expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Caught #11 - Pelajaran Kesehatan Shizune



Shizune sedang berjalan di lorong rumah sakit. Bersyukur hari ini tidak sesibuk hari-hari lainnya. Ia berjalan menuju kamar pasien selanjutnya, ia menatap clipboard-nya dan matanya sedikit melebar ke daftar nama berikutnya.
'Uchiha Sasuke. Kurasa Sakura akan menginginkan untuk mengobati luka Uchiha itu.' pikir Shizune ketika ia berjalan ke pintu, tapi sebelum ia memiliki kesempatan untuk membukanya, ia mendengar semacam suara dari dalam. 'Suara apa itu?' pikir Shizune, ia menempelkan telinganya di pintu.
"Ya Tuhan..."
Mata Shizune melebar ketika ia mendengar suara Uchiha dari seberang pintu. 'Apa yang sedang terjadi di sana?' pikir Shizune, tapi kemudian ia mendengar suara lain.
"Di sana, Oh!"
Shizune mulai khawatir tentang apa yang terjadi di ruangan itu. 'Haruskah aku masuk atau haruskah aku menunggu?' pikir Shizune.
"Ya Tuhan, ini terasa sangat enak!"
Terdengar suara lagi. Shizune kemudian berpikir akan lebih baik jika ia mengeceknya. Ia mengetuk pintu dan menunggu sepuluh detik sebelum membuka pintu kamar itu. Ia berjalan masuk dan melihat sekeliling ruangan, mengecek bahwa tidak ada yang salah.
"Selamat sore, Uchiha-san. Tsunade-sama memerintahku untuk memeriksamu setelah kau kembali dari misimu..." ucap Shizune saat matanya fokus pada file tentang Sasuke. "Dan tertulis di sini di arsipmu bahwa kau memiliki—OH ASTAGA!"
Shizune menjerit dan clipboard itu terlepas dari tangannya ketika ia akhirnya melihat ke arah Uchiha dan melihat sesuatu yang besar menyembul dari balik selimut rumah sakit yang menutupi pinggang Sasuke.
Sasuke memperhatikan reaksi Shizune dan melihat ke pangkuannya, memperhatikan bahwa ia masih mengalami ereksi. 'Oh sial...'
Sasuke mencoba memikirkan alasan yang tepat.
'Aku bisa mengatakan bahwa aku sedang berfantasi tentang membunuh saudaraku? Tidak. Itu akan membuatku seperti terlibat dalam pelecehan.'
Sasuke memutar otaknya lagi.
'Mungkin aku bisa mengatakan bahwa aku sedang berpikir untuk menghajar Naruto! Tidak, dia mungkin akan berpikir bahwa aku gay.'
Sasuke mengerutkan kening.
'Kurasa aku bisa mengatakan yang sebenarnya bahwa Sakura menghisap penisku sebelum dia mulai mengetuk pintu dan Sakura saat ini sedang bersembunyi di kamar mandi.'
Sasuke mulai membuka mulutnya, "Aku—"
"Uchiha-san! Apa yang kau sembunyikan di bawah selimut itu?" Shizune berbicara sambil menunjuk pada ereksi Sasuke, menyebabkan mata Sasuke melebar.
'Apa dia tidak tahu ini apa? Dia perawat!' pikir Sasuke. "Apa kau serius?" tanya Sasuke dingin ketika ia mencoba bergerak sedikit sehingga ia bisa menyembunyikan ereksinya, tapi itu tidak benar-benar berhasil.
"Ya, apa itu sebotol sake yang kau sembunyikan? Aku terus-menerus mengatakan pada Tsunade untuk berhenti memberi pasien botol sake!" ucap Shizune ketika tangannya terulur menuju area pribadi Sasuke.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Sasuke mendesis dan mengaktifkan sharingan-nya.
"Jangan berani-beraninya menggunakan sharingan-mu padaku! Sekarang biarkan aku mengambil botol itu!" Shizune menggeram.
"Tidak." ucap Sasuke.
"Ya." ucap Shizune.
"Tidak."
"Ya!"
"Tidak, aku bersumpah ini bukan botol sake, sekarang tinggalkan aku sendiri!" Sasuke menggeram ketika ia mencoba yang terbaik untuk menjauh dari perawat itu, tapi ia tak berhasil. Ia terluka sepulang dari misi, ia tidak bisa turun dari tempat tidur.
"Jangan bohongi aku, Uchiha-san. Apa itu?" itu Shizune.
"Ini penisku!" ucap Sasuke, cukup keras hingga Sakura bisa mendengar mereka dari kamar mandi.
'Apa-apaan dia?' pikir Sakura lalu berjalan keluar dari kamar mandi.
Sasuke menatap Sakura dan membuatnya tak memperhatikan Shizune, Shizune mengambil kesempatan itu untuk mengambil apa yang diinginkannya.
"Berikan." ucap Shizune ketika ia mulai menarik apa yang diinginkannya, menyebabkan Sasuke mengerang dan Sakura tersentak.
"Shizune! Apa yang kau lakukan?" pekik Sakura sambil berlari mendekati perawat itu.
"Uh oh... kurasa itu bukan botol sake." gumam Shizune ketika ia menarik tangannya dengan cepat dan wajahnya menjadi merah padam. "Itu ereksi!" ucap Shizune sementara kedua remaja di ruangan itu memutar mata.
"Ya." ucap Sasuke dingin sambil menyilangkan lengannya.
"Sakura, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Shizune.
"Aku..." Sakura terhenti.
"Bukan urusanmu." Sasuke menggeram.
"Sasuke-kun, jangan seperti itu. Shizune, aku sedang membersihkan kamar mandi ketika kau muncul." Sakura menggertakkan gigi.
"Oh, tidak apa-apa, Sakura, sepertinya aku masuk tepat saat 'waktu Sasuke'." Shizune memberitahu gadis berambut merah muda itu.
"Aku apa?" Sasuke menggeram.
"Apa maksudmu 'waktu Sasuke'?" tanya Sakura.
"Waktu saat pria melakukan urusannya, kau tahu untuk menghilangkan rasa frustrasi mereka." Shizune menjelaskan.
"Frustrasi?" tanya Sakura.
"Urusan?" Sasuke menggeram.
"Ya, kau tahu, saat-saat dimana pria butuh waktu untuk masturbasi." jelas Shizune, yang menyebabkan kedua mata remaja itu melebar.
"Apa?" tanya Sakura.
"Hn?" Sasuke merespon.
"Tidak ada yang perlu dipermalukan, ini adalah hal yang wajar untuk dilakukan." ucap Shizune.
"Aku tidak sedang memuaskan diriku sendiri." geram Sasuke.
"Ya, um... Shizune? Sebenarnya aku berbohong, sebelum kau masuk, aku sedang menyenangkan Sasuke." Sakura mencoba menjelaskan.
"Tidak apa-apa Sakura, kau tidak perlu mengarang alasan untuk Uchiha." ucap Shizune sambil membungkuk untuk mengambil clipboard-nya yang masih tergeletak di lantai.
"Dia tidak mengarang alasan. Dia memang menghisap penisku." ucap Sasuke jengkel.
"Sasuke!" Sakura mendesis.
"Apa? Itu benar." Sasuke bergumam sambil memalingkan muka, berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya.
"Tidak apa-apa. Kalian tidak perlu berbohong tentang ini. Seperti yang kukatakan, sangat normal bagi Sasuke untuk terangsang terutama dengan semua perawat yang mondar-mandir di sini." ucap Shizune.
"Tapi kami tidak berbohong, Shizune." Sakura berusaha meyakinkan Shizune, tapi itu tak berhasil.
"Aku tahu kau menyukai Sasuke, Sakura, tapi kau tak perlu membelanya." ucap Shizune.
"Tapi—" ucapan Sasuke terputus.
"Sekarang ayo pergi, Sakura, kita harus meninggalkan Sasuke sendiri sehingga dia bisa menyelesaikan urusannya." ucap Shizune sambil meraih lengan Sakura dan mulai menariknya ke arah pintu.
"Tapi, Shizune!" Sakura merengek, tapi tidak ada gunanya, Shizune menyeretnya keluar dari kamar, meninggalkan Sasuke sendirian di kamarnya.
Ketika Sasuke mendengar pintu ditutup, ia kembali menatap ke pangkuannya, ereksinya masih ada di sana karena Sakura belum menyelesaikannya.
"Persetan." Sasuke mengumpat, kemudian memandang sekeliling ruangan dan berpikir bahwa Sakura tidak akan kembali dalam waktu dekat, sehingga ia meletakkan tangannya ke balik selimut tipisnya dan menutup matanya.
Tiba-tiba pintu terayun terbuka, memperlihatkan si kuning hiperaktif.
"Hei Teme, aku memutuskan mampir dan... APA YANG KAU LAKUKAN?"
***
To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)