expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Friends with Benefits? #6



Sakura tidak yakin ada apa dengan Sasuke. Pemuda itu keluar dari apartemennya semalam dan kemudian menolak untuk menjawab teleponnya sepanjang malam itu. Ia mengenal Sasuke lebih baik dari apapun. Jika ada sesuatu yang terjadi, pemuda itu akan menghadapinya sendiri dan kemudian akan datang padanya jika membutuhkan bantuan tambahan. Sasuke terbiasa beroperasi sendiri, dan mendorong pemuda itu untuk bercerita hanya akan mengganggunya.
Namun, Sakura tak bisa bohong bahwa ia khawatir akan Sasuke. Raut wajah Sasuke, yang terlihat merenung jauh dalam angan-angan, yang hanya muncul dalam situasi paling serius, tidak mau meninggalkan pikiran Sakura. Apa yang Sasuke pikirkan dengan begitu serius? Dan kenapa pemuda itu menghindarinya? Apakah ia telah melakukan kesalahan pada pemuda itu?
Keesokan harinya ketika Sakura sampai di kantor, Sasuke hanya berada di ruangannya dengan pintu tertutup. Ketika ia berniat menuju kesana, Shino menghentikannya dan memberitahunya bahwa ada seseorang di dalam sana bersama Sasuke dan mungkin akan lebih baik jika Sakura tidak mengganggu. Sakura tidak tahu siapa yang ada di sana bersama Sasuke, dan ia tidak pernah punya kesempatan untuk mencari tahu. Sebuah kecelakaan mobil di jalan raya memaksanya untuk turun bertugas dan pada saat ia kembali ke kantor beberapa jam kemudian, ruangan Sasuke kosong dan pemuda itu telah pergi. Ia tidak bertemu pemuda itu selama sisa hari itu.
Di akhir shiftnya, Sakura masuk ke dalam mobilnya dan langsung menuju rumah Sasuke. Shino mengatakan padanya bahwa Sasuke telah pergi pada tengah hari, memberi tahu petugas operator bahwa pemuda itu tidak akan kembali. Ketika ia mencoba menelepon pemuda itu, telepon langsung tersambung ke voicemail. Sudah cukup ia menunggu Sasuke datang padanya. Ia menginginkan jawaban. Sayangnya jalan masuk rumah Sasuke tampak kosong dan mobil pemuda itu tidak terlihat di manapun. Setelah menunggu selama lima belas menit disana, Sakura akhirnya menyerah dan kembali ke apartemennya sendiri.
Apa ia melakukan hal yang salah? Mengapa Sasuke tidak berbicara dengannya? Pemuda itu biasanya mengatakan semuanya padanya jadi mengapa kini pemuda itu merahasiakannya? Sakura mencoba memikirkan kembali malam sebelumnya, mungkin ada sesuatu yang ia katakan dengan cara yang salah atau mungkin entah bagaimana ada sesuatu yang telah membuat pemuda itu marah, tapi Sakura tidak bisa memikirkan apapun.
Apakah Sasuke bosan bersamanya? Pemuda itu sepertinya menikmatinya tapi mungkin saja itu hanyalah akting. Bukan berarti Sasuke adalah aktor yang sangat bagus, tapi tetap saja...
Sakura duduk di bangku piano dan menekan tuts asal-asalan, sebuah kebiasaan yang ia lakukan ketika ia bingung. Ini tidak masuk akal. Dimana Sasuke? Ia mencoba menghubungi nomor telepon Sasuke lagi tapi untuk kedua kalinya terhubung ke voicemail, membuatnya menutup telepon dengan frustrasi.
Ia butuh minum.
Menyeret diri, Sakura pergi ke bar dan memesan martini. Ia meneguknya sedikit lebih cepat dari biasanya, dan baru saja ia akan memesan yang kesekian kali, Naruto berjalan ke arahnya.
"Hei, Sakura-chan, disini kau," sapa Naruto ceria, melempar senyum khasnya. "Aku bertanya-tanya di mana kau berada, aku hampir tidak pernah melihatnya di sini tanpamu."
Perhatian Sakura terusik dan ia mendongak ingin tahu. "Siapa?" tanyanya.
"Teme," ucap Naruto. "Kau pasti merindukannya."
Sasuke berada di resort ini? Apa yang dia lakukan, dan tanpanya? Sasuke tidak pernah datang ke sini jika tidak perlu. Meskipun hubungan Sasuke dengan Naruto sedikit membaik, ia masih lebih suka untuk selalu ada di sana sebagai penengah dua pemuda itu. Itu adalah cara teraman untuk memastikan kedua pemuda itu tetap utuh. Jadi mengapa Sasuke ada di sana?
"Sasuke ada di sini?" Sakura menuntut klarifikasi.
"Yea, kira-kira setengah jam yang lalu," ucap Naruto. "Apa kau tidak tahu? Dia datang dan makan malam dengan Karin-chan."
"Karin?" tanya Sakura, sekarang benar-benar bingung.
"Uzumaki Karin," ucap Naruto, mengangkat alis ke arah Sakura. "Kau tahu, sepupu jauhku? Kurasa dia datang berkunjung dan tak mengabariku. Yea, mereka datang dan makan malam di sini. Sebenarnya masih jam makan siang ketika mereka datang kesini, tapi mereka hanya duduk dan berbicara begitu lama, mereka baru selesai saat jam makan malam. Dan mereka baru saja pergi bersama, tidak lama sebelum kau muncul." Naruto berhenti dan wajahnya tiba-tiba bersinar seperti ia baru saja mendapat pencerahan. "Kau tidak berpikir mereka sedang berkencan, kan?"
"Kencan?" ulang Sakura dengan skeptis. "Sasuke?"
"Ya, tentu saja," seru Naruto. "Maksudku, mereka pernah berkencan saat di sekolah. Kami semua mengira mereka akan menikah. Waktu itu kupikir Sasuke telah melamar Karin, tapi Karin bilang tidak. Mungkin sekarang setelah Karin bebas dari bawah jempol ayahnya, Karin siap untuk lebih serius." Naruto menyeringai, tapi kemudian ia mendongak dan menghela napas jengkel. "Sialan, hey Pain, singkirkan pantatmu dari sana! Orang memakan itu!" Naruto berteriak pada seorang pemuda, bergumam kesal, dan meninggalkan Sakura sendiri dengan pikirannya.
Sasuke berada di resort ini dari jam makan siang hingga makan malam bersama Karin, gadis yang dicintainya di sekolah menengah. Mereka pernah pergi ke prom bersama, dan gadis itu adalah yang pertama untuk Sasuke. Sasuke menceritakan padanya tentang itu saat di tebing setelah membereskan sebuah kasus. Sakura ingat terakhir kali ia melihat mereka bersama, ketika Karin berkemas untuk pindah ke luar kota. Ada hubungan yang jelas di antara mereka, dan daya tarik di mata mereka sudah jelas. Apakah mereka menghidupkan kembali hal itu?
Mengapa Sasuke tidak memberitahunya ke mana dia pergi? Ia sangat khawatir tentang pemuda itu sepanjang hari. Mengapa Sasuke merasa perlu merahasiakan ini darinya? Apakah itu sebabnya Sasuke meninggalkannya semalam? Karena pemuda itu memikirkan Karin dan memutuskan untuk tidak bersamanya lagi. Apakah Sasuke telah pergi bersama gadis yang sangat dia cintai?
Dan kenapa ia harus sangat peduli? Hubungannya dengan Sasuke santai saja. Hanya sebagai teman yang kebetulan memiliki hubungan seks yang fantastis dan menggemparkan. Sudah menjadi bagian dari kesepakatan mereka bahwa mereka akan memutuskannya jika salah satu dari mereka menemukan orang lain untuk bersama. Tentu saja ia mengharapkan Sasuke setidaknya memberitahunya sebelum pemuda itu mengakhiri sesuatu, tapi bukan itu masalahnya, kan? Ia harus bahagia untuk Sasuke. Sasuke adalah sahabatnya dan jika pemuda itu menemukan seseorang yang dia cintai maka ia harus turut bahagia.
Jadi mengapa ia merasa sangat buruk? Mengapa ada sesuatu yang gelap dan lemah di perutnya yang berkobar setiap kali ia berpikir tentang Sasuke bersama Karin? Dan mengapa ada rasa sakit yang tajam di dadanya?
Ia tidak boleh cemburu. Ia tidak punya ruang untuk cemburu; ia tidak memiliki hak atas Sasuke. Tentu, ia berpikir bahwa ia berarti bagi Sasuke, tapi tetap saja mereka berdua adalah individu bebas. Sasuke bukan miliknya. Dan mereka juga tidak memiliki hubungan yang nyata. Semuanya hanya seks. Jadi sekarang karena Sasuke telah bersama Karin, ia dan Sasuke akan kembali menjadi teman.
Pikiran itu membuat sakit di dada Sakura semakin memburuk. Apakah ia benar-benar ingin kembali hanya berteman dengan Sasuke? Tentu saja, kan? Lagipula kenapa ia harus tidak mau? Ini Sasuke. Satu-satunya orang yang ia percayai sepenuhnya, yang ia tidak pernah takuti dan selalu bisa diandalkan. Sasuke adalah satu-satunya yang membuat Sakura tetap bertahan berada di tengah-tengah kegilaan pekerjaan mereka; yang membuatnya merasa nyata setiap kali ia tenggelam ke dalam kekacauan. Ketika ia kehilangan jati diri, Sasuke ada disana mengingatkannya. Sasuke adalah sesuatu yang membuatnya tersenyum sepanjang masa gelapnya, tangan Sasuke di sekelilingnya selalu membuatnya merasa aman ketika ia takut. Sasuke adalah... segalanya.
Jantung Sakura memburu di dadanya. Ketika segala sesuatu di dunianya telah lenyap, Sasuke adalah satu-satunya kekuatan. Dan itu dia, apa yang membuat Sakura sangat kesal karena sekarang Sasuke telah bersama Karin. Sakura takut Sasuke akan meninggalkannya. Ia belum siap, atau lebih tepatnya tidak mau membiarkan Sasuke pergi. Ia tidak bisa membayangkan apa yang harus dilakukan dengan hidupnya tanpa Sasuke di dalamnya, dan sekarang ia tidak ingin membiarkan Sasuke lebih jauh, ia tidak ingin Sasuke pergi. Dan bukan Haruno Sakura namanya jika ia hanya akan menyerah tanpa mencoba.
Melupakan tentang minumannya, Sakura berdiri dan menuju mobilnya. Ia harus menemukan Sasuke.
***
Naruto mengawasi Sakura yang bergegas keluar dari bar dan ia menyeringai sendiri. Ia berjalan ke dek dan menemukan Hinata duduk di kursi kesayangannya, menatap ke pelabuhan. Gadis itu mendongak ketika Naruto mendekat dan mengangkat alis melihat seringai pemuda itu yang melebar.
"Malam ini," seru Naruto. "Semuanya akan selesai malam ini."
"Sakura-chan dan Sasuke-san?" tanya Hinata ingin tahu. "Tapi Sasuke-san ada di sini dengan gadis lain tadi."
Naruto mendengus. "Percayalah padaku. Besok pagi Teme dan Sakura-chan akan bersama." Ia duduk di peti di samping kursi Hinata dan menyeringai puas. "Aku memberitahu Sakura-chan tentang Teme yang berada di sini bersama Karin tadi. Ekspresinya berubah, kau seharusnya melihatnya. Dia menyadari betapa dia peduli pada Teme, dan kita semua tahu bahwa Teme peduli pada Sakura-chan. Itulah yang Teme dan Karin bicarakan tadi seharian, aku diam-diam menguping. Dan Sakura baru saja pergi dari sini, aku bertaruh apapun yang dia lakukan untuk bertemu Teme. Pada akhir malam mereka berdua akan bersama atau dia akan membunuh Teme."
"Luar biasa," ucap Hinata sarkatis.
"Artinya..." Naruto melanjutkan seolah-olah ia tidak mendengar Hinata, "Aku menang! Aku bisa membuat mereka bersama dalam seminggu!"
"Belum tentu," ucap Hinata kesal. "Kita lihat saja besok pagi."
Naruto menyeringai. "Oh yea, kita akan lihat."
***
To be Continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)