Anko memelototi semua genin yang akan memasuki Hutan Kematian. Anko sebenarnya puas dengan pekerjaannya itu. Setelah memberikan perintah pada semua genin, ia memperhatikan ketika semua murid itu berjalan ke pintu masuk. Begitu ia tahu bahwa mereka telah memasuki hutan, ia berbalik dan berjalan kembali ke kantornya.
Seraya menunggu kopinya siap, ia tidak bisa menahan diri untuk tidak memikirkan beberapa hal. 'Aku suka menjadi menyebalkan bagi semua orang, ini seperti cahaya untuk hariku! Terutama menjadi menyebalkan untuk Kakashi ketika dia menyodok masuk dan—'
"Hei, Anko."
Anko tersentak dari pikiran kotornya setelah ia mendengar namanya dipanggil, ia mendongak dan melihat Genma berjalan memasuki ruangan pembuat kopi.
"Hei Genma, ada apa? Apa kau ingin meminjam DVD lain dari koleksi sempurnaku?" tanya Anko, ia mengangkat alis pada pemuda itu.
"Tidak hari ini, tapi terima kasih sudah bertanya. Ini benar-benar mengingatkanku pada DVD terakhir yang kupinjam beberapa hari lalu tentang monster hijau yang memasukkan..."
"Hei, Genma, Hei Anko." Ninja lain menyapa mereka.
" Yo." Genma menyapa kembali, ia menyaksikan ninja laki-laki itu mengambil kopi lalu pergi.
"Jadi Genma, apa yang ingin kau katakan padaku?" tanya Anko.
"Oh, yeah! Ada beberapa keluhan tentang suara-suara aneh yang terdengar dari hutan kematian dan kupikir kau perlu memeriksanya." ucap Genma, menyebabkan mata Anko mengeras.
"Ayo kita bunuh beberapa binatang itu." Anko menggeram.
"Um... Aku tidak mengatakan bahwa mereka adalah binatang, mungkin saja itu binatang tapi itu lebih seperti suara erangan." ucap Genma sambil menggaruk kepalanya.
"Suara erangan?" Anko mengangkat alis ke arah ninja di depannya.
"Ya. Banyak erangan." Genma menyeringai.
"Akan kuperiksa." ucap Anko kemudian bergegas keluar dari sana setelah Genma memberitahunya dari mana suara itu berasal.
Begitu Anko tiba di hutan kematian, ia mulai mencari di sekitar hutan di mana Genma mengatakan bahwa ada suara-suara aneh. Mata Anko membelalak ketika ia mulai mendengar suara-suara itu.
'Baiklah, saatnya menangkap pasangan di mabuk cinta di tengah kegiatan mereka. Ini terdengar sangat menghibur.' pikir Anko kemudian berbelok di sekitar pohon dan menyeringai ketika ia melihat pasangan yang sepenuhnya telanjang.
"Hei kalian!" Anko berteriak dengan keras sehingga pasangan itu menghentikan kegiatan mereka dan membeku ketika mereka melihat Anko berdiri di sana. "Aku tidak pernah berharap untuk melihat Bunga Sakura Konoha dan satu-satunya Uchiha yang tersisa bercinta terutama di tengah hutan."
Anko mencibir sementara pasangan di depannya itu mulai berpakaian dengan cepat.
"Aku mengerti ketika dalam suatu hubungan kalian mungkin bosan bercinta di kamar yang sama, tapi kalian tidak boleh melakukannya di hutan. Akan ada debu masuk ke celah pantat kalian dan juga menempel di kulit kalian. Kau tahu, Kakashi dan aku lebih suka melakukannya di sumber air panas, sangat santai. Tapi dari apa yang Kakashi ceritakan, kalian berdua memang sering dimana-mana."
Anko tertawa kecil dan memperhatikan Sakura memerah, sementara Sasuke hanya tampak kesal.
"Ngomong-ngomong, karena aku mengenal kalian berdua, aku akan membiarkan kalian, tapi kalian harus berhati-hati di sekitar area ini. Ada ular di bagian hutan ini. Kalau begitu, sampai jumpa!"
Anko mengedip pada pasangan itu dan menghilang dalam kepulan asap, meninggalkan mereka. Tiba-tiba pasangan itu juga menghilang dan beberapa meter dari daerah itu, Naruto terkekeh sementara Hinata tersenyum.
"Itu adalah teknik luar biasa yang kau pelajari saat berlatih dengan Jiryaya, Naruto-kun." ucap Hinata.
"Ya, aku ingin mencobanya. Itu tadi adalah ilusi Sasuke dan Sakura! Kupikir kita bisa bersenang-senang. Tapi satu hal yang agak menggangguku." Naruto terdiam.
"Apa itu, Naruto-kun?" tanya Hinata.
"Umm, Anko mengatakan bahwa Sasuke dan Sakura sering dimana-mana. Kurasa itu hanya berarti mereka sering berjalan-jalan di desa dan muncul dimana-mana." ucap Naruto.
"Um... Naruto-kun? Kurasa bukan itu yang dibicarakan Anko." Hinata cukup yakin bahwa yang dimaksud Anko adalah tentang Sasuke dan Sakura yang melakukan hubungan seks di berbagai tempat.
"Terseralah. Aku lapar. Ayo ke kedai ramen!" seru Naruto dan dua remaja itu mulai berjalan pergi.
***
"Haacuuu!"
Sakura bersin tepat setelah ia turun dari pangkuan Sasuke.
"Kau tidak sakit, kan?" Sasuke mengangkat alisnya pada gadis yang baru saja menungganginya.
"Tidak... umm, kuharap tidak." Sakura tersenyum pada Uchiha lalu kembali berbagi ciuman mendalam.
Sepertinya Sakura bersin bukan karena sakit, eh, tapi karena ada yang membicarakannya.
***
To be continued.
To be continued.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan :)