expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Caught #3 - Hinata Menguping



Hinata berjalan-jalan hari itu di sekitar Konoha, menyapa orang-orang yang ia kenal saat ia berpapasan dengan mereka. Ia kemudian mendengar namanya dipanggil dari belakangnya, ia berbalik dan melihat seseorang yang ia taksir, Naruto, berlari ke arahnya sambil melambai padanya.
'N-Naruto-kun? Aku penasaran apa yang dia inginkan?' pikir Hinata, ia tersenyum dan balas melambai sampai Naruto tiba di sisinya. Naruto membungkuk sedikit sambil meletakkan kedua tangannya di lutut, mencoba mengatur napas.
"A-Apa kau baik-baik saja, N-Naruto-kun?" tanya Hinata dengan nada suara malu-malu.
Naruto menatap Hinata dan mengacungkan jempolnya sambil menyengir, membiarkan gadis itu tahu bahwa ia baik-baik saja. "Aku hanya perlu mengatur napas. Aku sudah mencarimu kemana-mana." ucap Naruto ketika ia mulai berdiri tegak.
'D-Dia mencariku?' pikir Hinata, kemudian wajahnya mulai memerah hingga terlihat seperti tomat.
"Apa kau merasa baik-baik saja, Hinata-chan? Wajahmu terlihat sangat merah." tanya Naruto dengan nada suara khawatir, tapi Hinata hanya menggelengkan kepalanya.
"T-Tidak, a-aku baik-baik saja tapi t-terima kasih sudah bertanya. Ngomong-ngomong ada apa, N-Naruto-kun?" tanya Hinata.
"Umm, ini agak memalukan, tapi aku bertanya-tanya apa kau bisa membantuku." ucap Naruto.
"T-Tentu, ada apa?" tanya Hinata lagi.
"Oke, begini. Aku ke tempat Sakura-chan kemarin, menghabiskan waktu dengannya dan Sasuke, dan aku meninggalkan kupon ramenku di atas meja riasnya. Sekarang aku harus pergi misi dan aku bertanya-tanya apa kau bisa mampir ke tempat Sakura-chan dan mengambilkan kupon itu untukku." tanya Naruto.
"K-Kurasa bisa, tapi kenapa kau tidak meminta Sakura-chan saja untuk mengantarkannya?" tanya Hinata.
"Karena dia agak marah padaku dan ramen saat ini, tapi aku punya kunci rumahnya! Jadi bisakah kau menyelinap masuk dan mengambilnya? Aku tidak ingin Sakura-chan tahu bahwa aku sedang mencoba untuk mendapatkan kuponku kembali dan dia sepertinya selalu tahu setiap kali aku datang ke rumahnya." ucap Naruto.
"T-Tentu." ucap Hinata dengan senyum di wajahnya.
"Terima kasih, Hinata-chan! Kau yang terbaik!"
***
Hinata berhasil masuk ke rumah Sakura menggunakan kunci yang diberikan Naruto padanya. Ia melihat sekeliling rumah, ia akhirnya menaiki tangga dan menemukan kamar Sakura. Kamar tidurnya bercat putih dengan garis merah muda pucat di sekelilingnya.
Hinata kemudian mulai mencari di sekitar kamar itu dan bersyukur ketika akhirnya ia menemukan apa yang ia cari. Ia berjalan ke meja rias Sakura dan mengambilnya.
'H-Hebat, sekarang aku sudah mendapatkan apa yang diinginkan N-Naruto-kun, sekarang yang kuperlukan hanyalah memberikan ini padanya setelah dia pulang dari misi.' pikir Hinata lega, tapi kemudian berubah khawatir ketika ia mendengar suara Sakura di dalam rumah.
Hinata memandang sekeliling dengan panik dan berlari ke lemari Sakura dan menutup pintu, menyembunyikan dirinya dari gadis berambut merah muda itu.
'D-Dia sangat dekat! Kuharap S-Sakura-chan tidak menemukanku.' pikir Hinata, kemudian ia mendengar pintu kamar dibuka.
"Aku masih tidak percaya Naruto memakan SEMUA ramen itu!"
Hinata bisa mendengar Sakura berteriak dan wajahnya mulai memerah karena mendengar nama Naruto.
"Kenapa kau sulit untuk percaya? Bukankah dia selalu makan banyak ramen."
Sebuah suara pria berbicara dan mata Hinata melebar begitu ia menyadari siapa itu. 'I-Itu S-Sasuke-san, aku heran kenapa dia ada di rumah Sakura-chan.' pikir Hinata.
"Ya, tapi dia-"
Suara Sakura tiba-tiba terputus, Hinata menempelkan telinganya di pintu lemari untuk memastikan bahwa Sakura baik-baik saja, tapi kemudian suara terengah-engah terdengar, disusul dengan suara ciuman dan erangan. 'A-Apa itu?' pikir Hinata.
"Kau gadis yang nakal, Sakura."
"Hanya kau yang membuatku seperti ini."
"Apa kau basah sekarang?"
Hinata mendengar Sasuke bertanya.
'B-Basah? Apa Sakura-chan baru saja mandi atau apa?' pikir Hinata bertanya-tanya.
"Hm... kenapa kau tidak melihatnya sendiri."
Kemudian suara Sakura yang mengerang membuat Hinata sedikit ketakutan. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi di sana.
"Ya Tuhan, kau sangat basah, tapi rasanya manis sekali."
Sasuke terdengar menggeram, sementara Hinata semakin bingung.
'Oke... jika Sakura-chan basah, bukankah seharusnya dia mengeringkan tubuhnya supaya dia tidak sakit? Tapi Sasuke-san bilang Sakura-chan rasanya manis? Oh mungkin ada sisa selai di bibir Sakura-chan atau sisa makanan manis yang Sakura-chan makan sebelumnya.' pikir Hinata.
"Apa kau ingin aku menjilatimu sampai kering?"
Terdengar Sasuke bertanya, lalu Hinata mendengar suara erangan setelahnya.
"Oh! Jilat aku sampai benar-benar kering, Sasuke-kun. Jilat aku sampai tidak ada yang tersisa!"
Hinata mendengar Sakura memekik.
'Jadi S-Sasuke-san akan menjilati Sakura-chan sampai kering? Bukankah lebih mudah jika memakai handuk? Kurasa jika Sasuke-san menjilati Sakura-chan maka itu tidak akan membuatnya bisa kering.' pikir Hinata aneh.
Beberapa menit berlalu, suara erangan tak berhenti, kemudian Hinata mulai mendengar suara seperti cambuk.
'O-Oke... kurasa aku tidak sedang mengkhayal. Kedengarannya memang seperti cambuk!' pikir Hinata.
"Apa yang akan kau lakukan padaku dengan benda itu?"
Hinata mendengar Sasuke bertanya.
"Oh, ini adalah hukumanmu, Uchiha, karena membuatku membayar tagihan ramen Naruto."
PLAK PLAK
Hinata mulai gemetar, ia sangat takut dengan apa yang sedang terjadi di luar sana. Ia mulai berpikir bahwa Sakura benar-benar menyakiti Sasuke dan sedang berdebat entah apa.
"Jika ini adalah hukumanku, aku seharusnya membuatmu lebih sering marah."
Terdengar Suara Sasuke, sementara Hinata menghela nafas lega. Ia lega bahwa Uchiha itu baik-baik saja.
"Apa yang kau inginkan?"
Terdengar suara Sakura bertanya pada Sasuke, sementara Hinata bertanya-tanya apa jawabannya.
"Aku ingin kau menghisapku dengan keras."
'Menghisap dengan keras? O-Oke, aku benar-benar tidak mengerti tentang itu.' pikir Hinata bingung.
Kemudian Hinata bisa mendengar Sasuke mengerang, tapi setelah beberapa saat itu berhenti.
'Apa yang mereka lakukan di luar sana?' Hinata bertanya-tanya, tapi kemudian ia mendengar Sakura menjerit. 'S-Sakura-chan dalam kesulitan!'
Hinata kemudian meletakkan tangannya di kenop pintu lemari dan akan membuka pintu itu ketika ia mendengar Sasuke berbicara lagi dan mendengar suara gedebuk keras.
"Oh, kau suka ini kan, Sakura."
"Ya Tuhan, ya! Sasuke-kun!"
'Astaga! Mungkin aku tidak ingin tahu apa yang mereka lakukan di luar sana!' pikir Hinata memekik.
"Ya Tuhan, Sasuke-kun! Aku keluar."
"Aku juga."
'Mereka keluar? Itu adalah berita bagus untukku karena itu berarti mereka akan pergi.' pikir Hinata dengan gembira karena ia sudah merasa sakit dan lelah terjebak di dalam lemari.
"AHHH!"
"HNNNN!"
'Kenapa mereka berteriak? Apa mereka diserang?' Hinata mulai panik dan mendengarkan dengan seksama, semua suara aneh telah berhenti dan ia pikir itu adalah tanda baginya untuk meninggalkan lemari.
"Siap untuk ronde kedua, gadis kecil yang nakal?"
'Sepertinya aku akan berada di tempat sempit ini selamanya.'
***
Keesokan harinya, Hinata berjalan-jalan lagi, tapi ia tampak sangat lelah hari ini. Setelah berjam-jam berada di lemari Sakura, ia akhirnya bisa melarikan diri dari rumah itu ketika Sakura dan Sasuke memutuskan untuk pergi ke kediaman Uchiha.
Tapi ketika ia mencoba untuk tidur, hal-hal yang ia dengar selama berjam-jam di lemari itu membuatnya terjaga sepanjang malam. Meski begitu ia berhasil mendapatkan kupon ramen Naruto dan pemuda itu akan sangat senang.
"Hinata-chan!"
Hinata berbalik dengan senyum di wajahnya mengetahui bahwa itu adalah Naruto yang memanggilnya dan berlari ke arahnya.
"Hai, Naruto-kun! Aku mendapatkan kupon yang kau minta." ucap Hinata ketika ia mengeluarkan kupon ramen itu dan menyerahkannya pada Naruto.
Naruto menyengir pada Hinata, lalu menatap kupon dan mengerutkan kening.
"Ada apa, Naruto-kun? Apa aku mengambil kupon yang salah? Ini satu-satunya kupon yang ada di meja rias Sakura-chan." ucap Hinata.
"Itu... hanya saja kuponnya sudah kedaluwarsa sehingga tidak berguna lagi bagiku." ucap Naruto cemberut dan membuang kupon itu.
"Oh, begitu... sampai jumpa lagi." ucap Hinata pelan, ia berbalik dengan penuh kekecewaan.
"Tunggu, Hinata-chan!" Naruto memanggil lagi.
"Ya, Naruto-kun?" Hinata berbalik dan menghadap Naruto sekali lagi. 'Tolong jangan minta aku untuk pergi ke rumah Sakura-chan lagi. Aku tidak berpikir aku sanggup mendengar kegiatan Sakura-chan dan Sasuke-san lagi.' pikir Hinata.
"Aku hanya bertanya-tanya, aku baru saja memenangkan taruhan dengan Lee dan aku mendapat uang tambahan, jadi apa kau mau makan ramen bersamaku? Sebagai ucapan terima kasih untuk mendapatkan kupon itu?" tanya Naruto.
"Tentu saja!" seru Hinata dengan gembira dan mereka mulai berjalan bersama menuju kedai ramen.
"Hei, Hinata-chan?"
"Ya, Naruto-kun?" tanya Hinata pada Naruto.
"Aku penasaran, kenapa kau tidak gagap lagi!" Naruto berkomentar dan Hinata menyadari bahwa pemuda itu benar. Ia tidak gagap lagi.
"Ya, aku juga bingung apa yang terjadi denganku."
"Hm... apa kau melihat atau mendengar sesuatu yang dramatis? Mungkin itu membuatmu takut atau sesuatu, kau tahu." Naruto menganalisis.
"Kurasa kau benar." gumam Hinata ketika ia mencoba yang terbaik untuk melupakan suara-suara yang ia dengar kemarin.
***
To be continued.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan sopan :)