expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Caught #5 - Kesalahpahaman Tenten



Hari ini Tenten sedang sibuk mencuci piring di apartemennya. Ia memutuskan untuk mengisi hari dengan membersihkan apartemen karena Lee dan Neji sedang melakukan misi bersama dan ia merasa tidak ingin menghabiskan hari bersama Gai-sensei.
Ia kemudian mendengar seseorang mengetuk pintu rumahnya dan bertanya-tanya siapa itu, ia meletakkan piring dan berjalan membuka pintu depan. Ia terkejut melampaui rasa kepercayaannya ketika ia menemukan satu-satunya Uchiha berdiri di ambang pintu rumahnya.
"Hai Sasuke, ada apa? Apa Hokage mengirim misi untukku atau apa?" tanya Tenten pada Sasuke, tapi pemuda itu menggelengkan kepalanya.
"Tidak... bukan itu." ucap Sasuke, lalu ia memandang ke lantai, sementara Tenten bertanya-tanya apa yang terjadi.
"Oke, lalu ada apa?" tanya Tenten.
"Hn... Aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Sasuke bergumam, ia masih memandang lantai.
"Apa itu, Sasuke?" tanya Tenten ketika Sasuke menatap matanya.
"Begini, aku punya banyak hal yang harus kulakukan hari ini, tapi aku perlu rumahku bersih untuk malam ini dan aku ingin bertanya apa... kau bisa membersihkan rumah untukku." ucap Sasuke.
"Kau ingin aku membersihkan rumahmu? Kenapa?" tanya Tenten.
"Apa kau tidak mendengarku?" ucap Sasuke, ia mulai kesal.
"Ya, tapi aku masih kaget bahwa kau ingin aku membersihkan rumahmu." ucap Tenten.
"Ada temanku datang malam ini dan aku ingin rumahku bersih, tapi aku punya banyak hal yang harus kulakukan hari ini jadi aku tidak bisa membersihkannya sendiri, dan Neji mengatakan padaku bahwa kau sering membersihkan rumahnya dengan sangat baik." ucap Sasuke.
"Neji bilang begitu? Aku akan membunuhnya!" Tenten menggeram, ia menyilangkan lengannya. 'Neji pikir aku siapa?! Pembantu?!' pikir Tenten kesal.
"Jadi apa kau mau melakukannya?" tanya Sasuke.
"Kurasa hanya dalam dua kondisi." jawab Tenten.
"Apa?" Sasuke mengangkat alisnya ke arah gadis itu.
"Oke, pertama, kau tidak boleh membiarkan orang lain tahu tentang ini. Aku tidak ingin orang lain berpikir bahwa aku semacam pembantu atau sejenisnya." ucap Tenten dan Sasuke mengangguk. "Bagus, yang kedua, kau harus menjawab pertanyaanku."
"Apa itu?" tanya Sasuke.
"Kenapa ini begitu penting sampai kau perlu rumahmu bersih untuk malam ini?" tanya Tenten, Sasuke memalingkan muka sejenak dan Tenten bersumpah ia melihat ada sedikit rona merah di pipi pucat Uchiha bungsu itu.
"Karena..." Sasuke menghela nafas. "Orang yang kubicarakan saat ini sedang dalam misi dan tidak akan kembali sampai nanti malam dan aku ingin rumahku terlihat bagus untuknya." jelas Sasuke lalu menatap Tenten lagi. "Jadi, kau mau melakukannya atau tidak? Aku tidak punya banyak waktu, kau tahu."
Tenten terdiam sejenak lalu tersenyum. "Kau akan membayarku, kan?"
"Tentu saja." ucap Sasuke kesal.
"Oke, aku akan melakukannya!" Tenten setuju. Tidak ada salahnya mendapatkan uang tambahan.
"Bagus." ucap Sasuke sambil mengeluarkan kunci rumahnya dan menyerahkannya pada Tenten.
"Apa ini?" tanya Tenten ketika ia mengangkat kunci di tangannya.
"Itu kunci rumahku." ucap Sasuke kemudian berbalik menghilang dalam kepulan asap.
Tenten memutar matanya. "Setidaknya dia bisa mengucapkan terima kasih. Tapi aku ingin tahu siapa yang dia bicarakan?" Tenten bertanya-tanya, lalu menutup pintu rumahnya.
***
Sekitar satu jam kemudian, Tenten akhirnya tiba di kediaman Uchiha. Ia berjalan ke pintu dan membukanya menggunakan kunci yang diberikan Sasuke lalu berjalan masuk ke dalam rumah. Ia melangkah beberapa kaki dan memandang sekelilingnya, memperhatikan bahwa rumah itu tidak kotor, rumah itu bersih.
"Ya Tuhan, tempat ini sudah bersih kecuali Sasuke adalah salah satu dari orang-orang aneh yang terobsesi kebersihan." gumam Tenten.
Tenten berjalan ke dapur dan tersentak melihat pemandangan di depannya. Ada meja bundar kecil tepat di tengah-tengah dapur yang sudah dihiasi makanan. Ada dua piring, dua gelas dan peralatan makan, sebotol sake dan makanan lezat.
'Apa Sasuke yang melakukan semua ini? Ini masih cukup siang, jadi kenapa dia memasak ini sekarang jika dia bilang tamunya akan datang nanti malam kecuali...'
Tenten berpikir sejenak sebelum menyadari sesuatu, membuat matanya melebar.
'Bagaimana jika ini adalah cara Sasuke untuk menyampaikan padaku bahwa dia menyukaiku. Semakin aku memikirkannya, semakin masuk akal! Rumah ini sudah bersih sehingga tidak ada gunanya aku membersihkannya dan sepertinya dia juga sudah membuat makan malam untuk kami berdua.'
Tenten berjalan menjauh dari dapur dan mulai melangkah ke lantai atas.
'Ya Tuhan, aku bertaruh Sasuke pasti sedang menungguku di kamarnya sekarang! Aku tahu aku seharusnya tidak berpikir seperti ini, tapi aku tidak akan mengecewakannya setelah semua kesulitan yang dia lakukan hanya untukku. Neji, aku masih mencintaimu tapi aku muak dengan pembicaraan omong kosongmu tentang takdir. Aku butuh bercinta, damn it!'
Tenten tersenyum pada dirinya sendiri ketika ia mencapai puncak tangga dan berjalan ke pintu kamar Sasuke, ia menduga itu adalah kamar Sasuke karena itu satu-satunya kamar yang tertutup. Ia meletakkan tangannya pada kenop pintu dan mengambil napas dalam-dalam.
'Oke Tenten, ini dia.' pikir Tenten kemudian membuka pintu. "Sasuke, kau sangat manis! Aku tidak bisa—"
Tenten berhenti bicara begitu ia memasuki ke kamar dan membeku saat melihat seseorang di depannya.
"Tenten? Apa yang kau lakukan di sini?"
Seseorang yang ada di depan mata Tenten adalah Sakura, yang berbaring di tempat tidur dengan kelopak mawar bertaburan di atas selimut dengan lilin menyala di sekitar ruangan. Tenten kemudian menyadari apa yang dikenakan Sakura. Gadis merah muda itu mengenakan pakaian seksi berwarna hitam merah yang sangat terbuka dan memakai lipstik merah tua yang membuatnya semakin terlihat luar biasa.
"Sakura? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Tenten ketika ia menyaksikan gadis merah muda itu bangkit dari tempat tidur dan mengenakan jubah di tubuhnya, lalu berjalan menghampirinya.
"Kurasa aku yang bertanya dulu padamu. Apa yang kau lakukan di sini?" Sakura berusaha bersikap baik, tapi akhirnya menggeram.
"Sasuke mengundangku ke sini. Dia datang ke apartemenku sebelumnya dan memintaku untuk datang. Dia bahkan memberiku kunci rumahnya." Tenten menyeringai saat ia mengeluarkan kunci rumah Uchiha dan menunjukkannya pada Sakura, menyaksikan mata gadis merah muda itu melebar.
Pertemanan Tenten dan Sakura baik-baik saja satu sama lain, tapi setelah Sakura mulai berbicara tajam padanya, Tenten tahu itu tanda perang.
"Jadi Sakura, aku sudah memberitahumu apa yang kulakukan di sini. Dan apa yang kau lakukan di sini?" tanya Tenten, ia menyilangkan lengannya, tapi langsung merasa bersalah ketika ia melihat gadis berambut merah muda itu mengerutkan kening.
"Aku... kurasa itu tidak penting." ucap Sakura, air mata mengalir di pipinya saat ia berjalan ke kursi dan membereskan pakaiannya.
Tenten kemudian mendengar seseorang menaiki tangga dan ia mengambil langkah mundur, ia mendapati itu adalah Sasuke.
"Hn Tenten, aku mengecek di bawah dan aku sangat bersyukur telah memintamu untuk datang ke sini hari ini." ucap Sasuke dengan seringai di wajahnya saat ia berjalan mendekati Tenten. "Kau bahkan membuatkanku makanan favoritku, tapi kau tidak harus melakukan itu untukku."
Sasuke kemudian masuk ke dalam kamarnya dan mendapati Sakura yang menangis, tak ada senyum di wajah gadis itu.
"S-Sakura? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Sasuke sementara Tenten mengangguk pada pemuda itu.
"Aku menanyakan hal yang persis sama padanya." ucap Tenten, tapi kemudian ia terkejut ketika Sasuke berlari menghampiri Sakura dan menarik gadis itu ke dalam pelukannya.
"Apa yang terjadi?" Sasuke berbisik ke telinga Sakura, tangannya menangkup wajah gadis itu agar menatapnya.
"Aku pulang lebih awal dari misiku dan aku ingin memberimu kejutan jadi aku membersihkan rumahmu dan membuatkanmu makan malam dan aku menunggumu di sini, kemudian Tenten muncul dan memberitahuku bahwa kau yang menyuruhnya datang. Jadi aku mengerti jika kau juga menyukainya. Maaf sudah merusak malam kalian."
Sakura terisak, ia mencoba menjauh dari Sasuke tapi pemuda itu tidak membiarkannya pergi.
Tenten saat itu menyadari apa yang sedang terjadi. Sakura adalah tamu yang Sasuke sebutkan sebelumnya dan Sakuralah yang melakukan segalanya, bukan Sasuke. Sekarang Tenten merasa benar-benar bersalah dan menghampiri pasangan itu.
"Maafkan aku, Sakura, aku salah paham dengan situasi ini. Sasuke menyuruhku datang untuk membersihkan rumahnya hari ini karena dia ingin rumahnya terlihat bersih untukmu ketika kau kembali dari misimu, tapi dia tidak memberitahuku siapa yang akan datang." Tenten menjelaskan.
"Jadi kalian berdua tidak bersama?" tanya Sakura pada mereka dan keduanya menggelengkan kepala.
Kemudian Sasuke menundukkan kepalanya cukup rendah untuk mencapai telinga Sakura. "Hanya kau, Cherry." Sasuke berbisik begitu pelan sehingga hanya Sakura yang mendengarnya dan gadis itu tersenyum. Sasuke lalu menyeringai pada Sakura dan kemudian menatap Tenten.
"Kurasa seseorang sudah melakukan pekerjaanmu. Kau bisa pergi sekarang." ucap Sasuke sementara Tenten mengangguk dan berjalan pergi meninggalkan kamar, meninggalkan pasangan itu.
Tenten telah berjalan keluar dari kediaman Uchiha ketika ia menyadari bahwa ia masih mengantongi kunci rumah Sasuke.
'Oh sial! Lebih baik aku mengembalikan ini padanya atau dia akan marah padaku nanti.' pikir Tenten ketika ia cepat-cepat kembali masuk ke dalam rumah dan berjalan menaiki tangga lagi.
Ia membuka pintu kamar dan membeku ketika ia melihat Sakura berbaring di tempat tidur sementara Sasuke sedang melakukan sesuatu di antara paha gadis itu.
Pasangan itu mendengar pintu terbuka dan Sakura membuka matanya dan menoleh. "Tenten!" Sakura memekik.
Sasuke menghentikan apa yang dilakukannya dan menoleh, menatap mata Tenten. Kemudian ia mengaktifkan sharingan-nya, menyebabkan gadis itu pingsan di lantai.
"Sasuke-kun! Kau harus berhenti melakukan itu. Itu menjadi kebiasaanmu akhir-akhir ini dan kurasa itu tidak sehat untuk matamu." ucap Sakura.
"Hn." Sasuke merespon singkat dan menempatkan kepalanya di antara paha Sakura lagi. Sakura mengerang lalu menyadari sesuatu.
"Sasuke-kun... apa yang akan kita lakukan dengan Tenten?" tanya Sakura, tapi kemudian dengan lembut Sasuke menggigitnya di bawah sana, menyebabkan gadis itu semakin terangsang dan lupa tentang Tenten yang pingsan di lantai.
***
Keesokan paginya, Tenten melompat dari tempat tidur dan melihat sekelilingnya, memperhatikan bahwa dia ada di tempat tidurnya, dengan Neji dan Lee mengelilinginya. "Neji? Lee? Apa yang terjadi?"
"Lee ingin memberitahumu bahwa kami sudah kembali dari misi, jadi kami datang untuk mampir ke sini, tapi ketika kami masuk, kami menemukanmu pingsan di lantai dapur. Apa kau merasa baik-baik saja?" ucap Neji dan Tenten mengangguk.
"Ya, tapi aku berani bersumpah bahwa aku ada di rumah Sasuke dan aku akan membersihkan rumahnya dan Sakura ada di sana dan—"
"Ya ampun! Apa kau memergoki Uchiha dan Sakura-ku melakukan hubungan seksual juga?" sela Lee dan Tenten mengangguk.
"Ya! Lalu ketika mereka menyadari keberadaanku, Sasuke mengaktifkan sharingan-nya padaku! Pasti mereka yang telah membawaku kembali ke sini. Aku bahkan punya kunci rumah Sasuke untuk membuktikan apa yang terjadi!" teriak Tenten, lalu memasukkan tangannya ke sakunya dan mengerutkan kening ketika ia menyadari bahwa kunci itu hilang. "Tunggu, pasti ada di sini atau jatuh di suatu tempat." gumam Tenten ketika ia mencari di tempat tidurnya.
"Lihat, Neji, aku sudah bilang bahwa aku tidak mabuk hari itu!" teriak Lee.
Neji memutar matanya, "Teman satu timku bodoh."
"Aku bersumpah aku punya kuncinya, tunggu sebentar! Neji? Kau mau kemana?"
***
To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)