkan tubuhmu, apa aku harus memandikanmu?"
"Umm, tidak."
"Baiklah, sekarang kau bersihkan dirimu, aku akan menunggu di sini."
"Ya ya, Sasuke-kun," ucap Sakura, ia bangkit dan tiba-tiba memeluk Sasuke erat, membenamkan wajahnya di dada pria itu. Sasuke tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Sakura kembali.
"Aku merindukanmu," gumam Sakura. Sasuke mengerutkan alisnya, apa maksudnya wanita itu merindukannya?
"Aku di sini, kenapa kau merindukanku?"
"Aku rindu saat kau memelukku seperti ini, kau sangat sibuk. Nichi dan kaasan juga belum pulang, aku kesepian." desah Sakura.
Sekarang Sasuke mengerti. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia menyentuh Sakura dan berhubungan seks dengan wanita itu. Ia menarik diri dan menatap wanita itu. Matanya turun ke payudara Sakura. Ia tiba-tiba rindu menyentuh gundukan kenyal itu. Ia menelan ludah, tangannya meraih payudara Sakura dan memijatnya dengan lembut lalu memainkan putingnya. Gerakan itu membuat Sakura terkesiap.
"Oh! Sasuke-kun, kupikir kau tidak tertarik lagi dengan mereka," ucap Sakura dengan muka cemberut.
Sasuke menggunakan tangannya yang lain untuk menarik Sakura dan mencium wanita itu, "Sakura-"
"Oi Teme! Apa yang kau lakukan! Aku lapar, demi Tuhan aku bahkan sepertinya bisa memakan mejamu!" Terdengar Naruto memprotes dari lantai bawah.
Sasuke menarik diri dan menatap Sakura, "Bersihkan dirimu sekarang. Aku berjanji kita akan melanjutkan ini setelah mereka pergi. Cepatlah oke. Aku mencintaimu," ucapnya sambil mengecup bibir Sakura dan berjalan ke lantai bawah.
Sungguh hari itu saat yang menyenangkan bagi mereka. Naruto, Juugo bahkan Suigetsu sangat menyambut Sakura, mereka mengucapkan selamat pada Sakura atas kehamilannya yang sudah memasuki bulan ke empat, dan untung saja Sakura tidak mengoceh tentang anak singa ketika mengobrol. Sekitar menjelang sore, ketiga teman Sasuke berpamitan untuk pulang.
Segera setelah mereka keluar dari mansion, Sasuke memeluk Sakura dan menarik wanita itu ke kamar untuk melanjutkan kegiatan mereka yang sempat tertunda. Mereka melakukan dua ronde untuk malam itu, mengingat Sakura yang sedang hamil, Sasuke memutuskan untuk tidak membuat Sakura terlalu lelah. Ia merasa bersalah karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Ia mengurus properti yang sempat disalahgunakan oleh Mamoto Ken, pria yang sempat menculik Nichi beberapa bulan lalu. Ngomong-ngomong tentang Nichi, Sasuke merasa merindukan bocah itu, mungkin besok ia akan menelepon ibunya, Mikoto, untuk menanyakan kapan mereka pulang.
Tapi untuk saat ini ia hanya ingin tidur. Ia mengeratkan pelukannya di tubuh Sakura dan menghirup aroma tubuh wanita itu. Ia semakin mencintai Sakura setiap hari. Ia menghela nafas dan tersenyum lalu menutup matanya. Sungguh kehidupan yang ia miliki terasa sempurna ketika Sakura bersamanya.
***
"Mmm... oh! Mmm..."
"Mmm oh ini hebat! Mmm."
"Ah tidak... Mmm.."
Sasuke menatap aneh ke arah dapur dimana Sakura yang sedang berdiri di meja dapur mencoba membuat resep baru dari sahabatnya. Wanita itu terus membuat suara-suara aneh dan sial itu membuat Sasuke terangsang sekarang.
"Mmm... oh bagus!"
"Sakura."
"Ya?"
"Bisakah kau diam saja?"
"Kenapa?"
"Aku sedang berusaha menyelesaikan pekerjaanku di sini, Sayang."
"Oke."
"Terima kasih."
Hening.
"Oohh! Ini hebat!"
"Ahh! Ya Tuhan, ini pasti enak!"
"Sakura!"
"Apa, Sasuke-kun?"
"Kau hanya membuat kue demi Tuhan, kenapa kau terus membuat suara aneh itu!"
"Tapi kenapa!"
"Itu membuatku terangsang sekarang hanya karena mendengarmu mengeluh saat kau sedang membuat kue!"
"Hah? Apa yang kulakukan?" Sakura memutar matanya.
Sasuke memejamkan matanya rapat-rapat sejenak. Ia benar-benar terangsang sekarang, ia bangkit dari sofa meninggalkan laptopnya dan berjalan ke dapur, berdiri di belakang Sakura.
"Sakura, aku butuh kau sekarang," gerutu Sasuke, memeluk wanita itu dari belakang.
"Kau butuh aku untuk apa?"
"Seks."
"Tapi aku sedang membuat kue sekarang!" protes Sakura yang tetap sibuk dengan tepung di depannya.
"Aku tidak peduli."
"Baiklah kalau begitu, aku akan terus membuat kue dan kau bisa melakukan apa yang kau inginkan."
"Apa?! Maksudmu kau tetap membuat kue sementara kita berhubungan seks?"
Sakura mengangguk santai. Sasuke memutar wanita itu agar menghadapnya.
"Kau tidak bisa melakukan dua hal sekaligus, Sakura. Kamar tidur. Sekarang." perintah Sasuke.
"Tapi aku sedang membuat kue!"
"Baiklah, kita lakukan di sini."
"Tapi kau akan membuat dapur berantakan, aku tidak ingin berhubungan seks di dapur."
"Kalau begitu ayo ke kamar."
"Tidak."
"Kau membuat ini sulit," Tiba-tiba Sasuke menggendong Sakura di lengannya, membawanya ke kamar mereka, ia tak peduli bahwa wanita itu menjerit. Sakura masih menggunakan celemeknya dan wajah serta tangannya masih kotor dengan tepung. Sempurna, Sasuke menyeringai dan mencium Sakura dengan penuh gairah.
***
The End.
The End.
Haaa sayangnya nichi gak ada tapi ceritamu oke
BalasHapusHuaaaaa ada sequel nya.. 😎😎😎
BalasHapusIni sequel nya y say hahhaah sasuke mesum..dsni karakter sakura jd beda jauuuhhhhh banget sama karakter yg sebelumnya...dr sakura yg mandiri dan dewasa jd sakura yg manja..polos dan agak sdkit ehem terlihat kekanakan..apa krn pengaruh hamil y
BalasHapusYeayy akhirnya ada sequel the new uchiha dan moment sasusaku disini banyak lucu dan sweet sukaa 😍😍 yah tapi sayang nichi lag liburan sama nenek mikoto :( jadi ga bisa liat nichi ,ciee nichi mau punya adik bayii hihihi 😁😊.btw makasih ya ka udah buat sequel cerita iniini,aku tunggu cerita cerita sasusaku kaka yang lainnya ya 😊😊
BalasHapusAkhirnyaaaa adaa sequelnya walau oneshoot ... Ayoo berkarya lagii yuuraa
BalasHapusKangen nichi sayang dia lagi ikut mikoto...
BalasHapusYe....ada sequelnya...kerenn banget. Suka sakura yg polos dn gemesin
BalasHapusSuka banget sama sequelnya....Saku benar2 menggemaskan.
BalasHapus