Ino sedang berbaring di tempat tidur, menatap langit-langit sambil memeluk boneka beruangnya yang ia beri nama Sasuke. Ia sedang memikirkan sesuatu untuk diberikan pada Sasuke karena ulang tahun pemuda itu akan segera tiba.
'Aku harus memberikan sesuatu yang hebat, tapi apa?' pikir Ino.
"Aku bisa memberinya satu kencan romantis yang panas denganku, tapi dia selalu berlatih, makan ramen dengan Naruto, menjalankan misi atau bahkan kadang tidak muncul dimanapun." Ino mengerutkan kening, tapi kemudian ide cemerlang melintas di kepalanya dan ia melompat dari tempat tidurnya.
'Aku tahu! Karena dia selalu mengenakan baju yang sama persis, aku hanya harus membelikannya baju baru! Tapi aku tidak tahu berapa ukuran pakaiannya... Oh! Aku akan menyelinap ke rumahnya dan mencari tahu sendiri!' pikir Ino, ia melirik jam dinding dan menyeringai.
'Dia seharusnya masih berada di kedai ramen dengan Forehead dan Naruto sekarang, itu memberiku cukup waktu untuk menyelinap ke tempatnya dan mengambil salah satu kemejanya. Ini rencana yang sempurna! Rencana terbaik yang pernah ada!'
Ino kemudian keluar dari kamarnya dan bergegas pergi ke rumah Sasuke.
***
Ketika Ino tiba di luar rumah Sasuke, ia mencoba membuka pintu, tapi tak ada gunanya, pintu itu terkunci. Kemudian ia menyadari bahwa salah satu jendela di ruang tamu terbuka sedikit, ia berlari ke jendela itu dan membukanya cukup lebar.
Ketika ia berhasil memasuki rumah Uchiha, ia memperhatikan tangga dan berjalan menaiki tangga itu sampai ia berada di lantai dua, kemudian berjalan ke kamar Sasuke.
Ino merasa seperti berada di surga. Ia berjalan ke tempat tidur Sasuke dan duduk di sana sambil menyentuh seprai dengan tangannya. Ia kemudian membayangkan bagaimana rasanya bercinta dengan Sasuke di sini, di tempat tidur pemuda itu. Lamunannya kemudian terputus ketika ia mulai mendengar langkah kaki.
'Sial! Lebih baik aku bersembunyi!' pikir Ino panik, lalu bangkit dari tempat tidur dan menyeringai pada dirinya sendiri ketika ia melihat ke bawah tempat tidur. Ia menyadari bahwa tubuhnya cukup kecil untuk bersembunyi di bawah tempat tidur. Ia cepat-cepat menyelinap ke bawah sana dan memastikan tidak membuat suara.
"Aku tidak tahu kau bisa begitu nakal."
Ino dapat mendengar suara Sasuke memasuki ruangan dan pada awalnya ia berpikir bahwa Sasuke mengetahui keberadaan dirinya di bawah tempat tidur.
'Sial! Dia tahu aku di sini! Tapi... cara dia mengatakannya sepertinya dia puas dengan ini. Mungkin dia ingin aku berada di bawah tempat tidurnya dan mengejutkannya.' pikir Ino gembira, tapi ia menghentikan dirinya untuk merangkak keluar ketika ia mendengar langkah kaki yang lain.
"Ya, tapi kau menyukaiku yang seperti ini, bukan?"
Mata Ino melebar ketika ia menyadari bahwa suara itu tidak lain adalah Haruno Sakura.
'Si jidat lebar itu! Apa yang dia lakukan di kamar Sasuke-ku?' pikir Ino marah, tapi kemudian ia mulai mendengar suara-suara berciuman, diikuti beberapa erangan.
"Jam berapa kau harus bertemu dengan Ino?" tanya Sasuke.
'Benar! Aku ada janji bertemu Sakura di toko bunga nanti.' Ino berpikir sendiri.
"Sekitar empat puluh lima menit lagi. Jangan khawatir, kita punya banyak waktu." ucap Sakura kemudian, Ino tersentak kaget saat ia merasakan sesuatu jatuh di atas tempat tidur.
'Apa yang sedang mereka lakukan di atas sana?' pikir Ino, tapi dirinya dibuat terkejut ketika ia mendengar Uchiha bungsu terkekeh.
"Belum puas dengan posisi ini, eh. Kau merasa seperti menjadi dominan hari ini?" ucap Sasuke, kemudian Ino mendengar Sakura mulai mengerang.
"Oh ya Sasuke-kun, aku tahu kau juga ingin aku menaiki penismu yang besar dan keras ini, bukan." ucap Sakura lalu Ino mulai merasakan gerakan di atas tempat tidur, membuat kasur sedikit memukul punggungnya, tapi tidak sampai menindihnya.
'Ya Tuhan! Berani-beraninya Forehead berhubungan seks dengan Sasuke sementara aku masih perawan! Aku akan membunuh jidat lebar itu!' pikir Ino dengan marah ketika tempat tidur terus memukul punggungnya, tapi kemudian tiba-tiba berhenti.
"Ada apa, Sakura?" tanya Sasuke.
"Aku tidak tahu apa ini hanya perasaanku saja, tapi kasurmu sepertinya terasa aneh. Seperti ada sesuatu di bawahnya atau semacam itu." ucap Sakura, menyebabkan Ino mulai panik.
'Sial, dia tahu. Aku tidak bisa membiarkan mereka tahu bahwa aku masuk ke rumah Sasuke hanya untuk mengambil bajunya.' pikir Ino.
"Hn. Siapa peduli." komentar Sasuke.
"Kau benar." Sakura setuju. Dan Ino mulai merasakan tempat tidur itu bergerak lagi dan merasakan gedebuk besar.
"Giliranku sekarang." Suara Sasuke terdengar menggeram, dan Ino bisa merasakan bahwa pemuda itu mulai memompa ke dalam Sakura.
"Oh Sasuke-kun..." Sakura mengerang.
"Kau suka itu, kan?" tanya Sasuke, yang mana menghasilkan erangan keras dari gadis merah muda itu.
'Sial, Sakura, kau benar-benar berisik.' pikir Ino.
"Sakura, kau hanya akan pernah mengerang untukku. Kau hanya milikku!" Sasuke mendesis.
"OH! Aku milikmu Sasuke-kun! Ya Tuhan!" Sakura berteriak, sementara mata Ino melebar.
'Wow Sasuke benar-benar posesif. Dia agak membuatku bersemangat.' Ino berpikir kotor.
"Sakura, sial kau sangat ketat!" Sasuke menggeram.
'Ew! Aku TIDAK mau tahu itu!' Ino menjerit dalam benaknya.
"Sasu, lebih keras!" Sakura menjerit, lalu Ino merasakan tempat tidur itu memukul punggungnya lebih keras dari sebelumnya.
'Kurasa aku tidak akan sanggup mengatasi penyiksaan ini lebih banyak lagi.' Ino mengerutkan kening ketika ia mencoba menutupi telinganya, tapi tidak ada gunanya. Pasangan di atasnya terlalu berisik.
"Sakura, kau tahu aku ingin selalu bercinta denganmu dengan begitu cepat dan keras sampai aku menyemburkan seluruh—" ucapan Sasuke kemudian terputus.
"Cukup!"
Pasangan itu berhenti pada apa yang mereka lakukan ketika mereka mendengar teriakan datang dari bawah tempat tidur.
Sasuke menarik diri keluar dari gadis yang ada di bawahnya, Sakura bergegas bangkit dari tempat tidur seraya menutupi dirinya dengan salah satu selimut hitam milik Sasuke, sementara Sasuke dengan cepat memakai boxer hijau gelapnya.
Sakura melihat ke bawah dan memperhatikan bahwa seseorang merangkak dari bawah tempat tidur.
"Ah!" Sakura menjerit dan meninju si penyusup itu begitu keras, membuat Ino menabrak salah satu dinding rumah Sasuke, membuat si pirang itu tak sadarkan diri. "Ino?" tanya Sakura, tapi Ino sudah pingsan dan tak bisa menjawab.
Sasuke menoleh dan menatap Sakura dengan pandangan yang bertanya.
"Dia membuatku takut." ucap Sakura, sementara Sasuke tidak bisa menahan seringai dan menarik Sakura ke dadanya yang telanjang. Sasuke menyentuh wajah Sakura seraya menghirup aroma gadis itu. Gadis itu beraroma seperti ceri hari ini.
"Belum cukup denganku huh." Sakura terkikik.
"Hn." Sasuke merespon lalu mulai menggigit tulang selangka Sakura.
Sakura memejamkan mata dan mengeluarkan erangan ketika ia merasakan salah satu jari Sasuke masuk ke dalam dirinya.
"Apa-apaan ini!"
Pasangan itu menarik diri dari satu sama lain, melihat Ino berdiri di sana dengan tangan di pinggang. Sasuke kemudian mengaktifkan sharingan-nya tapi dengan cepat menonaktifkannya kembali ketika Sakura menyikutnya.
"Apa-apaan ini? Kau memukulku lalu kembali melanjutkan itu daripada mencoba untuk mengecek apakah aku baik-baik saja atau tidak!" Ino menggeram.
Sasuke memikirkan sesuatu dan menatap si pirang itu. "Ino..."
"Apa, Sasuke? Aku tidak percaya kau akan begitu posesif di tempat tidur, dan kau Sakura, ya Tuhan kau benar-benar tidak boleh mengerang sebanyak itu. Aku yakin itu membuat Sasuke gagal terangsang setelah mendengar semua omong kosongmu itu." Ino berteriak seraya menyilangkan lengannya.
Sasuke memelototi Ino, sementara Sakura membelalakkan matanya dan merasa sedikit malu.
"Ino." Sasuke menggeramkan nama si pirang itu sekali lagi.
"Ya Tuhan, kalian seperti kelinci dan..." Ino mulai mengoceh.
"Ino..." ucap Sasuke.
"Dan berbicara kotor seperti itu..."
"INO!" Sakura berteriak kali ini yang mengejutkan si pirang dan si Uchiha.
"Apa, Forehead?" tanya Ino.
Sakura memandangi Sasuke dan menganggukkan kepalanya, sementara Sasuke menyeringai pada Sakura lalu memelototi teman gadis merah mudanya itu.
"Ino." Sasuke berbicara.
"Ya? Ada apa?" tanya Ino.
"Apa yang kau lakukan di rumahku?" Sasuke menggeram ketika sharingan-nya mulai aktif lagi, tapi kali ini Sakura tidak mencoba menghentikannya.
Kedua gadis itu menyadari betapa marahnya Uchiha saat ini. Ino begitu sibuk mendengar Sasuke dan Sakura bercinta sehingga ia lupa bahwa ia telah menyelinap masuk ke rumah Sasuke diam-diam.
"Hehe, kau tahu..." Ino mulai berbicara sambil mencoba memikirkan sebuah alasan, tapi kemudian ia memikirkan ide yang sempurna dan tersenyum. "Sebenarnya..."
Ino tiba-tiba mulai berlari keluar ruangan dan berlari secepat yang ia bisa keluar rumah. Setelah mendengar pintu depan dibuka dan ditutup, Sakura mendekat kembali pada Sasuke.
"Apa kau tidak mengejarnya?" tanya Sakura pada Sasuke, tapi pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"Aku punya sesuatu yang lebih penting untuk dilakukan." ucap Sasuke kemudian mendorong Sakura berbaring kembali di tempat tidur dan merangkak ke atas gadis itu.
"Sasuke-kun?" tanya Sakura yang menyebabkan Sasuke menatap matanya.
"Apa aku... apa eranganku membuatmu gagal terangsang seperti yang dikatakan Ino?" tanya Sakura mulai memerah dan memalingkan muka dari Sasuke, ia sangat malu.
Mata Sakura kemudian melebar ketika ia merasakan bibir Sasuke memberikan ciuman ringan di pipinya.
"Eranganmu membuatku semakin terangsang." Sasuke menggeram ketika ia mulai memasuki Sakura lagi.
Sakura begitu terhanyut dalam kenikmatan yang ia terima sehingga ia lupa janjinya untuk bertemu dengan Ino.
***
Ino berdiri di dekat toko bunga, menunggu Sakura datang. Ino benar-benar tidak ingin bertemu Sakura, tapi mereka sudah setuju untuk bertemu di sini. Ketika ia menyadari bahwa Sakura tidak muncul, ia melihat jam dan menyadari bahwa Sakura terlambat satu jam.
'Aku yakin dia lupa! Persetan, tidak mungkin aku harus kembali ke rumah Sasuke.' pikir Ino ketika ia berjalan pergi, lupa bahwa ia masih belum mendapatkan apapun untuk ulang tahun Sasuke.
***
To be continued.
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan :)