expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Caught #6 - Penyiksaan Mata Neji



Sudah sekitar dua minggu sejak Neji dan Lee menemukan Tenten pingsan di apartemennya sendiri dan Neji tidak bisa mempercayai kebohongan yang mereka katakan padanya, tentang bagaimana Sakura dan Sasuke terlibat hubungan romantis.
Neji selalu berpikir bahwa tidak mungkin Sasuke dan Sakura bersama. Sasuke selalu bersikap sangat dingin terhadap semua orang termasuk Sakura, sementara Sakura terlalu menyebalkan dan menakutkan. Tidak ada yang mau bahkan memeluknya kecuali Naruto.
Neji saat ini berada di tempat latihan dan memutuskan untuk mengaktifkan byakugan-nya, tapi kemudian menyadari ada seseorang di belakangnya dan ia berbalik tepat pada waktunya saat debu memasuki matanya.
"AHH!" Neji berteriak dan menutupi matanya.
"Maaf tentang itu, Neji, aku ingin melihat apa yang sedang kau lakukan dan kupikir aku akan menggunakan elemen kejutan!" ucap Naruto menyengir.
"Kau idiot! Kenapa kau melemparkan debu ke mataku?!" Neji meraung.
"Umm, seperti yang kukatakan, itu semua adalah bagian dari rencana." jawab Naruto.
"Rencana apa?" tanya Neji.
"Rencana untuk menggunakan elemen kejutan! Aku bahkan menyembunyikan chakra-ku sehingga kau tidak akan tahu bahwa aku sedang menyelinap di belakangmu! Cukup pintar, bukan!" Naruto menyengir pada dirinya sendiri.
"Naruto..."
"Ya, Neji?"
"Kau lebih baik lari sekarang."
***
Sekitar beberapa jam kemudian setelah menyiksa Naruto, Neji memutuskan untuk pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan matanya karena matanya masih terasa sakit akibat tindakan Naruto sebelumnya.
Ia diantar ke sebuah kamar, diminta menunggu Tsunade tiba. Setelah beberapa menit, ada ketukan di pintu dan Tsunade berjalan masuk.
"Halo, Neji, Shizune memberitahuku tentang apa yang terjadi hari ini padamu. Tapi bisakah kau memberitahuku satu hal sebelum kita mulai pemeriksaan?" ucap Tsunade pada Neji.
"Tentu." jawab Neji.
"Jadi katakan, Neji... apa kau membunuh Naruto?" tanya Tsunade.
"Tidak, aku tidak melakukannya. Aku hanya membuatnya membayar apa yang dilakukannya, aku menendangnya di titik yang menyakitkan. Bukan takdirku untuk membunuh sesama ninja." ucap Neji.
'Oh, sial, tidak lagi dengan omong kosong tentang takdir... di mana sake saat aku membutuhkannya?' pikir Tsunade. "Kalau begitu, biarkan aku memeriksa matamu."
Tsunade kemudian mengecek sekeliling mata Neji untuk menemukan apa yang salah dengan mata pemuda itu. Setelah beberapa menit kemudian, ia mundur dua langkah. "Matamu terlihat sedikit iritasi dan aku ingin melakukan latihan untuk byakugan-mu."
"Baiklah, apa yang harus kulakukan?" tanya Neji.
"Kau perlu mengaktifkan byakugan-mu sementara aku akan mengeceknya, maka kita akan tahu hasilnya dari sana." jelas Tsunade.
Neji mengangguk dan mengaktifkan byakugan-nya. Ia kemudian melihat ke dinding dan melihat seorang pria dan wanita yang tampak seperti Sakura dan Sasuke berjalan masuk ke kamar sebelah.
'Apa yang mereka lakukan di sini? Sakura memang bekerja di rumah sakit dan mungkin Sasuke terluka akibat lelucon Naruto atau semacamnya.' pikir Neji, tapi kemudian ia terkejut melihat bahwa mereka mulai saling membuka pakaian. 'Apa-apaan itu?'
"Neji? Kau baik-baik saja?" tanya Tsunade. Neji tersentak dari pikirannya sendiri seraya tetap menatap pasangan telanjang itu.
"Aku baik-baik saja." jawab Neji ketika ia melihat Sakura membungkuk sementara Sasuke mulai menyodok dari belakang.
'Apa-apaan itu? Bukankah itu yang seharusnya dilakukan anjing? Apa yang sedang mereka lakukan?' pikir Neji.
"Neji, matamu terlihat sedikit aneh, teruslah menatap tembok itu, aku akan mengambil senter kecilku." ucap Tsunade sambil bangkit dari kursinya dan berjalan ke sudut ruangan.
Sial bagi Neji, itu berarti ia harus menatap lebih lama ke dinding dan saat ini ia bisa melihat Sakura diikat di tempat tidur oleh Sasuke.
'Sepertinya Sasuke akan menyerang Sakura. Aku harus memperingatkan Tsunade!' pikir Neji.
"Tsunade-sama, aku ingin memberitahumu bahwa Sakura dan Sasuke sedang melakukan hubungan seksual yang sangat aneh di kamar sebelah dan Sasuke saat ini sedang mengikat Sakura di tempat tidur. Kurasa dia akan mencoba dan melukai Sakura atau sesuatu semacam itu." Neji memberitahu Hokage, tapi wanita itu malah tertawa.
"Ya ampun, kupikir byakugan-mu sedang berakting. Lagipula kenapa mereka melakukan hal seperti itu di kamar sebelah?" tanya Tsunade.
Mata Neji mulai melebar ketika ia melihat pasangan di kamar sebelah itu sekarang dalam posisi enam puluh sembilan. "Sekarang Sasuke di atas Sakura. Rupanya mereka melakukan posisi enam puluh sembilan." ucap Neji, dan Tsunade mulai tertawa lebih keras sekarang.
"Oh, Neji, kurasa Naruto mungkin telah memasukkan sesuatu ke debu itu atau sesuatu semacamnya agar kau melihat hal-hal aneh seperti itu." ucap Tsunade.
"Tidak, ini benar! Kenapa kau tidak mengecek kamar sebelah dan melihat sendiri?" Neji memberitahu wanita yang lebih tua darinya itu.
"Well, aku tidak bisa sekarang, aku sedang sibuk memeriksa matamu." Tsunade memutar matanya dan terus memeriksa mata Neji.
'Kapan penyiksaan ini akan berakhir? Aku tidak menikmati menonton ini. Tapi... Sakura memang punya payudara yang sangat bagus.' pikir Neji dan seringai muncul di wajahnya, yang disadari Tsunade.
"Apa kau baik-baik saja, Neji? Kau menyeringai dan biasanya kau tidak menyeringai." Tsunade mengangkat alis ke arah pemuda itu.
"Aku baik-baik saja... aku hanya memikirkan takdir... ya takdir." jawab Neji, ia mendengar Hokage menghela nafas.
"Oke terserahlah. Aku sudah selesai memeriksamu, kau bisa menonaktifkan byakugan-mu sekarang." ucap Tsunade.
Neji kemudian berdiri dari duduknya di tempat tidur rumah sakit.
"Matamu terlihat sedikit iritasi dan besok pasti akan baik-baik saja, jadi cobalah untuk tidak menggunakan byakugan-mu dulu, oke." Tsunade mengintruksikan.
'Setelah apa yang kulihat hari ini, kurasa aku tidak pernah ingin menggunakannya lagi. Dan ada apa dengan pemeriksaan panjang ini? Yang Hokage itu lakukan hanyalah memandangi mataku selama tiga puluh menit. Tiga puluh menitku yang tidak akan pernah kembali...' pikir Neji, kemudian menyadari sesuatu.
"Baik, karena kita sudah selesai, maukah kau memeriksa kamar sebelah, dan aku berjanji, bahwa Sasuke dan Sakura melakukan hal-hal yang sangat tidak senonoh di sana." Neji menuntut.
"Baiklah, ayo kita periksa." Tsunade bergumam ketika mereka berjalan keluar dari kamar. Tepat ketika mereka melangkah keluar, pintu kamar sebelah terbuka, memperlihatkan Sakura.
"Hai, Tsunade-sama, Neji." Sakura menyapa mereka.
"Sakura, apa saat ini ada orang lain di kamar itu?" tanya Tsunade, ia menunjuk ke pintu dan Sakura mengangguk.
"Ya, Sasuke saat ini sedang beristirahat setelah Naruto mengejarnya dan melemparkan debu ke matanya." Sakura memberitahu Tsunade.
"Lihat, sudah kubilang bahwa mereka melakukan tindakan seksual di sana bersama-sama." Neji menunjuk kemudian menyilangkan lengannya.
Sementara mata Sakura membelalak. "Aku—"
"Hn." Sasuke berjalan mendekati mereka dengan ekspresi bosan di wajahnya.
"Sasuke, aku dengar kau juga diserang oleh Naruto." ucap Tsunade.
"Ya, aku membunuh dobe itu." ucap Sasuke sementara semua mata membelalak.
"Sasuke-kun... maksudmu bukan..." tanya Sakura, sementara Sasuke menyeringai.
"Ya, aku membunuhnya dengan mengambil semua kupon ramennya." jelas Sasuke, membuat semua orang menghembuskan nafas lega.
"Neji juga mengalami hal yang persis sama. Dia bahkan berhalusinasi ketika dia mengaktifkan byakugan-nya." Tsunade menjelaskan.
"Benarkah? Aneh." ucap Sakura.
"Tidak, aku tidak berhalusinasi. Aku melihat apa yang kalian berdua lakukan." Neji memelototi pasangan itu, sementara wajah Sakura tampak bingung.
"Kau melihat saat aku memeriksa mata Sasuke?" tanya Sakura.
"Tidak! Aku melihat kalian berdua bercinta seperti anjing!" Neji berteriak, membuat semua orang di sekitar mereka berhenti dan memandangnya.
"Neji! Itu bukan cara untuk berbicara di rumah sakit!" Tsunade menggeram.
"Maaf..." Neji bergumam sambil memelototi Uchiha yang menyeringai padanya. "Lihat! Dia menyeringai!" Neji menunjuk ke arah Uchiha.
"Ya, aku menyeringai padamu." ucap Sasuke.
"Neji, kau baik-baik saja? Kau tidak bertingkah seperti biasanya." ucap Sakura dengan suara prihatin.
"Kau mungkin tidak mempercayaiku, tapi tandai kata-kataku, takdir selalu menemukan jalannya..." ucap Neji kemudian berjalan pergi dengan cepat.
"Apa yang dia maksud dengan itu?" ucap Sakura, sementara Sasuke hanya mengangkat bahu.
"Siapa yang peduli? Aku butuh lebih banyak sake!" komentar Tsunade saat ia berjalan menjauh dari pasangan itu.
"Apa dia mabuk?" tanya Sakura.
"Sakura, kau bekerja dengannya hampir setiap hari. Kapan dia tidak mabuk?" tanya Sasuke.
"Kau benar." Sakura terkikik.
***
To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)